
SEBAGAI tindak lanjut instruksi Bupati Bojonegoro maka Pemdes Kedewan Kecamatan Kedewan menghimbau kepada warganya yang merantau agar tidak mudik selama musim virus Corona (Covid-19).
Kepala Desa (Kades) Kedewan, Sumiyati, didampingi Sekdes Dwi Sulastri serta semua perangkat dan petugas Gugus Desa menjelaskan bahwa tindak lanjut instruksi Bupati Bojonegoro, DR Hj Anna Muawanah MSi, perihal pencegahan virus Corona (Covid-19), Pemdes Kedewan telah melakukan beberapa hal di antaranya memberikan himbauan kepada warga untuk mengadakan tempat cuci tangan plus cairan antiseptik pada setiap RT dan kesadaran warga sudah menyediakan sendiri. Kemudian melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh rumah warga dan fasilitas umum, tiap Rabu dan Sabtu dengan mengerahkan 17 tenaga (ketua RT) secara serentak. Dan apabila ketua RT-nya absen digantikan orang lain, dengan diberikan sekedar uang makan Rp 50.000. Menyediakan rumah isolasi berukuran 6 x 8 m dan sudah ada 20 penghuninya dari pulang perantauan. Siaga gugus desa (Gudes) mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB dilanjutkan pukul 19.00 – 21.00 WIB. Setiap pemudik wajib ke Gudes untuk ditermoghen, lalu dikarantina jika kondisinya suhu tubuh di ambang batas normal dengan makan dan minum gratis selama 14 hari menjadi beban tanggung jawab desa. Jika datang mudik tidak lapor akan langsung didatangi oleh petugas Gudes dan Babinsa serta Bhabinkamtibmas, juga kades memimpin langsung. “Alhamdulillah tidak ada dan ada yang pulang itu yang masih bujangan tetapi mereka langsung lapor pada Gugus Desa (Gudes) dan bagi yang sudah berkeluarga sudah memberikan kabar pada keluarganya yang di Desa Kedewan bahwa selama musim corona mereka tidak tilik desa atau mudik demi keselamatan semuanya. Kok ya kebetulan warga Desa Kedewan merantaunya di daerah zona merah yakni Jakarta, Surabaya, Kediri. Termasuk anak kami yang PNS di Jakarta, serta yang di Surabaya dan juga saudara yang di Gresik, semua sudah mengabari bahwa lebaran nanti mereka juga tidak pulang, cukup minal aidin wal faizinnya lewat HP atau medsos,” ungkap kades penerus perjuangan R A Kartini ini kepada Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo).

“Untuk giat patroli dilakukan secara berkala. Karena mereka paham sehingga tidak harus tiap malam. Tetapi agak sedikit kendala yakni kadang-kadang masih ada pemuda yang disuruh bubar saat nongkrong atau ngopi walaupun warungnya sudah tutup kemudian mereka kembali kumpul lagi. Dan di Desa Kedewan hanya ada satu pos gugus menangani lima kewilayahan yakni kelurahan, Dukuh Kemantren, Pule, Margoasri. Sedangkan penyediaan masker, pemerintahan desa memanfaatkan para tukang jahit untuk membuat masker. Penjahitnya adalah Mun, Naning, Srikoncowati, Sriani, Andik, Musriah”.
Kesiagaan lain, lanjutnya, yakni mengawasi arus lalu lintas perekonomian. Mengingat Desa Kedewan, Kecamatan Kedewan, adalah pintu gerbang dari perbatasan Jawa Tengah – Jawa Timur setelah melewati Desa Beji. Dan kebetulan yang sering masuk untuk membeli jagung adalah pedagang dari Blora, Jawa Tengah, sehingga butuh tenaga pengawasan yang ekstra, walaupun pedagang jagung juga taat atas peraturan/himbauan yang berlaku. “Dan tak mungkin kami melarang mereka untuk membeli jagung di sini. Alhamdulillah Babinsa (Basriyono), Imam (Bhabinkamtibmas), serta bidan koordinator (Mujiati) dengan suaminya (Suparman), sangat berperan aktif dalam pencegahan virus corona sebagaimana anjuran pemerintah,” lanjut Kades Kedewan 3 periode yang sebelumnya dijabat oleh suaminya ini.
“Harapan kami, semoga virus corona segera hengkang agar tata kehidupan normal kembali. Yang jelas, warga kami selalu mentaati himbauan pemerintah. Termasuk yang merantau cukup berkomunikasi via HP wong sementara saja kok, sabar nggih”. (F.463)