FAKTA – Pelatihan dan bimbingan Fasilitator Pengendalian pada Orientasi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FR PTM) bagi Kader Posyandu pada 16-17 Oktober 2022 dibimbing Fatqiaturohmah.
Program P2 PTM Dinkes Kabupaten Brebes digelar dua hari di aula kantor Camat Paguyangan Brebes, (16-17/10/2022).
Diharapkan, seluruh peserta yang mengikuti bimbingan ini dapat mengemban amanah sebagai Fasilitator pada orientasi FR PTM bagi Kader Posyandu di wilayah kerja masing-masing.
“Kami berharap kerjasama secara tim dengan baik untuk meningkatkan kompetensi kader di Puskesmas dan di wilayah kerjanya masing-masing,” ujar Rohmah.
Para peserta mayoritas para ibu muda, sebanyak 29 orang lelaki satu orang. Bimbingan pengendalian faktor resiko menyangkut masalah kesehatan termasuk kadar darah, faktor hipertensi, sesak napas karena kelainan paru-paru, asma, TBC, dan diabetes.
Sehingga pemeriksaan faktor risiko harus menjadi budaya di masyarakat untuk menekan angka Penyakit Tidak Menular. Dengan melakukan pengukuran rutin setiap bulan setidaknya untuk tekanan darah, gula darah dan indeks masa tubuh.
Khususnya bagi laki laki yang memiliki lingkar perut >90 dan perempuan dengan lingkar perut >80. Pengukuran juga bisa dilakukan di Posbindu PTM yang ada di setiap desa.
“Budaya memeriksa faktor risiko harus dilakukan di masyarakat, bisa di Klinik perkantoran atau di faktor hipertensi, sesak napas karena kelainan paru-paru, asma, TBC, dan diabetes. Sehingga pemeriksaan faktor risiko harus menjadi budaya di Masyarakat untuk menekan angka Penyakit Tidak Menular.
Lebih lanjut mengatakan bahwa Penyakit Tidak menular merupakan penyakit long term, yang terjadi akibat pola perilaku tidak sehat selama tiga sampai lima tahun sebelumnya.
Contoh seperti pola makan yang tidak sehat karena mengkonsumsi gula, garam, lemak berlebih, malas bergerak, kurangnya aktifitas fisik.
Semua faktor risiko tersebut dapat dicegah jika seseorang mau merubah perilaku. menekankan perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan masa depan. Pun dengan pengendalian faktor risiko juga harus dilakukan sedini mungkin.
Masyarakat harus memiliki kesadaran kesehatan agar tahu kondisi badannya, agar semakin mudah diobati sehingga tidak terlambat.
“Semakin cepat faktor risiko diketahui, semakin cepat pencegahan di hulu bisa kita lakukan, sehingga angka Kematian dapat kita tekan,” tegasnya
Kementerian Kesehatan memberikan fleksibilitas kepada Penyandang PTM dengan memberikan kemudahan mendapatkan obat untuk jangka dua bulan kedepan guna mengurangi mobilitas mereka ke fasilitas layanan kesehatan. (dun)






