Semua  

Tindak Pak Ogah, Polisi Minta Perda

Sekretaris Dishub Kota Makassar, Palaguna.
Sekretaris Dishub Kota Makassar, Palaguna.
Sekretaris Dishub Kota Makassar, Palaguna.
Sekretaris Dishub Kota Makassar, Palaguna.

KEBERADAAN polisi cepek alias Pak Ogah di jalan raya, sudah lama dikeluhkan masyarakat. Bahkan jumlahnya terus bertambah. Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Makassar, Taufik Palaguna, mengatakan, diperkirakan sudah ada 300 Pak Ogah yang menjaga jalur memutar di jalan raya atau U-Turn. Namun belum ada upaya penyelesaiannya.

Diduga ada oknum tertentu yang membekingi Pak Ogah. Apabila tidak diberi uang maka Pak Ogah tidak segan-segan merusak atau mencoretkan paku pada mobil yang berputar. Ketika pengemudi keberatan maka Pak Ogah lebih dulu marah dan melakukan perlawanan dengan tindakan pengeroyokan. Seperti yang pernah terjadi di Jalan Monginsidi, ketika pengemudi tidak sempat memberikan uang, spontan Pak Ogah mengeluarkan kata-kata kotor sehingga terjadi adu mulut dan makin memacetkan lalu lintas.

Taufik mengatakan, belum ada tim khusus untuk penanganan Pak Ogah sehingga mereka masih sulit ditertibkan. Kendala lain, tidak adanya koordinasi khusus dengan Dinas Sosial yang menangani permasalahan Pak Ogah, sehingga tidak ada yang bisa melakukan tindakan tegas kepada Pak Ogah.

Dia pun mengatakan, sebenarnya banyak kegiatan pembinaan yang bisa diberikan kepada Pak Ogah. ‘’Intinya, mereka (Pak Ogah) cari uang dengan cara begitu karena tidak ada lapangan kerja lainnya. Menurut pemkot, memang ada banyak kegiatan pembinaan seperti bulo atau keterampilan lainnya. Kami masih mau bahas itu, apakah dikasih perhatian khusus atau bagaimana, tapi kita belum ada tupoksinya,” kata Taufik dalam Coffee Morning di Kopialps.

Dishub mengklaim sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah Pak Ogah, di antaranya menurunkan 400 anggota untuk mengatur lalu lintas. Meski begitu, jam tugasnya sangat terbatas. “Tim kami turun jam 7 sampai 9 pagi. Lalu sore baru datang lagi. Nah saat kami tidak ada, di situ Pak Ogah masuk. Inilah yang cukup sulit kami tangani,’’ ungkapnya.

Kepala Pembinaan Operasionlal Satlantas Polrestabes Makassar, AKP Samuel, mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya upaya penertiban lalu lintas.

Namun, sampai sekarang masih ada Pak Ogah yang melakukan kegiatan seperti biasanya. FAKTA mencoba konfirmasi kepada Pak Ogah di Jalan Urip Sumoharjo yang bernama Agus bahwa ia melakukan pekerjaan ini karena tidak ada pekerjaan lain. ‘’Di sini sulit dapat pekerjaaan. Untuk jadi Pak Ogah tidak perlu ada tes, yang penting setiap mobil putar balik dapat uang Rp 1.000’’.

‘’Pak Ogah itu kayak hujan, yang satu sudah didata yang lain datang lagi. Kami maunya tidak ada U-Turn karena semakin banyak U-Turn semakin banyak Pak Ogah. U-Turn ini kan juga bikin macet,’’ ungkap AKP Samuel.

Ia minta Pemkot Makassar membuat perda yang mengatur mengenai penertiban Pak Ogah karena Satlantas juga memiliki keterbatasan untuk penanganan lalu lintas. ‘’Harus ada perdanya yang mengatur bagaimana peran Dinas Sosial menangani hal ini. Kasih pelatihan, jangan biarkan mereka di jalan, karena mereka ini cari uang,’’ ungkapnya. (F.546)