Timbul dari Rasa Empati Sesama Pelajar Terdampak Covid-19, Begini Aksi Para Pelajar di Surabaya

“Masing-masing sekolah sudah menyediakan drop box. Semisal, mereka memberikan beras, tinggal diletakkan di drop box yang bertuliskan beras. Begitu juga kalau mereka memberikan gula, bisa ditaruh di drop box yang bertuliskan gula,” jelasnya.

Gita menegaskan, penggalangan bantuan ini bersifat sukarela. Sehingga, tidak ada paksaan kepada para pelajar untuk memberikan bantuan. Meski begitu, antusiasme para pelajar untuk bergotong royong dalam aksi ini sangatlah tinggi.

“Ini sifatnya sukarela. Jadi, kami tidak memaksa mereka. Jumlahnya pun tidak ditentukan, mereka bebas mau menyumbang berapa pun. Kalau adanya hanya Rp 500, Rp 1000, atau Rp 2000 itu juga tidak apa-apa,” tegasnya.

Namun, ia mengatakan, dalam upaya penggalangan bantuan itu mereka mengalami kesulitan untuk berkoordinasi dengan setiap sekolah. Alhasil, mereka mendapat bantuan dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk menginformasikan kepada seluruh kepala sekolah SD-SMP melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) terkait aksi penggalangan bantuan tersebut.