CAMAT Bubulan, Agus Susetyo Hardianto SSTP MM, benar-benar mampu memfasilitasi pertemuan antara tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kecamatan Bubulan, yang dikemas dalam acara silaturahim.
“Ini adalah ujian dan karunia, baru menjabat 3 hari dari acara pamit kenal sudah terjadi insiden antara panitia Agustusan dengan suatu lembaga pendidikan. Alhamdulilah, dalam ‘tabayun’ yang kami selenggarakan ini dicapai 3 pilar, yakni 1. permohonan maaf forpimka kepada MI dan MTs atas keterlambatan pengiriman undangan dalam kegiatan sehingga terjadi salah paham (mis komunikasi). 2. Madrasah Nurul Salam dan MTS Tauhid Diya juga sudah memaklumi permasalahan dan tidak terulang kembali di masa mendatang. 3. Perdebatan di media sosial harus dihentikan. Itulah yang kita capai, dan para penumpang yang punya kepentingan, kami harap jangan terus obor-obor atau ngompori yang berujung timbul permasalahan. Karena Bubulan yang sebenarnya adalah masyarakat yang cintai damai,” jelas Camat Bubulan yang akrab dipanggil Pak Antok.
Lebih lanjut camat termuda di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, ini menjelaskan bahwa, apa yang terjadi di wilayahnya adalah menjadi tanggung jawabnya. Walaupun ketika pra kegiatan maupun rapat panitia juga tidak tahu-menahu sama sekali alias “blas babar pisan”, karena belum menjabat, “Lha tiga hari setelah acara pamit, lha kok ada polemik di hari kemerdekaan kok timbul sesuatu hal, ya kami terima, alhamdulillah dan ini rejeki. Mengapa demikian ? Ya tentunya di balik musibah tentu ada hikmah, kalau kita mau menerima dengan bahasa inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Datang dan pergi itu harus kita terima, bahwa cobaan dan ujian ini datang semata-mata dari Allah. Dan ini pertanda kalau Allah cinta pada kita. Sekarang suasananya sudah damai, kondusif dan berubah harmonis. Stop perdebatan, stop pertengkaran, stop permusuhan, stop pertikaian, di media sosial. Mari kita saling asuh, dan marilah kita menghargai pendapat orang lain bila terdapat beda pandangan”.
Kapolsek Bubulan, AKP Supadji, berharap segala hal yang mengarah pada perpecahan melalui media sosial, distop sampai di sini saja. “Wajar manusia tempat khilaf dan hendaknya kita saling menyadari. Dan kami selaku Forpimka (Forum Pimpinan Kecamatan), sangat matur nuwun, seperti yang disampaikan Pak Camat dan Romo Kyai Salam, serta tokoh-tokoh yang hadir di sini. Harapan kami, kebersamaan dan kekompakan di Bubulan jangan dikotori apalagi ditumpangi kepentingan politik dan individu yang mengarah pada perpecahan bangsa, khususnya di Bubulan. Hikmah yang patut kita ambil, yakni kita semakin dewasa dan bisa mengoreksi dan mengevaluasi agar ke depannya bisa baik diawali berbaik hati pada hari ini (23-08-2017)”.
Kepala KUA Kecamatan Bubulan, Arison, berkata,”Marilah kita membangun dan mempererat silahturahim antara muspika, ulama, umaro, dan bersama-sama memaklumi. Stop perdebatan dan marilah kita teruskan pembenahan demi suksesnya pembangunan di Bubulan. Membangun jiwa serta pembangunan fisik diawali dengan rasa kebersamaan”.
“Jangan salahkan Pak Camat, karena Pak Antok menjabat Camat Bubulan baru beberapa hari. Memang persoalan yo pancen ada, namanya juga wong akeh, tapi syukur alhamdulillah saiki wis podho genah, faham dan damai dan jangan saling salah-salahan lagi, sing wis yo wis, mari kita jaga persatuan dan kesatuan NKRI, khususnya di wilayah Bubulan,” pesan tokoh masyarakat Bubulan yang juga PNS beralamat di sebelah barat Kantor Kecamatan Bubulan, namun berdinas di Kecamatan Ngasem, Romo Kiswaji. (F.463)