PARA terduga teroris yang ditangkap di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur telah menyiapkan aksi teror dengan nama sandi ‘konser akhir tahun’, kata seorang mantan pejabat keamanan.
Mereka diduga kuat merupakan simpatisan atau anggota jaringan kelompok militan Negara Islam atau ISIS, kata mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, BNPT, Ansyad Mbai.
“Telah ditemukan indikasi kuat (pendukung) ISIS ini akan melakukan aksi serupa di Indonesia. Bahkan mereka sudah ada sandi operasinya yaitu ‘konser akhir tahun’,” kata Ansyad kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (20/12).
Menurutnya, temuan terakhir aparat keamanan menunjukkan ‘ada hubungan komunikasi’ antara jihadis WNI di Suriah dengan para jihadis yang ada di Indonesia, yang sudah kembali dari Suriah.
Temuan inilah, lanjutnya, yang ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian dengan serangkaian penangkapan terduga terorisme tersebut.
“Satgas anti-teror kita tidak mau ambil risiko dengan menunggu mereka beraksi, yaitu dicegah dengan melakukan penangkapan,” kata Ansyad.
Kapolri: Aksi pengeboman
Di tempat terpisah, Minggu (20/12), Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan sejumlah orang terduga teroris yang ditangkap di perbatasan Banjar-Cilacap, Tasikmalaya, Sukoharjo, serta Mojokerto karena ‘hendak melakukan aksi pengeboman di sejumlah tempat di Indonesia’ pada bulan Desember ini.
Ansyad dan Kapolri tidak menyebut secara persis target sasaran serangan kelompok tersebut, tetapi Kapolri membenarkan sembilan orang tersebut ‘merupakan pendukung ISIS. Ada yang anggota ISIS dan ada yang simpatisan.’
Sementara, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Sulistyo Pudjo Hartono, mengatakan pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap aktivitas jaringan lama yang pernah terlibat tindakan terorisme di wilayah Jabar.
“Kita sudah tahu lokasi di mana mereka tinggal, kita awasi terus,” kata Sulistyo saat dihubungi Minggu malam.
Sejumlah laporan menyebutkan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Pori melakukan serangkaian penangkapan mulai Jumat (18/12) hingga Minggu (20/12).
‘Jaringan’ Abu Jundi
Pada Jumat (18/12) siang, Densus menangkap terduga teroris berinisial IW alias Koki di perbatasan Banjar dengan Cilacap.
Di Tasikmalaya, aparat keamanan menangkap dua terduga teroris, AU dan ZL, yang salah seorang di antaranya memiliki keahlian merakit bom, kata polisi.
AU disebut sebagai pengajar sebuah pesantren AM di Tasikmalaya, sementara ZL merupakan santri di pesantren tersebut.
Selanjutnya, Sabtu (19/12), terduga teroris AK alias Abu Jundi yang ditangkap di Kota Sukoharjo.
Terakhir, Densus menangkap tiga terduga teroris – dua di antaranya berinisial IW dan CA alias Amin – di dua lokasi di Kota dan Kabupaten Mojoketo, Jawa Timur, Sabtu dan Minggu dini hari.
Kapolri Badrodin Haiti mengatakan sedikitnya enam orang yang ditangkap itu merupakan ‘jaringan Abu Jundi’.
Kepolisian, lanjutnya, terus mengembangkan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada kelompok lain yang terlibat.
Sejak Agustus 2014 lalu, pemerintah Indonesia telah menyatakan menolak ideologi yang diusung kelompok militan ISIS dan melarang pengembangan ideologinya di Indonesia.
Namun demikian, aparat hukum tidak dapat memproses secara hukum apabila ada WNI yang mendukung ISIS, kecuali yang bersangkutan terbukti melakukan tindakan terorisme. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com