Daerah  

Tarok City Menanti Sentuhan Tangan Dingin yang Bijak

Oleh : Syafrial Suger

Tanah negara seluas 697 Hektare di Korong Tarok, Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, itu diberi nama Kawasan Pendidikan Terpadu (KPT) Tarok City. Terobosan yang dilakukan bupati periode 2016 – 2021, Ali Mukhni – Suhatri Bur itu, berpeluang menjadi etalase Sumatera Barat, dan akan menjadi sebuah peradaban baru di daerah ini.

Kehadiran KPT ini merupakan pertama di Indonesia, kampus berbagai perguruan tinggi disatukan, dalam satu kawasan yakni, Kampus ISI, UNP, Politeknik, Unand, UIN, Diklat LAN serta sejumlah kampus lainya, di samping bangunan rumah sakit serta pendidikan.

Pembukaan lahan KPT merupakan lokasi terbaik untuk kawasan bidang pendidikan, berada di kaki Gunung Tandikek, dengan memiliki hawa sejuk, dan juga telah menjadi salah satu exit Tol, Padang-Pekanbaru yang berdekatan dengan Bandara Internasional Minangkabau (BIM). KPT Tarok City memiliki letaknya cukup strategis itu, sekaligus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, baik bagi masyarakat kecamatan Kayutanam khususnya, maupun bagi pemerintah daerah Kabupaten Padang Pariaman.

Tanah negara seluas 697 hehtare itu, diperuntukan dan pemanfaatannya diserahkan kepada pemerintah daerah sesuai RTRW, didasari Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Negara (BPN) Nomor 25-UB-2013 tertanggal 3 September 2013. Sesuai RTRW pemerintah daerah setempat menjadikannya KPT serta bangunan publik yang menjadi Kawasan Pembangunan Strategis.

Membangun sebuah peradaban baru itu tentunya melihat Kawasan Tarok City itu bukan tanah kosong. Artinya, sudah ada sebelumnya aktivitas masyarakat yang ada di daerah itu, yang mewariskan kekayaan alam. Nah..! Dalam pencarian solusi agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik pada pembangunan KPT itu, hendaknya dilakukan melalui riset arkeologi dengan pendekatan interdisiplin.

Bicara peradaban, tentunya ada aspek penting yang harus di telusuri di situ. Ada semacam elemen penting yang antara lain ada migrasi manusia, kemudian organisasi dan regulasi, termasuk juga peradaban yang berkelanjutan. Selain itu, juga memperhatikan aspek geografi, demografi dan budaya masyarakat disana.

Sebab, pembangunan KPT itu akan berdampak pada tiga aspek. Pembangunan gedung beserta sarana dan prasarananya serta datangnya penduduk baru dari luar daerah akan berimplikasi pada tatanan kehidupan sosial budaya di daerah itu. Hal lain yang juga tak kalah penting untuk diperhatikan ialah mempertahankan keseimbangan ekosistim, dan merevitalisasi daerah tersebut.

Hampir 9 tahun bergulir, isu pembangunan di kawasan Tarok City berjalan bersamaan dengan polemik yang dihadapi masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Isu ini tak pernah sepi menemui ruang publik. Pandangan serta pemikiran yang bernas mengisi bahan perdebatan.

Bahkan, warga Kapalo Hilalang telah menggelar demonstrasi kepada pemerintah, dan lebih ironisnya terjadi pengusiran wakil bupati oleh warga yang hendak melakukan audensi bersama masyarakat di daerah itu. Hingga kini, warga belum mendapatkan hawa sejuk dari pihak pemerintah daerah dalam menyelesaikan konflik yang ada di KTP itu. Begitu primordialnya persoalan Tarok City ini, direspon oleh beberapa tokoh masyarakat Padang Pariaman.

Kini, nasib KPT berubah menjadi Drama Korea (Drakor), dan cara penyelesaian masalahnya penuh dengan siasah dan siasat menggemaskan. Padahal, persoalannya tidak begitu rumit. Tinggal dari pemerintah daerah berkeinginan untuk menyelesaikan permasalahan ini bersama warga dengan dimulainya pembangunan di KTP Tarok City.

Dalam penyelesaian KTP ini, semua unsur dilibatkan agar warga tidak dirugikan dalam pembangunan tersebut. Sekiranya ini dibiarkan berlarut larut, bak api dalam sekam akan disua di kawasan tersebut.

Kehadiran KPT Tarok City, selain peradaban baru Padang Pariaman, sekaligus menjadi lompatan besar bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pemerintah daerah setempat untuk segera menyiapkan Tim Percepatan Pembangunan, sehingga pergerakannya jadi terukur, dan terevaluasi. Ini menjadi salah satu kerja prioritas bupati terpilih periode 2025 – 2030 bersama wakilnya.

Kawasan Tarok City merupakan kawasan terpadu dan telah tercatat dalam Program Strategis Nasional (PSN), akan menjadi masa depan masyarakat dan daerah, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, serta dapat mewujudkan visi besar Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis.

*) Penulis adalah wartawan dan mempunyai sertifikasi UKW dari Dewan Pers