PADA tahun 2019 nanti Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sarana dan prasarananya akan ditingkatkan. Pernyataan tersebut disampaikan pihak Kemendes PDT-Trans melalui Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Dirjen PKTrans), M Nurdin, di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Rice Milling Unit (RMU) atau alat penggilingan padi di Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Cahaya Baru Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Batola.
“Pihak Dirjen PKTrans akan terus melanjutkan. Tahun depan kita akan dukung lagi sarana prasarana. Kemarin kita baru rapat bersama Komisi V DPR RI terkait apa-apa yang dibutuhkan di sini,” kata Nurdin.
Diutarakannya, selain meningkatkan sarpras dan revitalisasi juga akan ditingkatkan kapasitas petani, lembaga-lembaga ekonomi, tokoh-tokoh desa dan lainnya. Tujuannya, agar keberadaan petani di kawasan KTM Cahaya Baru yang lahan pertaniannya dijadikan pengembangan pertanian lebak modern menjadi optimal.
Terkait pembangunan RMU, Dirjen PKTrans itu menerangkan, untuk mengantisipasi peningkatan produksi beras petani mengingat di kawasan setempat tengah dijadikan kawasan pengembangan produksi pertanian lahan rawa lebak. “Kami mempertimbangkan RMU yang berkapasitas 1,2 ton per jam ini sangat dibutuhkan. Mengingat hasil padi di sini nantinya akan berlipat minimal dua kali karena panennya dua kali setahun,” katanya.
Diperkirakan, hasil produksi padi di Jejangkit nantinya terus meningkat melalui panen yang terus bertambah hingga tiga kali setahun. Untuk mengantisipasi itu tentunya dibutuhkan alat berkapasitas yang sesuai. “Makanya tahun depan kita akan mendukung lagi. Kita berharap rencana ini mendapat dukungan Komisi V agar keberadaan sarana prasarana bisa dilanjutkan ke depannya,” tukasnya.
Dirjen PKTrans itu menjelaskan, dukungan sarana prasarana dan peningkatan kapasitas sangat menentukan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Mengingat tanpa itu pembangunan yang dilaksanakan tidak akan maksimal.
Anggota Komisi V DPR RI, H Abdul Latif Hanafiah, yang turut melakukan perjalanan mengatakan, pihaknya akan berusaha memperjuangkan apa yang menjadi harapan pihak Kemendes PKT-Trans. Lebih-lebih keinginan itu dinilainya memang sangat dibutuhkan serta memberi manfaat bagi peningkatan perekonomian dan kesejeteraan petani. Dirjen PKTrans melihat di lapangan bahwa hal itu memang sangat dibutuhkan dan rencana itu dipandang cukup bagus serta bermanfaat, karena itu pihak Dirjen PKTrans akan mengabulkan.
Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, merasa bersyukur atas perhatian yang diberikan dari pihak Kemendes PDT Transmigrasi yang setiap tahunnya selalu ada. Khusus terhadap bantuan RMU, pembangunan jalan, bantuan peralatan TK dan PAUD Anak, pembangunan rumah jamur tiram, serta penyerahan bantuan sarana olahraga, Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, berharap kepada masyarakat agar bisa memeliharanya sehingga keberadaannya bisa berlangsung lama.
Pembangunan RMU berkapasitas 1,2 ton per jam ini bertujuan untuk memudahkan para petani dalam melakukan penggilingan padi. Keberadaan RMU ini dipandang sangat tepat karena di kawasan ini tengah mengoptimalkan lahan rawa lebak menjadi pertanian produktif dengan sistem polder.
Sebelum melakukan peletakan batu pertama RMU, rombongan yang didampingi sejumlah pejabat terkait dari Provinsi Kalsel dan Kabupaten Batola meninjau lokasi optimasi pengembangan lahan rawa lebak di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, yang dikembangkan Kementerian Pertanian sekaligus dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia (HPS) yang akan dilakukan panen raya oleh Presiden Jokowi pada 18-21 Oktober 2018.
Rombongan Dirjen PKTrans mendapat penjelasan tentang pengembangan Optimasi Lahan Rawa Lebak di Desa Jejangkit Muara dari Sekdakab Batola, H Supriyono. Di hadapan hadirin, Supriyono menguraikan tentang teknis pengembangan serta dampak keuntungan dengan dijadikannya Jejangkit sebagai kawasan pengembangan kawasan pertanian produktif.
“Ada satu input dari pengembangan pertanian ini paling tidak akan menjadikan kawasan pertanian modern yang tadinya digarap secara tradisional,” katanya sembari menambahkan, dulu lahannya banyak yang dibiarkan dan hanya ditumbuhi segala rerumputan berduri.
Sekda Batola, H Supriyono, menambahkan, terdapat 750 hektar pengembangan sawah di kawasan Jejangkit ini dengan pengembangan tahap pertama seluas 250 hektar.
Menurutnya, sistem polder akan membantu meningkatkan produktivitas padi di kawasan Jejangkit. Dan ia pun optimis keberhasilan pengembangan padi dapat direflikasi oleh kawasan transmigrasi lahan rawa lainnya. “Kalau sekarang penanaman satu kali dalam setahun. Dengan sistem polder ini diharapkan minimal bisa dua kali setahun, syukur-syukur bisa tiga kali,” katanya.
H Supriyono juga menjelaskan tentang kawasan Transmigrasi Mandiri (KTM) Cahaya Baru. Menurutnya, kawasan itu telah ditetapkan sebagai KTM sejak tahun 2006 saat Menakertrans-nya dijabat Erman Suparno yang kala itu mengajak pemerintah daerah untuk mempercepat pengembangan kawasan tersebut. “Saat itu beliau datang ke sini sekaligus ke Desa Karang Indah. Beliau membandingkan antara Cahaya Baru dan Desa Karang Indah. Kemudian beliau membisikkan agar bagaimana caranya Cahaya Baru secara cepat bisa sama dengan Karang Indah. Maka lahirlah KTM ini,” jelasnya.
Sekda Batola, H Supriyono, mengatakan, dulunya Batola sendiri merupakan salah satu dari 144 kabupaten tertinggal. Namun saat ini telah meningkat menjadi kabupaten yang berpotensi maju.
Sekda pun berharap pengembangan prukades di KTM Cahaya Baru dapat mendorong kawasan setempat benar-benar menjadi kabupaten maju. “Semoga dengan ini Barito Kuala tidak hanya menjadi daerah potensi maju tapi benar-benar maju dan para pejabat pusat yang datang tidak hanya membawa harapan tapi juga membawa dana,” selorohnya.
Selain meninjau Kecamatan Jejangkit, rombongan Kemendes PDT dan Trans juga melakukan pertemuan dengan Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, di rumah jabatan di Marabahan dan melanjutkan kunjungan ke Kampung Inggris Transmigrasi yang berada di Desa Karang Indah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola.
Di tempat itu Dirjen PKTrans, M Nurdin, melantik 50 Pejabat Administratur dan Pengawas di Lingkungan Ditjen PKP2Trans dan Ditjen PKTrans Kemendes PDT dan Tansmigrasi. Acara pelantikan juga dirangkai penandatanganan prasasti bantuan bangunan jalan dari dana DAK di KTM Cahaya Baru sepanjang 1,5 kilometer senilai Rp 3.064.935.000. Selain itu juga diserahkan bantuan peralatan TK dan PAUD Anak Bangsa di KTM Cahaya Baru senilai Rp 50 juta, penyerahan bantuan pembangunan rumah jamur tiram senilai Rp 92.440.000, serta penyerahan bantuan sarana olahraga senilai Rp 50 juta. (Tim)