WABUP Badung, Suiasa, mengajak warga Kuta Selatan dan Kampial khususnya untuk bersama-sama meningkatkan perannya dalam proses demokrasi. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan demokrasi berkualitas. Harapan itu disampaikan Wabup Suiasa di sela-sela pisah kenal Kaling Menesa Kampial, Jumat malam (21/9).
Suiasa memaparkan, jumlah penduduk di Kuta Selatan memang terus meningkat. Namun disayangkannya tingkat golput masih sangat tinggi. Bahkan dirinya mengaku kerap mendapat pertanyaan kenapa golput di Kutsel masih tinggi.
Seperti halnya pada tahun 2017 lalu golput di Kutsel sebanyak 30 persen dari total 75 ribu jumlah penduduk Kutsel. “Coba dihitung berapa ribu yang tidak ambil bagian dalam proses demokrasi kemarin ?” ujarnya.
Oleh karenanya dia mengajak masyarakat untuk sadar dan ikut berperan aktif dalam proses demokrasi ke depannya. Sebab semua kebijakan yang dinikmati masyarakat saat ini tidak terlepas dari proses demokrasi politik baik secara langsung maupun tidak. Dirinya juga mengajak para Kaling dan tokoh masyarakat untuk terus memotivasi masyarakat agar lebih aktif mengikuti proses demokrasi ini.
Pejabat asal Desa Pecatu ini juga tidak memungkiri justru golput banyak terjadi di perumahan-perumahan. Karenanya dia mengajak para Ketua Perumahan untuk berperan aktif mendorong dan memotibasi warganya untuk datang ke TPS. “Kalau kita hanya menikmati hasil politik tanpa ikut berpartisipasi dalam proses politik itu juga dosa namanya,” ujarnya.
Di bagian lain Suiasa juga mengingatkan fungsi Kaling saat ini lebih dominan pada administratif. Apa pun potensi yang terjadi di masyarakat harus dicatat oleh kaling. “Jadi fungsi administratif adalah yang paling menonjol pada kepala lingkungan,” imbuhnya.
Karena kaling adalah sumber data awal dalam pelaksanaan pemerintahan. “Jangan sampai kaling tidak mempunyai catatan atau data tentang potensi wilayahnya. Karena inilah domain dari kaling itu sendiri,” tegasnya. Fungsi keduanya adalah kemasyarakatan. Oleh karenanya kaling harus mampu memberikan dorongan dan motivasi ke masyatakat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan. “Ketiga adalah fungsinya sebagai fasilitator dan mediator yaitu kepada masyarakat dan pemerintah atasannya”.
Diibaratkanya listrik maka kaling ini adalah tegangan positif dan negatif yang mampu melahirkan cahaya. Kalau hal ini salah satunya tidak berfungsi maka tidak akan ada cahaya yang dihasilkan. “Kalau ketiga fungsi ini bisa dilaksanakan dengan baik maka itulah tugas ideal seorang kaling,” paparnya.
Terkait fungsi administrasi, dia juga mengingatkan karena berkaitan dengan demografi. Karenanya dalam melakukan pencatatan administrasi diharapkannya kaling bisa seleksi dan ketat. Jangan sampai memberikan administrasi kependudukan terhadap orang yang tidak jelas. Karena demografi bisa menjadi potensi tapi bisa juga jadi masalah. “Kalau semuanya jelas, baik asalnya maupun latar belakangnya apalagi ada potensi yang dimiliki maka akan menjadi bonus demografi,” imbuhnya.
Dipaparkannya pula penduduk Kuta Selaran saat ini bertambah banyak. Hal ini bisa dikarenakan kaling rajin mendata, kedua karena kebijakan pemerintah Badung. Di mana hampir semua kebutuhan masyarakat kini sudah disiapkan oleh pemerintah.
Sementara itu Kaling Menesa yang sudah menyelesaikan masa tugasnya, Wayan Loka Astika, mengaku mengingat luasnya wilayah dengan 14 perumahan tentu ada hal yang belum bisa dilaksanakan. Oleh karenanya dia berharap kepada kaling baru agar bisa melanjutkan program yang belum dilaksanakan terutama dalam bidang pembangunan.
Kaling Menesa yang baru, Ketut Wendra, meminta dukungan masyarakat agar bisa mengemban tugas barunya. Karena tanpa dukungan masyarakat tidak mungkin bisa melaksanakan tugas secara maksimal.
Dia juga mengatakan, selain akan melanjutkan program kaling sebelumnya juga akan membuat program baru sesuai visi misinya saat pemilihan yaitu mewujudkan masyarakat Menesa yang harmonis. (Rilis)