
SMP Negeri 1 Gondang walau secara geografis jarak tempuh dari kota Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, sekitar 49 km bukan berarti monoton dan tak berprestasi, tetapi upaya inovatif tiada henti terus dilakukan hingga kini.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gondang, Drs Sarwo Edi, didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ahmad Zubaidillah SPd, kepada Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo) menjelaskan bahwa secara umum untuk proses belajar mengajar tidak terkendala, tetapi fasilitas untuk belajar perlu pembenahan serius. Yakni, atap ruangan, pagar, bahkan pergantian genteng bocor/pecah mencapai 700 keping. “Sampai kami bawakan genteng dari rumah pribadi di Desa/Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Alhamdulillah ukurannya sama dengan genteng yang di rumah”.
“Pada awalnya saat dipindah ke Gondang secara pribadi agak prihatin, ruang kepala sekolah kalau hujan kok ‘trocoh’ (bocor). Begitu hari kedua, mulai keliling lintas ruang bersama wakasek, lalu kami identifikasi ternyata demikian kondisinya. Begitu tahu kondisinya tersebut tanpa berlama-lama kami melayangkan surat pemberitahuan plus proposal ke dinas. Dari hal kecil misalnya genteng retak/pecah, kita segera berbenah. Maka kelak menjadi tertib dan tertanam sikap disiplin. Sedangkan pagar itu juga menjaga dan melatih berdisiplin keluar masuk sekolah agar tidak ‘brosotan’,” jelas mantan Kasek SMPN 1 Trucuk ini.
Lebih Lanjut, kepala sekolah yang terkenal dengan pola harmonisasi lintas sektoral ini mengungkapkan bahwa perihal siswa bersepeda motor, pihaknya sudah melakukan MoU dengan pihak Polsek, mengingat usia SMP belum diperbolehkan menggunakan motor. Dan bila siswa menggunakan sepeda angin/kayuh/pancal kasihan karena topography/medan jalannya yang melelahkan. “Setelah kami sampling pada beberapa orangtua murid tentang kenapa mereka sekolah diperbolehkan bawa motor sendiri, alasan mereka tidak sempat mengantar karena kerja mereka bercocok tanam berangkat pagi. Problem seperti ini memang katagori simalakama, kalau pihak sekolah melarang bisa jadi tak akan dapat siswa. Sementara secara naluri, jika dari kecil diperbolehkan melanggar maka dewasanya kelak semoga mereka paham kalau melanggar hukum itu tidak baik. Sekali lagi semoga mereka selamat dalam perjalanan, setelah mendapat pembinaan dari pihak kepolisian, di antaranya harus pakai helm standar SNI, batas kecepatan, tertib berlalu lintas. Tapi pihak sekolahan tidak menyediakan parkir untuk motor siswa”.
Guru Ikhlas Mengabdi

Demi meraih prestasi minimal mengimbangi prestasi para siswa SMP di kota, maka guru SMPN 1 Gondang ikhlas hingga bermalam di sekolahan. Dan itu bukan hal yang tabu. Karena prestasi siswa yang telah dipercayakan oleh wali murid adalah tanggung jawab guru. Walau gurunya beralamat puluhan kilometer, ada yang dari Sumberrejo, Kepohbaru, Sugihwaras. Bahkan sang manajer (kepala sekolah), justru yang terjauh tinggalnya, yakni di Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, sekitar 92 km. Mirip sebuah lagu dari Bang Haji Rhoma Irama,”Ini semua aku lakukan, demi cinta, cintaku kepada siswa supaya berprestasi”.
Adapun prestasi yang telah diraih antara lain juara bela diri Taekwondo putri, juara II Tingkat Provinsi Jatim, juara II lomba Gudep Unggul Tingkat Kabupaten Bojonegoro. Dan juara I nyanyi solo, serta beberapa juara lainnya.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang selenggarakan oleh SMPN 1 Gondang di antaranya pada hari Senin dan Jum’at adalah Pramuka. Hari Sabtu melukis, taekwondo dan drumband. Hari Senin taekwondo, hari Selasa EIC (English Intensitas Class), bola voli. Hari Rabu seni tari, KIR. “Untuk hari Kamis, dalam proses ekstra kurikuler religi hadrah yang akan segera kami realisasikan,” lanjut Kasek SMPN 1 Gondang dengan penuh bijak.
Selanjutnya ada siapa saja di SMPN 1 Gondang ? Simak pada judul lainnya. (F.463)






