SMK PGRI 1 Ngawi Membangun Sinergi Pendidikan Vokasi Kolaborasi Sekolah Perguruan Tinggi, dan Industri Menuju Lulusan Unggul dan Siap Hadapi Masa Depan

FAKTA – SMK PGRI 1 Ngawi (Grisa), memberikan terobosan baru bagi anak didik, khususnya ekonomi masyarakat menengah kebawah, jadi ada harapan baru, bagi yang ingin melanjutkan perkuliahan jenjang pendidikan berikutnya SMK PGRI 1 Ngawi, memberikan peluang kepada anak didik, dengan sinergitas Universitas Teknologi Yogyakarta dengan tujuan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan siap pakai yang berkualitas, di Aula Grisa pada hari Kamis (24/7/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Kab. Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, M.H., M.Si, Kepala SMK PGRI 1 Ngawi Farid Samsul Hadi, S.Pd, M.Pd, Rektor UTY Dr. Bambang Moertono, M.M. Akt., CA., Wakil Rektor I Bidang akademik dan Riset Dr. Arif Hermawan, MT., Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Dan Keuangan Bahagia Tarigan, SE. M.Si., Ak., CA., CPA., Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Eko Setyo Humanika. M.Hum.,
Wakil Rektor IV Bidang Kreativitas, Kewirausahaan dan Pengabdian Masyarakat Hendriawan, MT., Ph.D, Direktur Utama PT MMP
Gede Agus Prayajana,
Direktur Utama PT JULANG MARCHING ISTOMO SUSILASTORO S.H, Direktur Utama PT SIMULTEK Fachrurozi Nur Hidayat, S.Pd. Selain itu juga Kepala Dinas Perdagangan Dan Tenaga Kerja Kabupaten Ngawi Kusumawati Nilam, S.S.SI,MT, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Nurhamid, SP.MMA (mewakili), Ketua Komite SMK PGRI 1 Ngawi Hadi Santoso, M.Pd, Ketua PGRI Kab. Ngawi Ismono, M.Pd, Ketua YPLP PGRI Kab. Ngawi Hary Supriyono. S.Pd., M.Pd, dan Guru SMK PGRI 1 Ngawi.

Saat media mengkonfirmasi kepada Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Ngawi, Farid Samsul Hadi, mengatakan kami sangat aprisiasi terkait terobosan vokasi ini, semoga bisa di implementasikan di masyarakat, lulusan dari SMK ini bisa mencetak lulusan yang terbaik dan bisa siap kerja, kita siap mencetak Sumber Daya Manusia (SDM),” ujarnya.

Di era transformasi pendidikan vokasi, dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara sekolah perguruan tinggi, dan industri untuk menjawab tantangan dunia kerja yang semakin kompleks, SMK tidak hanya dituntut menghasilkan kerja, tetapi juga mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dan bisa beradaptasi dengan dinamika industri, untuk mewujudkan ekosistem pendidikan vokasi yang berkelanjutan dan relevan, diperlukan forum” kegiatan Fokus Group Discussion” (FGD), media strategia untuk menyatukan persepsi, menyusun langkah kolaboratif, serta merumuskan model pengembangan kompetensi yang sinkron antara sekolah, perguruan tinggi, dan dunia industri.

Dalam kegiatan Fokus Group Dicucussion ( FGD )ini, setiap unsur yang terlibat memiliki peran strategis untuk merumuskan solusi bersama. Dalam mengembangkan pendidikan vokasi yang relevan, adaptif dan berkelanjutan, peran ini, diinisiatori oleh sekolah SMK PGRI 1 Ngawi, sebagai pelaksana utama pendidikan Vokasi, sekolah berperan aktif, menyampaikan kebutuhan riil di lapangan terkait pengembangan kompetensi peserta didik dan guru.

Adapun yang berperan dalam suksesnya kegiatan ini, meliputi:
a. Sekolah ( SMK PGRI 1 Ngawi, sebagai pelaksana utama pendidikan vokasi, sekolah juga menyampaikan inisiatif program yang telah di jalankan seperti, Sister School, Teaching Factory, pemagangan serta menjadi tantangan dalam pelaksanaanya.

b. Universitas Teknologi Yogyakarta, berperan sebagai mitra akademik yang mendukung penguatan literasi keilmuan inovasi teknologi, serta mendampingi pedagogik bagi guru SMK dalam FGD ini, Perguruan Tinggi juga membuka peluang riset terapan dan kontribusi tridarma dalam konteks pendidikan vokasi.

c. Pemerintah Daerah ( Pemda Ngawi ), Pemerintah daerah berperan sebagai fasilitator kebijakan daerah, menghubungkan lintas sektor, serta mendorong sinergi antara pendidikan dan pembangunan wilayah, dalam FGD ini, pemda memberikan dukungan kebijakan, serta menjamin berkelanjutan kolaborasi dalam konteks pembangunan SDM daerah, peran pemda sangat penting dalam memastikan bahwa hasil FGD menjadi kebijakan yang nyata.

d. Dinas Pendidikan Wilayah Cabang Dinas Pendidikan wilayah Madiun, bertindak sebagai pembina teknis dan pengendali mutu, memberikan arahan format serta memasukkan penjelasan kurikulum SMK dengan kebijakan nasional seperti belajar merdeka, belajar revitalisasi SMK, dinas juga mendukung replikasi model kolaborasi ke sekolah lain di wilayah binaannya.

e. Dunia Usaha dan dunia industri ( BUDI ) industri menjadi muara dari lulusa SMK sekaligus mitra kritis dalam pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan yang nyata.

f. komite Sekolah dan yayasan mewakili aspirasi masyarakat dan orang tua siswa, dalam FGD ini mereka berperan menyuarakan kebutuhan dasar dan harapan masyarakat terhadap kualitas lulusan SMK, serta mendukung kebijakan sekolah dalam menjamin kemitraan yang produktif, komite sebagai penguat legitimasi sosial atas yang di rumuskan hasil FGD.

Media juga mengkonfirmasi bapak Hendra, bagian humas SMK PGRI 1 Ngawi, beliau menyatakan terkait program FGD dan vokasi tersebut, memiliki orientasi yang cemerlang, dan bisa di implementasikan di masyarakat, setelah lulus dari SMK kemana, yaitu kerja, melanjutkan perguruan tinggi, ataupun wirausaha, dan kami berharap kepada Pemerintah Daerah agar mendukung dan harus hadir sebab ini masalah sosial, salah satu ekonomi menengah kebawah yang notabennya ingin belajar melanjutkan ke perguruan tinggi, namun tidak mampu disebabkan faktor ekonomi, dan harapannya anak kami yang berlatar belakang ekonomi kebawah, bisa di bantu melanjutkan ke jenjang perkuliahan selanjutnya, sehingga lulusan SMK bisa melanjutkan pendidikan ke Universitas Teknologi Yogyakarta, kami siap memfasilitasi dan mencetak generasi yang berkualitas dan SDM yang mumpuni siap kerja,” tuturnya.(Zamhari)