Skandal Rp2,1 Triliun Mencuat, KPK Grebek Kantor Pusat BRI

FAKTA – Jakarta kembali diguncang skandal korupsi berskala jumbo. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi membidik proyek pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC) milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) senilai Rp2,1 triliun yang berlangsung selama periode 2020 hingga 2024.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, dalam keterangan resminya menjelaskan, tim penyidik berhasil menyita sejumlah bukti penting yang berkaitan langsung dengan proyek pengadaan EDC tersebut.

“Kami temukan dokumen pengadaan, bukti transaksi, data tabungan, serta perangkat elektronik yang berisi informasi relevan,” ungkap Budi kepada wartawan.

Menurutnya, penggeledahan dilakukan di dua titik strategis di lingkungan kantor pusat BRI.

Kedua lokasi diduga menjadi pusat kendali proyek dan tempat lalu-lintas administrasi yang menyimpan jejak awal aliran dana mencurigakan.

Dari informasi awal yang dihimpun KPK, proyek ini bukan sekadar kesalahan prosedur.

Ada indikasi kuat praktik mark-up, manipulasi vendor, dan dugaan pembagian fee yang melibatkan pihak internal maupun eksternal BRI.

“Kami tengah membedah pola keuangan dan hubungan antar-pihak. Sejumlah rekening dan catatan transaksi kini menjadi fokus utama penyidik,” tambah Budi.

KPK belum mau buru-buru menyebut tersangka. Fokus utama saat ini, kata Budi, adalah menyusun konstruksi perkara dan memperkuat bukti awal agar proses hukum berjalan kokoh tanpa celah.

Meski nilai proyek menyentuh angka fantastis, KPK belum mengumumkan estimasi kerugian negara.

Tim auditor internal dan eksternal masih bekerja paralel untuk menghitung dampak fiskal dari dugaan korupsi tersebut.

“Kami belum merilis angka pasti. Tapi nilai proyeknya saja sudah Rp2,1 triliun. Potensi kebocoran bisa sangat signifikan,” ujar Budi.

KPK memastikan proses penyidikan akan terus dikembangkan ke tahap lanjutan. Tidak menutup kemungkinan penggeledahan akan dilakukan di lokasi lain, termasuk mitra pengadaan atau vendor penyedia mesin EDC.

Seluruh pihak yang terlibat, baik pejabat aktif maupun pensiunan pejabat proyek, akan segera dimintai keterangan.

Kasus ini menambah daftar panjang skandal korupsi di sektor keuangan dan teknologi layanan publik.

Di tengah upaya digitalisasi sistem perbankan nasional, bayang-bayang manipulasi anggaran dan permainan proyek masih terus menghantui.

Dengan bukti awal yang telah diamankan dan penyidikan yang terus meluas, publik kini menanti: siapa aktor di balik layar proyek bernilai triliunan ini, dan bagaimana hukum akan bicara dalam kasus yang mengguncang dunia perbankan nasional ini? (Laporan : F1 || majalahfakta.id)