Semua  

Sepuluh Judul Buku Yang Patut Dibaca Bulan Ini

MULAI dari memoar penerima hadiah Nobel sampai pengalaman seorang jurnalis yang hidup dengan masyarakat nomaden di Afrika Barat, berikut beberapa judul buku yang patut Anda tambahkan ke dalam rak buku Anda, tulis Jane Ciabattari.

Anna Badkhen Walking with Abel
Anna Badkhen Walking with Abel

Anna Badkhen, Walking with Abel

Badkhen telah meliput konflik di Afghanistan, Chechnya, Irak dan Somalia. Di buku ini dia memanfaatkan keahlian jurnalistiknya yang mumpuni untuk mengisahkan perjalanannya bersama keluarga nomaden suku Fulani dalam siklus migrasi mereka melewati savana “bone-white” di Mali.

Dia memperoleh izin bergabung dalam perjalanan (dan nama asli Fulani) dari seorang griot (seniman daerah) di Djenné.

Dia segera bergabung dengan “kaum nomaden yang berburu hujan di jalur-jalur samudera di Sahel”.

Yang membayang seputar penceritaannya adalah pertanyaan etis yang menghantuinya saat dia bersiap kembali meliput konflik: “Saya sudah menuliskan kekerasan dengan gamblang karena saya percaya bahwa hal tak terperi ini harus dibuka dan dibongkar… Tetapi tetap saja ada risiko bahwa saya… juga telah membantunya tumbuh subur.”

Dengan bahasa puitis yang istimewa, Badkhen mampu menyelami kehidupan suku Fulani yang masih setia menjalani kehidupan seperti ribuan tahun silam: “suara kepedihan dan harapan dan kehilangan dan gairah: suara sang musafir.”

Adam Johson Fortune Smiles
Adam Johson Fortune Smiles

Adam Johnson, Fortune Smiles

Johnson menunjukkan kombinasi langka tentang penciptaan, penjelajahan intelektual dan kecanggihan emosional –seperti tampak pada karya keduanya.

Ini adalah buku pertamanya sejak dia memenangkan hadiah Pulitzer untuk The Orphan Master’s Son.

Pada Fortune Smiles yang menjadi judul buku, Johnson mengikuti dua orang pembelot dari Korea Utara yang berkuutat menyesuaikan diri dengan “keadaan yang membingungkan” di Seoul.

Terkagum-kagum pada pemandangan di sekelilingnya –anjing-anjing kecil yang mengenakan busana!- Sun-ho memimpikan berlayar kembali ke Korea Utara yang menyesakan tapi terasa familiar.

Kisah Nirvana menampilkan narasi seorang insinyur dari Silicon Valley yang istrinya mengalami cacat teorer. Ketika sang istri mabuk, stoned, dan mendengarkan Nirvana, dia berbicara pada hologram seorang presiden yang mati terbunuh melalui iProjector yang dia ciptakan.

Johnson menjungkir balikkan dongeng yang kaya tentang seorang pengemudi truk pengantar paket pasca badai Katrina, dan mantan tukang siksa Stasi yang mencoba mengalami sendiri apa yang biasa dia lakukan pada korbannya. Kisah-kisah yang sungguh bagai harta karun.

Patrick Modiano Pedigree
Patrick Modiano Pedigree

Patrick Modiano, Pedigree

Mondiano memenangkan Nobel sastra tahun lalu untuk karya-karya yang “berpusat di sekitar subyek-subyek seperti kenangan, ingatan, identitas dan perasaan bersalah”.

Memoarnya, diterjemahkan oleh Mark Polizzotti, memapar asal-usul dari tema-tema itu.

Modiano adalah anak dari seorang ayah Yahudi dan seorang perempuan Vlaams yang bertemu di Paris semasa pendudukan Jerman.

Dia “tidak pernah merasa sebagai anak yang sah,” dan selalu mempertanyakan asal-usulnya.

Perasaan tersingkir itu sebagian disebabkan ibunya, seorang artis yang “berhati batu,” selalu bepergian, dan ayahnya, yang tenggelam di dunia pasar gelap, selalu mengirimnya ke asrama.

Kematian mendadak saudara laki-lakinya diacuhkan begitu saja tanpa pembahasan.

Gambaran yang intim dari sang seniman sebagai seorang pemuda yang bingung memberikan gambaran dan kisah yang langka tentang hidup di bawah pendudukan Jerman.

Dinty Moore Dear Mister Essay Writer Guy
Dinty Moore Dear Mister Essay Writer Guy

Dinty Moore, Dear Mister Essay Writer Guy

Moore dikenal dalam memoarnya Between Panic and Desire dan jurnal onlinenya, Brevity (termasuk karirnya yang cemerlang sebagai guru penulisan).

Buku barunya yang kocak dan bebas dibingkai sebagai kolom saran untuk para penulis berbakat.

Rekan-rekannya yang terlibat antara lain Cheryl Strayed (dalam minatnya terhadap em-dash), Philip Lopate, Diane Ackerman, Lia Purpera dan Steve Almond.

Moore tak berkilah tentang sumber inspirasinya: Montaigne, “bapak penulisan berbentuk essay”, yang “meciptakan dasar kesusastraan baru dengan menuliskan, pertama-tama, tentang diri sendiri.”

Menyenangkan untuk dibaca (jangan luputkan Mr Plimpton’s Revenge: A Google Maps Essay, dalam Which George Plimpton Delivers My Belated dan Well Deserved Comeuppance). Dia juga menyelipkan jawaban-jawaban sehingga kita mendapatkan hikmah kebijaksanaan, juga gelak tawa.

Ottesa Moshfegh Eileen
Ottesa Moshfegh Eileen

Ottessa Moshfegh, Eileen

Novel pertama Moshfegh memiliki akar di New England Gothic (pikirkan Shirley Jackson, Stephen King).

Eileen adalah seorang pembenci diri sendiri berusia 24 tahun. Di akhir Desember 1961, dia bekerja di penjara anak-anak di kota X, sebuah “kota yang dinginnya sungguh brutal” tempat dia tumbuh besar.

Ibunya sudah meninggal, ayahnya, mantan polisi, yang berada dalam cengkeraman kecanduan minuman keras.

Dia membenci diri dan hidupnya sendiri: “Saya sangat tidak bahagia dan marah sepanjang waktu.”

Tetapi sesuatu terjadi. Eileen menceritakan kisahnya dari 50 tahun di masa depan. Dia menggambarkan pertemuan dengan seorang perempuan canggih dan modern yang membawanya ke suatu tindak kejahatan yang ganjil.

Moshfegh memunculkan misteri ini dalam bab pertamanya, dan terus menggoda kita, tetap tidak membongkarnya selama lebih dari 200 halaman.

Dalam gaya penulisan suspense yang luar biasa ini, dia mengungkap kejahatan dan persekongkolan yang meracuni keluarga.

Abigail Santamaria Joy
Abigail Santamaria Joy

Abigail Santamaria, Joy

Pernikahan Joy Davidman dengan CS Lewis merupakan “satu dari kisah cinta luar biasa di sastra abad ke 20,” tulis Santamaria, tetapi Davidman lebih dari sekedar tokoh kedua dalam kehidupan lain sang penulis.

Santamaria mengikuti Davidman dari impian kanak-kanak tentang “pintu keluar dari waktu dan ruang menuju entah di mana” hingga sebuah “romans dengan Partai Komunis”, awal kesuksesan sastra (buku pertamanya memenangkan Yale Younger Poets Award pada tahun 1938), sebuah “pernikahan yang sengsara”, sebuah perpindahan ke agama Kristen dan akhirnya pada Lewis.

Keduanya bertemu pada tahun 1952. Davidman pindah ke Inggris dengan kedua anak laki-lakinya, dan kisah cinta mereka berkembang.

Tetapi segera setelah mereka menikah di tahun 1956, dia didiagnosa mengidap kanker tulang yang tidak dapat disembuhkan, dan mereka mulai meratapi hilangnya masa depan mereka.

Joy menangkap keteguhan, impian-impian, kemunafikan, dari seorang perempuan yang pelik dan kontroversial.

Vu Tran Dragonfish
Vu Tran Dragonfish

Vu Tran, Dragonfish

Jatuhnya Saigon dan keputusasaan sesudahnya memberikan latar belakang cerita untuk novel noir ini.

Robert Ruen, seorang petugas polisi di Oakland, masih bersedih dua tahun setelah istrinya yang kelahiran Vietnam, Hong (nama Amerika; Suzy) meninggalkannya.

Ketika dia mengetahui istrinya ada di Las Vegas, dan sekarang menikah dengan Sonny, seorang sosok bawah tanah yang acap melakukan kekerasan secara fisik, dia mulai melacaknya. Tetapi Hong menghilang.

Anak laki-laki Sonny, Junior, memeras Robert untuk mencarinya. Dan kepada Robert dia menunjukkan ikan Arwana Asia ilegal (dikenal sebagai ikan naga) di akuarium bawah tanah ayahnya.

Ikan itu “membawa keberuntungan, melindungi dari hal-hal buruk, dan mempersatukan keluarga.”

Kilas balik yang dilakukan Tran ke kamp pengungsi di Malaysia, di mana Hong, Sonny dan Junior pertama kali bertemu, dan catatan harian Hong, membawa sebuah dimensi tragis yang mencekam dalam cerita thriller kriminal Las Vegas yang bergerak cepat.

Jane Urquhart The Night Stages
Jane Urquhart The Night Stages

Jane Urquhart, The Night Stages

Novel pertama Williams yang berani dan penuh kelokan ini mengisahkan petualangan-petualangan ekspedisi laut La Pérouse di antara tahun 1785 – 1788, ke kawasan Pasifik yang dikenal sebagai South Seas – sebuah perjalanan naas yang mempengaruhi pelayaran kapal selam Nautilus dalam karya Jules Verne, “Vingt mille lieues sous les mers: Tour du monde sous-marin,” (dua puluh ribu liga di bawah laut, mengelilingi dunia dari bawah laut).

Setiap bab yang sangat mencekam dari karya Williams ini membuka perspektif dan lokasi baru.

Dia membawa kita ke London – di mana insinyur ekspedisi angkatan laut mengintip pengobatan anti kudis – Tenerife, Concepcion, Lituya Bay, Alaska – di mana seorang gadis muda Tlingit menceritakan gelombang yang menenggelamkan dua kano yang penuh berisi orang asing yang dia sebut “Manusia-manusia Salju”-, Monterey, Macao dan Petropavlovsk.

Lalu penerjemah bahasa Rusia itu memulai perjalanan yang mengerikan selama setahun penuh ke St Petersburg untuk mengantarkan catatan ekspedisi kepada duta besar Prancis.

Bagi kebanyakan 200 awak kapal, perjalanan bertahun-tahun itu berakhir di “sebuah teluk yang tak terpetakan di Samoa.” Sebuah penceritaan orisinal yang menakjubkan.

Naomi J Williams Landfalls
Naomi J Williams Landfalls

Naomi J Williams, Landfalls

Novel pertama Williams yang berani dan bias mencatat petualangan-petualangan ekspedisi angkatan laut La Pérouse di antara tahun 1785 – 88, ke Laut Selatan – sebuah perjalanan naas yang memengaruhi jalur Nautilus dalam karya Jules Verne; 20,000 Leagues Under the Sea.

Setiap kedalaman bab dari karya Williams membuka perspektif dan lokasi baru.

Dia membawa kita ke London, di mana insinyur ekspedisi angkatan laut mengintip pengobatan anti kudis, Tenerife, Concepcion, Lituya Bay, Alaska (di mana seorang gadis muda Tlingit menceritakan gelombang menenggelamkan dua kano yang penuh berisi orang-orang dari luar yang dia sebut “Snow Men”), Monterey, Macao dan Petropavlovsk.

Di sana penerjemah Rusia memulai perjalanan selama setahun penuh yang mengerikan ke St Petersburg untuk mengantarkan catatan ekspedisi ke duta besar Prancis.

Bagi lebih dari 200 anggota awak kapal asli, perjalanan yang lamanya bertahun-tahun itu berakhir di “sebuah teluk yang belum ada di peta di Samoa.”

Sebuah kehebatan cerita tentang penemuan.

Christopher Yates Black Chalk
Christopher Yates Black Chalk

Christopher Yates, Black Chalk

Thriller psikologi yang tajam ini sempat dilirik oleh sutradara Ron Howard untuk dijadikan film. Kisahnya bertumpu pada enam mahasiswa Oxford yang trlibat dalam permainan truth or dare yang rumit.

Sang narator, Jolyon, adalah seorang penyendiri yang jarang meninggalkan apartemennya di New York dan yang hidupnya tergantung pada alat-alat yang dia pasang di sekitar apartemennya. Dia dihantui perasaan bersalah karena kejadian fatal dalam permainan yang dia ciptakan tahun 1980 bersama temannya orng Amerika, Chad, saat menjadi mahasiswa baru Oxford.

Tiga orang mahasiswa senior yang misterius menentukan peraturannya dan masih menyisakan pertanyaan terakhir untuk pemenangnya.

Empat belas tahun kemudian, Chad menghubungi Jolyon untuk berkunjung. Apakah dia menyiapkan putaran terakhir? Siapa memainkan siapa?

Yates, seorang pembuat teka-teki silang, menetapkan petunjuk-petunjuknya dengan baik, bolak-balik pada waktu yang tepat dan melemparkan kejutan setiap waktu.

Black Chalk adalah sebuah permainan tebak sastra yang mengasyikan.

Anda dapat membaca artikel ini dalam bahasa Inggris dengan judul Ten books to read in August dalam BBC Culture. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com