Semua  

Sepuluh Film Untuk Ditonton Di Bulan Oktober

The Martian
The Martian

The Martian

MATT Damon menjadi astronot NASA yang secara tidak sengaja tertinggal di Mars lewat film yang digambarkan sebagai “cerita galaktik Saving Private Ryan”. Adaptasi Ridley Scott dari novel pertama Andy Weir pada tahun 2012 ini juga menampilkan Jessica Chastain, Kristen Wiig, Chiwetel Ejiofor dan Jeff Daniels sebagai awak di darat yang berusaha melakukan usaha penyelamatan.

Kritikus BBC Culture, Owen Gleiberman, memuji “pekerjaan tanpa cela” Scott. Epik antarplanet ini dipandang ilmuwan NASA sebagai suatu peluncuran “generasi Mars”.

Film ini telah diputar bagi astronot di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional. Mulai beredar pada 1 Oktober di Argentina, 2 Oktober di Kanada dan 8 Oktober di Rusia. (Kredit: Aidan Monaghan/Twentieth Century Fox Corporation)

Bridge of Spies
Bridge of Spies

Bridge of Spies

Steven Spielberg dan Tom Hanks kembali bergabung dalam film mata-mata Perang Dingin berdasarkan cerita sebenarnya. Hanks berperan sebagai pengacara New York yang ditugaskan merundingkan pembebasan pilot Amerika Serikat yang pesawat mata-matanya ditembak jatuh di atas Uni Soviet. Amy Ryan, Mark Rylance dan Alan Alda menjadi pemain pendukung.

Naskah – yang ditulis bersama Coen bersaudara dan Matt Charman – merupakan adaptasi sebuah buku tentang kejadian pada tahun 1960 di mana Francis Gary Powers ditangkap setelah pesawatnya ditembak jatuh oleh peluru kendali darat ke udara.

Untuk pertama kalinya dalam 30 tahun, komposer John Williams tidak membuat musik untuk film Speilberg – dia harus mengundurkan diri karena masalah kesehatan, sehingga Thomas Newman (The Shawshank Redemption, American Beauty) menggantikannya. Dikeluarkan pada 15 Oktober di Cile, 16 Oktober di AS dan 22 Oktober di Australia. (Kredit: Walt Disney Studios)

Beasts of No Nation
Beasts of No Nation

Beasts of No Nation

Dengan mengikuti perjalanan seorang anak laki-laki menjadi tentara anak, penulis- sutradara Cary Joji Fukunaga mengadaptasi novel tahun 2005 karya penulis Amerika – Nigeria Uzodinma Iweala.

Menurut pengamat BBC Culture, Owen Gleiberman,“Fukunaga, meninggalkan penyutradaraan musim pertama True Detective HBO dan membuktikan dirinya seorang seniman yang dapat bekerja, dengan keterampilan tinggi, dalam tradisi film seperti Salvador buatan Oliver Stone”.

Idris Elba menarik perhatian lewat peran sebagai panglima perang, aktor Ghana, Abraham Attah, menjadi anak yatim, Agu, di angkatan bersenjata pemberontak. Ini adalah film cerita pertama Netflix, dan akan dikeluarkan bersamaan di bioskop dan online – sebuah strategi yang dipertanyakan kritikus dengan mengatakan “seharusnya ditonton di layar lebar, di tempat gelap, tanpa tombol berhenti dan dering telepon”. Mulai beredar pada 16 Oktober di Austria, Jerman dan AS. (Kredit: Netflix)

Macbeth
Macbeth

Macbeth

Versi layar lebar besar pertama dari Drama Skotlandia Shakespeare sejak adaptasi Roman Polanski tahun 1971 yang dibuat di lokasi di Skotlandia dan Inggris.

Di film ini, menurut Nicholas Barber dari BBC Culture,“pegunungan Highlands jarang tidak terlihat”. Barber menekankan “film ini sebenarnya dibuat di neraka”, karena sutradara Justin Kurzel (Snowtown) menggantikan panggung dengan “lumpur film antiperang dan gaya novel bergambar”.

Michael Fassbender dan Marion Cotillard menjadi Macbeth dan istrinya; Fassbender berbicara dengan aksen Skotlandia. Pasangan ini menerima sambutan hangat. Variety mengatakannya sebagai “film Shakespeare yang akan bertahan lama”.

Telegraph lebih jauh lagi dengan mengatakan versi film yang “penuh darah” adalah “yang terbaik yang bisa dicapai film Shakespeare”.

Beredar 1 Oktober di Australia, 8 Oktober di Yunani dan 29 Oktober di Hungaria. (Kredit: StudioCanal)

Spectre
Spectre

Spectre

Daniel Craig yang berwajah kaku kemungkinan memberikan gambaran lebih bergaya tokoh film laga zaman jagoan, tetapi film terbaru Bond ini berhati-hati terhadap pesaingnya dari buku komik.

Menurut Variety, Spectre membidik penggemar Marvel dengan menampilkan kembali organisasi teroris yang dipimpin jagoan penjahat Ernst Stavro Blofeld. “Dalam dunia Marvel terdapat kelompok jahat Hydra, dengan tujuan yang sama yaitu menguasai dunia, menyusupi pemerintah dan mengatur di balik layar.”

Léa Seydoux dan Monica Bellucci menjadi perempuan Bond yang pemberani. Bintang Sherlock, Andrew Scott, menjadi otaknya.

Sutradara Sam Mendes berulang kali menyangkal Blofeld akan kembali, tetapi desas-desus tetap muncul, apakah Scott atau pemenang Oscar dua kali Christoph Waltz – yang berperan sebagai penjahat Franz Oberhauser – sebenarnya adalah Blofield yang menyamar.

Apakah dia sedang mengelus kucing atau tidak, Waltz sudah dianggap sebagai ‘penjahat Bond yang paling gaya’ – dia mengatakan kepada GQ bahwa dirinya setuju memainkan peran itu karena “film-film dengan Daniel Craig telah mengubah arah.”

Mulai beredar pada tanggal 26 Oktober di Inggris, 29 Oktober di Belanda dan 30 Oktober di Norwegia. (Kredit: Metro-Goldwyn-Mayer Pictures/Columbia Pictures/EON Productions)

Steve Jobs
Steve Jobs

Steve Jobs

Ini adalah masa penting bagi penggemar Michael Fassbender. Sementara aktor yang dicalonkan Oscar ini memamerkan aksen Skotlandia dalam film Macbeth, film lain menampilkannya sebagai pendiri Apple, Steve Jobs.

Ditulis oleh Aaron Sorkin (The Social Network) – yang diberikan gelar “pencatat tokoh zaman modern” – film ini mengikuti kehidupan Jobs lewat peluncuran tiga produk penting.

Danny Boyle (Slumdog Millionaire) menjadi sutradara. Seth Rogen dan Kate Winslet juga menjadi bintang lewat apa yang dikatakan Variety sebagai “sebuah film dengan kecerdasan yang sombong dan ego raksasa dan sebuah perjalanan menghibur” yang “berusaha keras menjadi Citizen Kane (atau paling tidak Birdman) dari kisah hidup nabi teknologi besar”.

Akting Fassbender dipuji sebagai “memukau”: Hollywood Reporter menulis “sementara Fassbender secara fisik tidak menyerupai (Jobs), dia benar-benar menyampaikan cara kita memandang orang itu”.

Dikeluarkan tanggal 8 Oktober di Australia, 16 Oktober di Kanada dan 23 Oktober di AS. (Kredit: Universal Pictures)

Taxi
Taxi

Taxi

Sutradara Iran, Jafar Panahi, memenangkan penghargaan terbaik di Berlin Film Festival lewat Taxi – tetapi tidak satu orang pun di negaranya yang dapat menonton film ini.

Dihukum karena menyebarkan propaganda antipemerintah pada tahun 2010, Panahi dilarang membuat film. Sementara dalam tahanan rumah, dia membuat This is Not a Film, yang diselundupkan ke Cannes Film Festival dengan menggunakan USB yang disembunyikan dalam sebuah kue.

Lewat wawancara dengan media Iran setelah kemenangan Taxi, sutradara ini mengatakan “tidak ada hadiah yang lebih berharga selain kesempatan bagi para rekan saya untuk menonton film-film saya”.

Dia membintangi film sebagai pengemudi taksi yang mengantarkan berbagai orang di sekitar Teheran. Indiewire mengatakannya sebagai “suatu karya besar film yang unik”. Menurut Variety, ini adalah “sebuah film tentang kemarahan yang sunyi tetapi berarti” – para pengkritik menanyakan,”Apakah ada seorang pembuat film yang dikenai tahanan rumah tetapi melawan dengan menyutradarai film perjalanan yang meyakinkan ?”

Mulai beredar di Denmark pada 1 Oktober, 2 Oktober di AS dan 5 Oktober di Korea Selatan. (Kredit: Photoshot)

The Lobster
The Lobster

The Lobster

Ketika Lobster diputar di Cannes Film Festival, film ini membuat pengkritik bingung dan senang. Telegraph melaporkan ini “tidak seperti yang pernah Anda tonton sebelumnya”. Sementara itu Vanity Fair mengisyaratkan, “Jika Charlie Kaufman, Miranda July dan Wes Anderson bersama-sama ke hutan dan semuanya memiliki halusinasi yang sama, kemungkinan hasilnya akan seperti The Lobster”.

Karya terbaru sutradara film seni Yunani, Yorgos Lanthimos (Dogtooth), ini menciptakan sebuah dunia di mana orang lajang dipaksa berpasangan dalam 45 hari jika tidak ingin menjadi binatang dan ditaruh di hutan.

Dalam film berbahasa Inggris pertamanya ini, Lanthimos menarik perhatian nama besar seperti Colin Farrell, Rachel Weisz dan Ben Whishaw. Nicholas Barber memberikan lima bintang dengan menyatakan sebagai “komedi dengan nuansa Orwell, Kafka dan Kubric, dipicu akting yang sempurna”.

Beredar tanggal 15 Oktober di Italia, 16 Oktober di Irlandia dan dan 30 Oktober di Turki. (Kredit: PR)

Crimson Peak
Crimson Peak

Crimson Peak

Diedarkan saat Halloween, film horor sutradara Guillermo del Toro (Pan’s Labyrinth) dapat dipandang sebagai suatu penghormatan terhadap film seperti The Haunting dan The Innocents.

Tom Hiddleston dan Jessica Chastain berperan sebagai saudara laki-laki dan perempuan yang berusaha menutupi rahasia dari pengantin baru Hiddleston, yang dimainkan Mia Wasikowska.

Del Toro khusus membuat rumah empat lantai untuk film ini. Dia mengatakan kepada Deadline, Crimson Peak “sangat didasarkan pada tempatnya, klasik tetapi pada saat yang sama merupakan versi modern film hantu. Film ini memungkinkan saya memainkan aturan genre yang saya ketahui dan cintai, serta pada saat yang sama mengubah aturan lama.” Ini berarti dia dapat melawan kecenderungan terbaru genre ini. “Saya pikir orang terbiasa dengan gambar film horor dengan dana murah. Saya ingin membuat ini terasa sebagai suatu perlambatan kemajuan.”

Mulai diputar pada 9 Oktober di Spanyol, 14 Oktober di Tunisia dan 15 Oktober di Kolombia. (Kredit: Universal Pictures)

He Named Me Malala
He Named Me Malala

He Named Me Malala

Davis Guggenheim (An Inconvenient Truth) menyutradarai potret intim remaja Pakistan, Malala Yousafzai, yang menjadi pemenang Nobel termuda pada tahun 2014. Setelah kepalanya ditembak kelompok bersenjata pada usia 15 tahun – dia menjadi sasaran karena menentang Taliban – Yousafzai menjadi pegiat pendidikan perempuan di dunia. Guggenheim mewawancarainya setelah berumur 18 tahun bersama keluarganya di rumah baru mereka di Inggris. Dia mengungkapkan ayahnya sebagai salah satu sumber utama inspirasi dan mengikutinya saat berbicara dengan murid-murid di Kenya dan presiden di Nigeria.

Terdapat juga adegan yang difilmkan di desa yang ditinggalkannya di Pakistan, dan kemunculan dua teman sekolah yang ditembak pada bus sekolah di saat yang sama.

Menurut Hollywood Reporter, Guggenheim menyampaikan ceritanya dalam “cara yang tangkas dan mengharukan” dan “membuat salah satu karyanya yang paling penuh perasaan untuk Malala dan seluruh keluarganya”.

Diedarkan 2 Oktober di AS, 16 Oktober di Australia dan 22 Oktober di Jerman. (Kredit: Fox Searchlight). (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com