SEKRETARIS Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Drs Mokh Sodiq Triwidiyanto MSi, mengadakan pembinaan di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi pada tanggal (20/3/2018) didampingi Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Ir Sugiyanto; Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan, SDM dan Keuangan, Drs Muhamad Taufiq Agus Susanto; Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Ngawi, Drs Anwar Rifai; Kepala Dinas Kominfo, Ir Prasetyo Hari Adi; Kabag Humas & Protokol Setda Kabupaten Ngawi, Totok Sudaryanto SH MH; Kabag Keuangan Setda Kabupaten Ngawi, Yoga Yusianto SE MSi; Kabag Hukum Setda Kabupaten Ngawi, Idam Kharima SH MSi.
Dalam pembinaan ini Setda Ngawi, Sodiq Triwidiyanto, menjelaskan, untuk mendorong elemen-elemen yang terkait dengan industri pariwisata dalam berperan aktif mengembangkan pariwisata unggulan di Ngawi, caranya Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Disparpora membuat aturan-aturan yang bisa mendorong kemajuan pariwisata Ngawi, yaitu Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA).
Selain itu Pemkab Ngawi akan membuat Surat Edaran Bupati kepada Lembaga Pendidikan yang ada di Kabupaten Ngawi yang isinya mewajibkan kepada siswa-siswi mulai dari SD s/d SLTA untuk mengunjungi wisata lokal minimal 1 x dalam 1 tahun dalam upaya menumbuhkan cinta wisata lokal.
Dispaspora bekerja sama dengan OPD lain terus mengembangkan sarana dan prasarana wisata, yaitu akses jalan diperbaiki, fasilitas umum diperbanyak, pemasangan penunjuk arah yang jelas menuju obyek wisata. Harus ada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di intern Disparpora, Dimas Diajeng Pariwisata dan SDM pelaku wisata dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan yang terkait tentang bidang kepariwisataan.
Selain itu sangat penting adanya promosi Destinasi Wisata Kabupaten Ngawi seperti Benteng Pendem Van den Bosch, Museum Trinil, Pemandian Tawun dengan aneka bulusnya, Alun-alun Merdeka terluas di Indonesia dengan luas 6,8 meter persegi dengan berbagai sarana dan prasarana yang sangat menarik untuk masyarakat, Wisma Kepatihan, Kebun Teh Jamus, Air Terjun Pengantin dan masih banyak lagi tujuan wisata menarik di Ngawi melalui pameran, publikasi di media cetak dan elektronik, mengadakan lomba masakan dan aneka oleh-oleh khas Ngawi dan tahun 2018 ini akan dibangun Pusat Informasi Tempat Wisata (Drive Thru Tourist Destination) di barat Kantor UPTD Alun-alun. Semua Destinasi Wisata ini kalau dikemas dengan baik akan mampu meningkatkan PAD Ngawi dari sektor pariwisata.
Sedangkan Bidang Kebudayaan, di Ngawi ada beberapa seni tarian khas yang harus dikemas dan layak jual untuk disuguhkan kepada para wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung di tempat-tempat wisata unggulan Ngawi, yaitu tarian Dongkrek, Pentul Melikan, Orek-orek Ngawi, Bedoyo Srigati, Keduk Beji dan Upacara Kebo Ketan. Di mana Tarian Orek-orek sudah Go Nasional dan Internasional tercatat di Rekor MURI Tahun 2014. Ngawi juga gudangnya Dalang Bocah atau Dalang Cilik yang sering menyabet kejuaraan di Tingkat Regional dan Nasional. Terbukti tercatat di Rekor MURI Tahun 2017 dengan pementasan 115 Dalang Cilik secara bersamaan dan pakeliran terpanjang di dunia, 120 meter. “Budaya lokal ini harus diuri-uri, sehingga layak dijual dan disuguhkan”, jelasnya.
Lebih lanjut Sodiq mengatakan, di Bidang Pengembangan SDM & Ekonomi Kreatif, indikatornya jumlah pelaku ekonomi kreatif baru dan jumlah produk ekonomi kreatif baru harus meningkat. Kegiatan Batik Fashion yang ke-6 Tahun 2018, tetapi merupakan tahun pertama bagi Disparpora harus bisa jadi ikon Ngawi dengan memperkenalkan batik khas Ngawi kepada para wisatawan nasional dan internasional betapa indahnya kalau dibuat berbagai gaun dan kemeja untuk dipakai di berbagai even. Festival Kopi kreatif Tahun 2018 harus menjadi Brand Ngawi dengan memperkenalkan Kopi Selondo sebagai kopi asli Ngawi yang mempunyai cita rasa sangat enak. Selain itu harus rutin mengadakan pelatihan pelaku ekonomi kreatif dan workshop ekonomi kreatif dalam meningkatkan SDM pariwisata.
Di Bidang Pemuda & Olahraga, harus dapat memanfaatkan sarana dan prasarana olahraga seperti GOR Bung Hatta, Stadion Ketonggo Ngawi dan Alun-Alun Merdeka. Disparpora harus dapat menelorkan atlet berprestai bekerja sama dengan 26 Cabor di KONI Kabupaten Ngawi. Caranya, mewujudkan atlet berprestasi yang siap tanding melalui coaching clinic. Artinya, didatangkan pelatih ahli di bidang salah satu olahraga. Sedangkan prinsip dasar dari coaching clinic adalah memberikan intisari dari teknik-teknik pelatihan yang benar, tepat dan up to date dalam melatih atlet yang potensi, sehingga atlet tersebut mampu berprestasi di even lokal, regional dan nasional, akhirnya dapat menyumbangkan penghargaan di bidang olahraga untuk Kabupaten Ngawi tercinta. “Selain itu para pegawai di Disparpora harus apel tepat waktu dan bekerja pada jam kerja. Jangan sampai ada lagi penilaian yang hanya mendasarkan pada hasil print out fingerprint saja,” terang Sodiq. (Adv/Humas & Protokol Setda Pemkab Ngawi/Prastiwi)