DALAM pertemuan empat mata, yang berlangsung sekitar dua jam, antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Terpilih Joko Widodo disebutkan membahas masalah transisi pemerintahan, tetapi tak menyebut secara detail mengenai kenaikan harga BBM yang diduga akan dibahas keduanya.
Presiden Yudhoyono mengatakan pertemuan membicarakan masalah yang berkaitan dengan agenda kenegaraan, kebijakan dan program pemerintah termasuk Anggaran Negara.
Yudhoyono menyatakan pertemuan pertama ini merupakan pintu untuk transisi kepemimpinan, sehingga tim Jokowi bisa bekerja secara resmi dengan tim konsultasi yang ditugaskan oleh pemerintah. Dia menegaskan tidak membahas masalah teknis.
“Kami juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan dan program pemerintah yang tengah dijalankan termasuk RAPBN 2015 dan APBNP 2014, kami bersepakat apa yang kami bicarakan pada malam ini lebih lanjut akan ditindaklanjuti pembicaraan secara lebih teknis antara tim transisi Jokowi dan jajaran pemerintahan yang ada sekarang ini,”
“Pertemuan tidak membahas masalah teknis karena kami mengikuti tatanan dan sistem yang berlaku. Kita ingin menjalankan transisi kepemimpinan ini dengan sebaik-baiknya,” jelas SBY.
SBY menyebutkan dirinya menyampaikan pandangan dan pemikirannya dan hal-hal penting yang utuh dan lengkap agar Jokowi memiliki kesiapan yang lebih tinggi.
Sementara itu, Presiden Terpilih Joko Widodo mengatakan pertemuan ini dilakukan untuk membahas transisi dan mempersiapkan pemerintahan yang akan datang.
“Ini adalah sebuah tradisi baru yang ingin kita bangun dari pemerintahan Presiden SBY kepada pemerintahan baru nantinya, kami ingin ada sebuah kesinambungan dari pemerintah sekarang kepada pemerintahan yang baru. Yang kedua tadi saya meminta banyak sekali pandangan-pandangan dari pemikiran Bapak SBY terutama yang berkaitan dengan APBN 2015 memang tadi kami berbicara agak detail tetapi nantinya teknis dan lebih detail akan ditindaklanjuti oleh tim transisi dengan kementerian yang ada,” jelas Jokowi
Jokowi mengatakan pembicaraan yang lebih mendetail akan dibicarakan oleh tim transisi dengan kementerian yang ada.
Pertemuan presiden yang masih menjabat dan presiden terpilih untuk membahas transisi pemerintahan, baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
Kenaikan harga BBM
Dalam keterangan pers setelah pertemuan di Bali, SBY dan Jokowi tidak menyebutkan pembahasan tentang BBM bersubsidi.
Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, I Kadek Dian Sutrisna Artha, mengatakan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan subsidi BBM merupakan masalah yang krusial dalam masa transisi ini, dan pemerintahan SBY harus menaikkan harga BBM untuk menyelamatkan anggaran negara.
“Di mana pada masa transisi ini kita mendapatkan kondisi makro yang mendapatkan tekanan di mana pertumbuhan ekonomi kita melambat dan neraca perdagangan kita defisit sebesar 0,3 milliar US dolar yang disebabkan oleh defisit neraca perdagangan yang paling penting komponennya impor minyak kita yang masih tinggi yang berkaitan dengan jumlah subsidi yang ditanggung oleh pemerintah.”
Kadek mengatakan SBY diharapkan dapat menaikkan harga BBM sebelum terjadi kelangkaan dan tekanan terhadap nilai tukar, dan nanti pemerintahan yang baru juga melakukan kenaikan lagi agar optimal.
Antrian di SPBU
Sebelum pertemuan dengan Jokowi dalam akun Twitternya Presiden Yudhoyono mengatakan tidak memiliki agenda dalam pertemuan Rabu (27/08) malam, dan mengaku akan lebih banyak mendengar.
Yudhoyono menulis “Ada yang mengatakan Pak Jokowi akan mendesak saya untuk menaikkan harga BBM. Saya sudah siap meresponnya, jika ditanya,” kata dia melalui akun @SBYudhoyono.
Sebelumnya Jokowi mengatakan subsidi BBM mencapai Rp 363,53 triliun dianggap membebani RAPBN 2015, dan sebaiknya subsidi dialihkan ke sektor yang lebih bermanfaat untuk masyarakat, seperti subsidi pupuk dan pestisida bagi petani, menambah subsidi solar dan modernisasi mesin kapal nelayan.
Di tengah wacana kenaikan harga BBM, pemerintahan SBY telah memutuskan agar PT Pertamina menormalkan kembali pasokan BBM ke masyarakat sejak Selasa (26/08) malam. Sebelumnya, antrian terjadi di SPBU di sejumlah kota karena adanya pembatasan penyaluran BBM bersubsidi.
Pertamina mengatakan pembatasan dilakukan agar sisa kuota BBM bersubsidi cukup sampai akhir tahun ini. Jika pembatasan tidak dilakukan kuota BBM bersubsidi yaitu solar akan habis pada November, dan premium pada awal Desember.
Dalam APBN Perubahan 2014, kuota BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter. (BBC)