FAKTA – Pandemi Covid-19, telah menimbulkan banyak perubahan di berbagai sektor dan bidang, hingga memunculkan kebiasaan hidup baru salah satu nya adalah penggunaan masker.
Dari perubahaan kebiasaan ini juga memunculkan permasalahan baru bagi lingkungan yaitu jumlah sampah masker yang cukup tinggi.Penyumbang sampah masker tidak hanya berasal dari fasilitas kesehatan tetapi dari rumah tangga.
Di Surabaya sendiri Plt Kepala DKRTH Kota Surabaya Anna Fajriatin mengatakan
“jumlah rata – rata sampah masker rumah tangga per bulannya 863,15 kilogram” dan “sampah masker menyumbangkan 43,85 persen.Lebih banyak dari sampah spesifik lainnya.” ungkapnya. Sementara sampah masker ini jika tidak diolah hingga tuntas, membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai dengan sendirinya di alam.
Hal ini yang menjadi motivasi salah satu siswi SMP di Surabaya, Amara Shafa Kirana untuk mengolah sampah – sampah masker tersebut menjadi barang yang lebih berguna dan tidak menjadi tumpukan sampah. Di tangan siswi SMP Negeri 17 Surabaya ini sampah masker diproses desinfeksi dan diubah menjadi dompet cantik dengan berbagai macam ukuran dan model.
“Sampah masker bekas ini kan termasuk sampah yang sulit untuk diurai, nah sampah masker di rumah sakit sudah ada pengelolaannya sementara masker tidak terpakai yang di rumah tangga seringnya hanya dibuang ke sampah, oleh karena itu saya ingin mengurangi sampah tersebut dengan menjadi barang yang berguna,” ujar Amara,Sabtu (06/8)
Dompet cantik yang Amara buat ini juga tidak hanya memanfaatkan sampah masker tetapi juga memanfaatkan sampah tekstil yaitu kain perca. Sampah masker ini ia kumpulkan dari rumah tangga, sekolah dan masker cacat yang tidak terpakai dari pabrik masker, hingga saat ini telah terkumpul 248 kilogramatau 2 kuintal sampah masker. Sedangkan kain perca ia dapatkan dari para penjahit di Surabaya.
Tak hanya itu, gadis yang akrab disapa Ara dan juga Finalis Pangeran Puteri Lingkungan Hidup 2022juga selalu mengajak mengolah kembali sampah masker ini ke seluruh lapisan masyarakat.
Mulai dari lingkungan rumah, sekolah,para mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya,ke berbagai kecamatandi Surabaya hingga luar kota Surabaya. Dan melalui media online Instagram, Youtube serta secara bertatap muka langsung kegiatan ini telah tersosialisasikan ke sebanyak 3.531 orang.
Selain itu untuk pengolahan sampah masker ini Arajuga mengajak ibu-ibu rumah tangga dan siswi lulusan SMK untuk proses produksi nya, sehingga dari aktifitas yang ia lakukan juga telah membuka lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu rumah tangga dan lulusan SMK.
Ara berharap semoga kegiatan yang selama ini ia lakukan, bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Serta menginspirasi berbagai elemen masyarakat untuk ikut mengolah sampah masker sehingga memberikan dampak positif yang lebih luas. (F. 543)






