Alam Sutera Proyeksikan GWK Cultural Park Sebagai Tempat Multi Even Berskala Internasional
SEBAGAI penutup dalam penyelesaian pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), PT Alam Sutera Realty Tbk (Alam Sutera) mengadakan ritual melaspas hari Rabu (8/8/2018) di GWK Cultural Park, Ungasan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Melaspas merupakan ritual pensucian menurut agama Hindu Dharma, untuk ‘membersihkan’ bangunan secara niskala. Umat Hindu meyakini adanya alam sekala, yakni alam nyata yang bisa dilihat dengan mata sebagai wujud fisiknya dan juga alam niskala, yakni alam yang tidak bisa dilihat dengan mata tetapi dapat dirasakan adanya. Alam niskala ini diyakini memberikan kekuatan berupa spirit atau roh kepada alam sekala sehingga alam sekala dan alam niskala dipandang sebagai sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan saling melengkapi sehingga akan memunculkan taksu atau keseimbangan kekuatan spiritual yang dapat membawa kebaikan.
Ritual melaspas akan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Presiden Komisaris PT Garuda Adhimatra Indonesia, Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma, serta Haryanto Tirtohadiguno, Presiden Komisaris Alam Sutera Group.
Ritual melaspas menjadi bagian akhir dari rangkaian ritual upacara adat Pasupati yang telah digelar sebelumnya di Pelataran Gedung Pedestal Patung GWK dalam rangka pemasangan mahkota Patung GWK pada Mei 2018. Digelarnya upacara Pasupati dalam pemasangan mahkota Wisnu memiliki makna permohonan berkah kepada Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa agar dapat menghidupkan dan memberikan energi baik dalam kehidupan alam Bhuwana Agung atas apa yang telah dibangun dan dikembangkan Alam Sutera di GWK Cultural Park.
Rangkaian ritual upacara adat dimulai dengan pelaksanaan upacara Resigana dengan melaksanakan tawur sumpah utama agar menjadi indah dan harmonis sebagai simbol penyatuan kekuatan dari gedung Plaza Pedestal dan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang bersumber dari berbagai fungsi lahan, bangunan-bangunan dan fasilitas lainnya yang telah dilaksanakan pada tahun 2013. Upacara tersebut agar mengharmonisasikan keterkaitan dari Bhuwana Agung (makrokosmos atau alam semesta) maupun Bhuwana Alit (mikrokosmos atau umat manusia).
Pada hakekatnya rangkaian ritual upacara adat dan agama tersebut ditujukan agar tercipta keselarasan antara GWK Cultural Park dan Patung Garuda Wisnu Kencana, dengan alam dan manusia di sekitarnya. Dengan demikian Alam Sutera dan GWK Cultural Park melengkapi tuntunan adat dan agama serta kearifan budaya masyarakat Bali.
Sang Nyoman Suwisma selaku presiden komisaris perusahaan telah mengkoordinasikan dengan Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten selaku Jaya Maya Karya (Pemuput Karya), memohon doa agar seluruh rangkaian upacara adat dan agama tersebut dapat berjalan lancar, rahayu, rahajeng, membawa kebaikan bagi semua pihak dalam melaksanakan swadharma pengabdian dalam berbagai usaha, dapat berjalan dengan tertib, aman dan sukses karena telah mendapatkan restu secara sekala dan niskala.
Pada 2012, Alam Sutera mengakuisisi kepemilikan kawasan GWK Cultural Park. Alam Sutera melakukan berbagai pembenahan kawasan guna mengembangkan kawasan GWK Cultural Park sebagai kawasan wisata budaya terbaik di Bali bahkan di Indonesia dan membangun patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) secara komprehensif menuju kesempurnaan.
Patung GWK yang merupakan sebuah ikon budaya bangsa telah selesai. Patung ini menjadi patung terlebar pertama dan tertinggi ketiga di dunia. Keseluruhan Patung GWK menjulang tinggi hingga 121 meter, di atas sebuah bangunan pedestal. Dengan bentang sayap mencapai lebar 64 meter, ikon landmark termegah di Bali ini berdiri gagah di puncak bukit Ungasan, di dalam kawasan GWK Cultural Park.
Dalam mewujudkan patung GWK, Alam Sutera mengadakan uji teknis untuk mendapatkan konfigurasi yang tepat. Termasuk pengujian wind tunnel di Melbourne dan Toronto. Konsultan konstruksi pun didatangkan guna memastikan kekuatan bangunan pedestal yang menjadi pondasi patung.
“Kami berharap patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini nantinya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai salah satu ikon budaya dunia setelah Candi Borobudur dan Prambanan yang membanggakan serta memberikan dampak positif baik dari aspek seni dan budaya, wisata serta turut berkontribusi besar dalam meningkatkan sosial-ekonomi masyarakat sekitar dan Bali pada khususnya, negara Republik Indonesia pada umumnya. Kami berharap kepada semua pihak, kebersamaan yang telah terjalin selama ini terus berlanjut, untuk turut menjaga dan memelihara patung Garuda Wisnu Kencana yang kita banggakan ini, sehingga dapat terus dinikmati oleh generasi di masa yang akan datang,” demikian permohonan dan doa Presiden Komisaris Alam Sutera Group, Haryanto Tirtohadiguno, usai upacara melaspas.
Selesainya upacara melaspas pada hari ini, melengkapi seluruh rangkaian upacara adat dan agama dari mulai upacara Resi Gana dan Pasupati yang dilaksanakan sebelumnya. Dengan demikian maka Patung Garuda Wisnu Kencana telah siap untuk diresmikan.
Alam Sutera menjadikan momentum akuisisi GWK Cultural Park sebagai langkah diversifikasi usaha ke sektor pariwisata, setelah sebelumnya dikenal sebagai pengembang kawasan properti Alam Sutera, Suvarna Sutera, yang meliputi perumahan, apartemen, perkantoran, mal dan rumah toko (ruko).
Alam Sutera akan mengembangkan GWK Cultural Park, kompleks wisata yang berdiri di atas lahan seluas total 60 hektar ini, selain sebagai destinasi wisata dengan Patung GWK-nya, tetapi juga sebagai wadah ekspresi budaya yang siap menggelar multi even budaya berskala internasional, baik yang dapat digelar di indoor maupun outdoor, dengan daya tampung hingga 40.000 orang.
Tentang Garuda Wisnu Kencana Cultural Park
GWK Cultural Park terletak di lahan seluas 60 Ha berlokasi di Ungasan, Badung, Bali. Kawasan GWK Cultural Park terdiri dari beberapa venue antara lain Plaza Wisnu, Lotus Pond, Festival Park yang memiliki luas area hingga 5.000 meter persegi dan kerap dijadikan venue pelaksanaan even besar berskala nasional maupun internasional, Street Theatre, Amphitheater yang menjadi venue pertunjukan seni dan budaya dengan daya tampung hingga 600 tempat duduk. Tak ketinggalan restoran andalan GWK Cultural Park; Jendela Bali-The Panoramic Resto dan New Beranda Restaurant yang menyajikan beragam pilihan menu Indonesia dan internasional.
Beraneka pertunjukan kesenian diadakan setiap hari bagi pengunjung seperti pertunjukan Joged Bumbung, tarian Nusantara, Balinese Parade, Kecak Garuda Wisnu, dan tarian Legong.
Tentang Alam Sutera
PT Alam Sutera Realty Tbk (Alam Sutera) adalah salah satu pengembang properti dan kawasan terintegrasi di Indonesia sejak 1994 yang bergerak di bidang pembangunan dan pengelolaan perumahan, kawasan komersial, pusat perbelanjaan, dan pusat rekreasi. Sejak 2007 saham Alam Sutera telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX: ASRI).
Pengembangan properti yang dilakukan Alam Sutera mengutamakan inovasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Kawasan Alam Sutera menghadirkan kenyamanan, sekaligus kemudahan hidup bagi warganya ditunjang dengan berbagai keunggulan seperti Green Cluster, lingkungan yang aman, fasilitas lengkap, harga terjangkau, akses yang mudah, tersedianya FTTH dan layanan Quadplay serta infrastruktur terbaik menjadikan Alam Sutera sebagai pengembang terpercaya.
Selama dua dekade, Alam Sutera Group telah mengembangkan beberapa proyek properti dan kawasan terpadu di Indonesia seperti kawasan Alam Sutera, Suvarna Sutera, Kota Ayodhya, GWK Cultural Park, Paddington Heights Apartment Towers, gedung perkantoran The Tower, dan The Prominence Office Tower. Selengkapnya https://www.alam-sutera.com. (Rilis)