Majalahfakta.id – Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep berencana menerbitkan jurnal untuk pertama kali yang terkait dengan penelitian yang pernah melakukan. Untuk merealisasikan hal itu, mereka melakukan studi banding ke Badan Pengelola Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BPJ FISIP UB), Kamis (09/12/2021).
Dalam kunjungan tersebut, pihak Bappeda meminta saran dari BPJ FISIP tentang rencana penerbitan tersebut. Tuan rumah pun menyambut dengan baik. Beberapa saran diberikan seperti kualitas reviewer, sirkulasi penerbitan jurnal dan beberapa hal teknis lain.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bappeda Sumenep, Helmi mengungkapkan kunjungan ini dilakukan untuk menggali wawasan dari pihak FISIP UB. Sekaligus bentuk implementasi kerjasama yang sebelumnya dilakukan oleh Pemkab Sumenep dan UB.
“Kami merasa perlu mendapatkan tambahan informasi, ilmu dan wawasan terkait pengelolaan jurnal secara langsung dan pasca pertemuan ini kami sudah punya gambaran harus seperti apa,” ucapnya.
Menurut Helmi, rencana penerbitan jurnal di Bappeda Sumenep adalah yang pertama kali. Sehingga perlu belajar dari kampus yang punya jumlah penerbitan jurnal yang mumpuni.
“Data di kami FISIP UB ini punya hingga 7 jurnal, tentu ini hal yang luar biasa,” ucapnya.
Pasca kunjungan ini, pihak Bappeda Sumenep berencana akan menerbitkan jurnal lebih dulu. Kemudian akan mengundang pihak UB untuk melakukan bedah bersama atas penerbitan perdana tersebut.
“Juga ada saran kita melakukan pelatihan dulu sebelum penerbitan. Ini bisa jadi prioritas program kami,” papar Helmi.
Sementara itu, Abdul Wahid, Ketua BPJ FISIP UB mengapresiasi rencana Bappeda Sumenep yang akan menerbitkan jurnal.
“Bappeda dengan pikiran membuat jurnal itu terobosan yang luar biasa dan itu memang harus dilakukan,” ucapnya.
Pria yang juga pengajar di jurusan Ilmu Komunikasi UB mengaku pihaknya terbuka jika Bappeda Sumenep ingin dilakukan pendampingan hingga jurnal bisa diterbitkan.
Wahid menganggap banyak riset di lapangan terutama yang dilakukan oleh Bappeda daerah perlu diterbitkan ulang dalam sebuah jurnal.
“Sebenarnya mau diterbitkan ke jurnal mana saja tidak masalah. Tapi semangat Bappeda Sumenep luar biasa karena mereka ingin memberikan ruang alternatif yang lain,” ungkap alumni UB ini.
Dia menyarankan pihak Bappeda Sumenep bisa memilih salah satu focus pembahasan dalam sebuah jurnal. “Misalkan mau membahas pariwisata maka focus saja disana. Dan ini bisa dibaca oleh lebih banyak orang,” pungkas Wahid. (mud)






