PEJABAT keamanan di Irak mengatakan puluhan orang tewas dalam sebuah serangan terhadap masjid Sunni di Provinsi Diyala, Irak timur. Kelompok bersenjata dilaporkan menembak ke dalam masjid saat sembahyang Jumat.
Serangan terjadi di daerah yang sampai sejauh ini dikuasai kelompok Sunni, Daulah Islamiyah.
Sebelumnya Amerika Serikat menyatakan Daulah Islamiyah adalah ancaman paling berbahaya yang dihadapi Amerika saat ini. Kelompok ini bergerak di Suriah selain di Irak.
Menteri Pertahanan Amerika, Chuck Hagel, mengatakan serangan udara Amerika membantu penghentian pergerakan DI, tetapi koalisi kawasan diperlukan untuk merampungkan misi ini.
Kepala Staf Gabungan Militer AS, Martin Dempsey, mengatakan pemerintahan Irak yang melibatkan berbagai pihak diperlukan. Dia mengatakan DI tidak akan dikalahkan kecuali kelompok ini ditolak 20 juta Islam Sunni yang hidup di antara Baghdad dan Damaskus.
Kementerian Kehakiman Amerika telah memulai penyelidikan kriminal resmi terkait pembunuhan wartawan Amerika, James Foley, oleh militan Daulah Islamiyah, alias ISIS.
PBB: Lebih 191.000 Tewas Di Suriah
Lebih 191.000 orang tewas dalam konflik Suriah sampai bulan April, kata Komisaris Tinggi PPB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay.
Dia mengatakan angka tersebut “kemungkinan lebih kecil” dari jumlah sebenarnya.
Dia mengecam apa yang disebutnya sebagai “kelumpuhan dunia” dalam menyikapi masalah ini.
Angka ini lebih dari dua kali perkiraan yang dikeluarkan PBB setahun lalu.
Sejumlah kelompok oposisi di Suriah memerangi Presiden Bashar al-Assad selama lebih tiga tahun ini.
Tetapi mereka mengalami sejumlah kekalahan dalam beberapa bulan terakhir.
Laporan PBB diambil dari data empat kelompok monitor dan pemerintah Suriah, yang kemudian diperiksa ulang.
“Tragisnya ini kemungkinan adalah lebih kecil dari jumlah keseluruhan korban tewas dalam tiga tahun pertama konflik mematikan ini,” kata Pillay.
Pembunuhan paling banyak tercatat terjadi di Provinsi Damaskus, dengan 39.393 kematian, diikuti Aleppo dengan 31.932 orang.
Baik pemerintah Suriah maupun kelompok pemberontak dituduh PBB melakukan kejahatan perang. (BBC)