Majalahfakta.id – Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sumenep bersama STIT Aqidah Usymuni menyelenggarakan pelatihan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, sejak tanggal 1 Desember 2021 kemarin, hingga tanggal 3 Desember 2021. Pelatihan yang ditempatkan di Aula STIT Aqidah Usymuni itu diikuti oleh peserta yang berasal pelaku UMKM binaaan Diskop UMKM.
Wakil Bupati Sumenep, Dewi Kholifah mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan skill bahasa asing bagi pelaku UMKM, agar dapat memasarkan produknya di dunia global.
“Saat ini Pemerintah Kabupaten Sumenep sedang berupaya untuk mempromosikan produk-produk lokal Sumenep ke mancanegara. Beberapa sampel produk dikirim ke negara-negara luar seperti di antaranya Turki,” ujar Wabup.
Menurut ia, beberapa sampel telah mendapatkan baik dari negara-negara tersebut. Secara umum, produk-produk lokal yang ditawarkan diminta diberi penjelasan dengan menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
Di samping itu, pelatihan tersebut menurut Wabub dimaksudkan untuk merespon animo internasional terhadap produk lokal Sumenep. Juga bertujuan untuk memudahkan pelaku usaha kecil dan menengah agar mampu mengemas produknya yang dapat diterima masyarakat internasional.
Sebagai tenaga profesional ditunjuk Shulhan, M.Pd, dan Moh Zainul Kamal, M.Pd untuk Bahasa Inggris, serta Moh. Anwar, M.Pd.I dan Subhan Wahyudi, MA untuk bahasa Arab.
“Rasa percaya diri dan spirit merupakan modal utama dalam mengikuti pelatihan ini,” kata Shulhan, menyemangati peserta.
Untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka, Shulhan selaku pemateri dalam sesi pertama tersebut, menyampaikan pentingnya menempatkan Bahasa Inggris sebagai skill, tidak hanya sebagai pengetahuan.
“Skill berbahasa itu diperoleh dengan praktik. Ketika berbahasa Inggris, fokuslah pada gagasan yang hendak disampaikan tanpa perlu merasa takut salah ucap. Bahasa Inggris bagi kita yang bukan Sarjana Bahasa Inggris, tidak semata ilmu tapi keterampilan,” jelas Shulhan.
Pelatihan tersebut juga disebut Shulhan, untuk meningkatkan kemampuan peserta agar terampil berbahasa asing secara praktis baik lisan maupun tulisan. Oleh karenanya, pelatihan difokuskan pada pengayaan praktik dibanding teori-teori konseptual.
“Alhamdulillah, para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka menunjukkan keinginan kuat untuk menguasai Bahasa asing,” pungkasnya. (R01)






