FAKTA – Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan pembinaan hingga permodalan bagi teman-teman difabel yang berkarya di dunia kreatif dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 yang jatuh setiap 3 Desember.
“Semangat teman-teman difabel ini sungguh menyenangkan bagi kami, ketika mendengar dari para perajin. Mereka sangat disiplin, mereka mau belajar, mereka mau lebih mandiri lagi, dan ini kesempatan bagi kami untuk juga memberikan apresiasi, membina, memberikan permodalan, dan membantu memasarkan,” terang Penasehat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos Fatma Saifullah Yusuf, Rabu (3/12/2025).
Ia mengemukakan teman-teman difabel memiliki kreativitas dan potensi yang luar biasa untuk membuat produk yang bernilai jual tinggi, tetapi masih terkendala dengan sulitnya memasarkan produk-produk tersebut.
Oleh karena itu Kemensos akan membuat ekosistem usaha disabilitas atau difable craft yang menjadi wadah bagi para penderita disabilitas untuk memasarkan karyanya.
“Mereka bisa membuat sesuatu yang bagus, tetapi untuk pemasarannya itu agak sulit, sehingga kami hari ini menyelenggarakan acara yang sedemikian rupa karena rencana kami adalah membuat semacam difable craft. Jadi ke depan kami akan berkolaborasi lebih banyak lagi dengan para profesional, desainer, serta para perajin di beberapa kabupaten/kota di Indonesia,” jelas Penasehat I DWP Kemensos.
Ia mengemukakan teman-teman difabel memiliki profesi yang beragam, mulai dari wirausaha kuliner, perajin batik, penjahit, dan lain sebagainya. Kemensos melalui sentra-sentra terus berupaya memberi wadah peningkatan kapasitas bagi mereka.
“Rata-rata mereka memasak, membuat kue, dan sebagainya. Tetapi ketika diberikan kesempatan untuk belajar membatik, mereka juga mampu membatik, menjahit, dan sebagainya. Banyak sekali juga para kelompok rentan atau masyarakat di Desil 1 dan Desil 2 (miskin hingga miskin ekstrem), ini juga menjadi bagian dari program Kemensos, sehingga kami juga merangkul mereka,” ucap Penasehat I DWP Kemensos.
Kemensos telah mengembangkan program pelatihan keterampilan, bantuan permodalan, dan dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbasis disabilitas.
Penasehat I DWP Kemensos menegaskan, keberhasilan ekosistem inklusif membutuhkan kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan. Semua pihak, katanya, perlu bergandengan tangan agar anak-anak disabilitas tumbuh menjadi pribadi yang bahagia, percaya diri, dan mandiri. (F1)






