
KARENA medannya berlembah ngarai penuh liku-liku, maka walau jarak tempuh dari ibu kota kecamatan hanya sekitar 14 km tetapi memakan waktu normal 1 jam, bahkan lebih. Itulah Desa Soko, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.
Menurut Pjs Kepala Desa (Kades) Soko, Imam Sholikudin, bahwa Desa Soko jumlah dusunnya ada 6 (enam) yaitu Dusun Krajan, Soko, Sekidang, Sekonang, Sumberpoh, Glingsem, dan Ubalan. Penduduknya hanya sekitar 2.432-an, dan jarak antar dusunnya bisa satu jam perjalanan. Maka luasnya desa serta sulitnya medan itu bisa jadi yang membuat harga beberapa meterial (bahan bangunan) melonjak. Bila dihitung bisa mencapai 3 (tiga) kali lipat harga normal.
“Untuk TPT Sekonang, Sekidang, sudah mencapai 90 %, termasuk gorong-gorong Ubalan (destinasi wisata). Sedangkan pembangunan balai desa hingga akhir Desember 2019 baru mencapai 50 %, disilpakan karena tidak nutut waktunya, dibuat langsung waktunya tidak ngatasi jika disesuaikan tahun tutup buku. Alhamdulillah bisa merealisasi cor jalan Sekonang-Sekidang, sehingga dari 1 jam bisa ditempuh 15 menit,” papar Pjs Desa Soko 2 periode ini.

“Kami memimpin dan melayani masyarakat Soko dengan sepenuh hati. Akan tetapi tower untuk bisa komunikasi via udara rusak dan sudah melapor ke pemkab, namun masuk anggaran 2020. Kami berharap jika kelak ada yang secara difinitif menjabat Kades Soko segera mengutamakan skala prioritas yakni sarana prasarana jalan. Karena jalan sangat menjadi kunci utama untuk peningkatan perekonomian, anak sekolah, dan juga mengangkut hasil pertanian. Bahkan peternakan yang sudah dikenal luar negeri (mulai lahan, hijauan, pakan) mendukung. Namun ada beberapa dusun kami yang di musim kemarau panjang masih kekurangan air bersih. Mau minta bantuan pun mikir dua kali, karena air bersihnya yang diusung pakai bak untuk naik-turun mesti tumpah, sedangkan pakai mobil tangki jalannya belum bisa dilewati,” ungkap Pjs Kades Soko yang juga staf pemerintahan di Kecamatan Temayang ini.
Sementara Ketua TP PKK Desa Soko, Ny Sri Astutik, menambahkan bahwa walau kondisi geografi desa samping hutan akan tetapi semangat kegiatannya sungguh beranimo tinggi, mulai pokja 1 sampai pokja 4.
“Kami memberikan tugas pelayanan warga Desa Soko setelah menyelesaikan tugas kantor di kecamatan, sekitar pukul 09.00 WIB barulah kami berkelana untuk warga Soko dengan jam kerja tanpa batas. Bahkan bila ada kegiatan pengajian atau agustusan, pukul 01.00 WIB baru pulang ke Bojonegoro. Jika esok harinya ada kegiatan di kantor kabupaten, pokoknya ya ‘kole-kole’ nggrumutan lewat alas, alhamdulillah hantu alas kalau pak imam lewat tak ada yang mengganggu, paling ngene ngomonge, itu pak pjs rausah diganggu co,” pungkas Pjs Kades Soko, Imam Sholakudin.
Desa Soko yang terdiri dari 14 RT dan 2 RW adalah bagian dari primadona wisata yang ada di Kecamatan Temayang. Alamnya mempesona, hasil pertaniannya melimpah (jagung dan bawang merah), cagar alamnya memiliki nilai mistis yang masih banyak, termasuk goa yang menjadi tempat tinggal kyainya hutan (harimau). (F.463)






