PENULIS dan jurnalis Belarus, Svetlana Alexievich, telah memenangkan Hadiah Nobel Kesusastraan tahun 2015.
Komite Nobel mengatakan tulisan Alexievich merupakan “monumen bagi keberanian dan penderitaan pada masa kita”.
Penghargaan yang diberikan kepada penulis yang masih hidup ini bernilai delapan juta kronor (Rp 14 miliar).
Para pemenang sebelumnya termasuk para ‘raksasa’ dunia sastra seperti Rudyard Kipling, Ernest Hemingway dan penulis sejarah asal Prancis, Patrick Modiano, yang menang tahun lalu.
Alexievich adalah seorang penulis politik yang sangat kritis mengenai pemerintahan di negaranya.
Hasil karyanya yang paling terkenal dalam terjemahan bahasa Inggris termasuk Voices From Chernobyl, sebuah kisah lisan mengenai bencana nuklir; dan Boys In Zink, yang merupakan koleksi cerita dari para saksi langsung perang Soviet-Afghanistan.
Penulis ini lahir tahun 1948 di kota Ivano-Frankivsk di Ukraina. Ayahnya berasal dari Belarus dan ibunya orang Ukraina.
Keluarganya kemudian pindah ke Belarus setelah ayahnya menyelesaikan program wajib militernya, dan Alexievich mempelajari jurnalisme di Universitas Minsk antara tahun 1967 dan 1972.
Setelah lulus, ia bekerja sebagai jurnalis selama beberapa tahun sebelum menerbitkan buku pertamanya, War’s Unwomanly Face, pada tahun 1985.
Buku itu didasari oleh wawancaranya dengan ratusan perempuan yang ikut serta dalam Perang Dunia Dua. Buku ini menjadi model karya-karya berikutnya, dengan membentuk narasi dari para saksi kejadian-kejadian paling menghancurkan dunia.
Di situs web pribadinya, Alexievich menjelaskan ia mengejar karier di bidang jurnalisme karena “Saya memilih sebuah ragam di mana manusia berbicara untuk diri mereka sendiri.” (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com