Majalahfakta.id – Paguyuban pedagang dan pengurus parkir yang terdampak pembangunan face off Jalan HOS Cokroaminoto menginginkan segera mendapat solusi dari Pemkab Ponorogo.
“Ini sebenarnya sudah menjadi impian dari Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PK5) Mekar Sore saat mau melegalkan perkumpulan kita, bahwa suatu saat nanti ada pembangunan kota Ponorogo seperti di Malioboro dan alhamdulillah Bupati Sugiri Sancoko merealisasikan,” jelas Sudarno, Ketua PK5 Mekar Sore Jumat (07/5/2021).
Namun, disinyalir pembangunan face off tersebut akan menimbulkan dampak kurang baik di kemudian hari. Khususnya bagi warga sekitar Jalan Tamrin, Siberut, Dr. Sutomo dan Jaksa Agung Suprapto.
“Sebelumnya, pemilik toko sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto sempat dikumpulkan di Bappeda dan kenyataannya kami PK5 dan tukang parkir tidak diundang, “ ungkap Sudarno.
Hal ini menimbulkan perbedaan, karena apabila pembangunan tersebut bertujuan untuk peningkatan perekonomian, maka yang terkena imbas di sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto adalam UMKM PK5 dan tukang parkir.
Hal senada juga diungkapkan Agung S, Pengurus Paguyuban Parkir Citrem Waluku Ponorogo. “Kami pun belum dikumpulkan dan bagaimana kelanjutan setelah selesai face off ini, bagaimana penataan lahan parkir yang nanti akan menimbulkan konflik antara tukang parkir dan warga sekitar yang banyak sekali pengangguran, seperti warga Jalan Tamrin, Siberut, Dr.Sutomo, dan Jaksa Agung Suprapto,” keluh Agung.
“Sampai saat ini, belum ada kepastian yang jelas, karena beberapa titik PK5 Mekar Sore yang di lahan depan BNI, depan Lapas, depan BRI, depan swalayan Indomaret akan dipindahkan,” ungkap Sudarno.
“Hingga kini belum ada kejelasan, saat saya menghadap Pimpinan BRI, beliau memberikan penjelasan bahwa kalau soal tempat itu bukan ranah pihaknya tapi pihak pemerintah,” beber Sudarno.
“Dan kami para PK5 Mekar Sore, kemarin malam dikumpulkan di kantor PDIP Ponorogo, Jalan Abiyoso depan SMA Negeri 1 Ponorogo. Saat itu Ketua PDIP Ponorogo Bambang Yuwono menjanjikan kepada kami akan berikan gerobak yang baru dan apik sesuai dengan tampilan face off di sepanjang HOS Cokroaminoto, dana itu diberikan kepada kami dari reses yang akan di peroleh tahun depan” jelas Ketua Paguyuban PK5 Mekar Sore.
Sudarno menjelaskan, harga gerobak tersebut kisaran Rp 12 jutaan dan itupun belum jelas bantuan langsung atau diangsur.
Untuk diketahui, pelakanaan pembangunan face off Jalan HOS Cokroaminoto telah dimulai dengan peletakan batu pertama di tiga lokasi. Yakni depan Masjid Darul Hikmah (Masjid Dhuwur), depan BRI, dan depan Indomaret. Hingga kini diperkirakan sudah mencapai 40 persen.
Sedangkan menurut pengamat Sosial, H Syarif Rusli, bila memang study kelayakan itu adalah hasil dari ide masyarakat seharusnya pemerintah hanya mengikuti polanya, namun kalau itu program tersebut didanai langsung dari APBD, maka pihak pemerintah berperan aktif dalam pembangunan face off tersebut.
“Dana ini murni dari masyarakat bukan dari APBD daerah, jadi saya berharap perlu adanya kejelasan dan sinergi agar tercipta hubungan antara masyarakat dan pemerintah lebih baik, bukan sebaliknya dan juga saat ini Bupati Ponoro Sugiri belum berikan kejelasan karena di situasi yang berbeda. Namun ketika Sugiri sudah mampu berikan kebijakan, saya hanya khawatir Bupati Ponorogo kalah dengan aturan kebijakan dari pemerintah, karena aturan ini selalu tidak menentu,” pungkas Syarif. (syr)






