Semua  

PEMDES NGRINGINREJO, KECAMATAN KALITIDU, MELAYANI MAKSIMAL UNTUK WARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19

Kades Ngringinrejo (duduk) foto bersama perangkat desanya dengan berjarak 1-2 m (physical distancing).
Kades Ngringinrejo (duduk) foto bersama perangkat desanya dengan berjarak 1-2 m (physical distancing).
Kades Ngringinrejo, Dra Endang Sri Wigati MPd (berjilbab oranye), foto bersama Gugus Desa ketika akan membagikan masker, 20 detik tidak berjarak 1-2 m (physical distancing).
Kades Ngringinrejo, Dra Endang Sri Wigati MPd (berjilbab oranye), foto bersama Gugus Desa ketika akan membagikan masker, 20 detik tidak berjarak 1-2 m (physical distancing).

DESA Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, tersohor, di antaranya karena Wisata Petik Blimbing di kebun. Selain itu pemerintahan desa (pemdes) di bawah asuhan Kades yang mantan dosen dan guru SMAN I Bojonegoro, Dra Endang Sri Wigati MPd, dalam melayani warganya dengan tulus, tidak tebang pilih. Bahkan perangkat desa pun hafal warga yang saatnya ber-KTP namun belum mengajukan, didata dan diusahakan dengan gratis.

Menurut Kepala Desa (Kades) Ngringinrejo, Dra Endang Sri Wigati MPd, didampingi Kaur Perencanaan dan Plt Sekdes Safius Zuhdi, Sri Purwati (Kasi Pem), Mulyanto (Kasi Kesra), Bakri (Kasi Pelayanan), Komari (Kasun), Asrap (Kaur Tata Usaha & Umum), serta  karyawan desa yakni Imam Fadholi dan Supianto, juga  operator Pawoto Kurniawan SAg, menjelaskan bahwa untuk tindak lanjut instruksi Bupati Bojonegoro berkaitan pencegahan Covid-19, Pemdes Ngringinrejo sudah melakukan upaya pencegahan di antaranya membentuk Gugus Desa dipimpin oleh Safius Zuhdi, membuat 2 pos klaster pintu keluar-masuk desa, memberikan masker untuk warga, penyemprotan disinfektan, mengadakan tempat isolasi bagi warga yang pulang mudik dari rantau yaitu Lupitasari, Supardi, Samidi, Damin, Kirdo Wahyudi Ali Mustakin, Suminah dan Sulkhan (pasangan suami-istri), Nanda Ferry F Sanusi, M Toha, Syaiful Mujab (mahasiswa), Ahmad Fauzil, Parmo. Mereka merantau di Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan, Surabaya, Madura, Gresik, Tuban.

Kades Ngringinrejo (duduk) foto bersama perangkat desanya dengan berjarak 1-2 m (physical distancing).
Kades Ngringinrejo (duduk) foto bersama perangkat desanya dengan berjarak 1-2 m (physical distancing).

“Alhamdulillah, bila sampai kampung maka segera datang dan bersedia diisolasi. Keluarganya pun menyadari. Memang soal isolasi ini pemdes bukannya mengada-ada, namun ini instruksi dari negara demi keamanan, keselamatan, kesehatan bersama. Semua biaya hidup di tempat isolasi ditanggung oleh pemdes. Penjagaan 3 shift, makan 3 x bagi yang tidak berpuasa, untuk yang berpuasa 2 x (sahur dan buka). Tersedia (ready) 5 (lima) tempat yakni ruang produksi Bumdes, TPQ MI, serta  rencananya SD. Fasilitas  tempat isolasi komplit sesuai arahan dari Ibu Bupati. Semua ini untuk jaga-jaga/antisipasi apabila di saat lebaran nanti ada yang mudik, walaupun mereka sudah memberikan kabar kepada keluarganya kalau tidak mudik. Tetapi Pemdes Ngringinrejo tetap mengantisipasi jangan sampai kekurangan tempat isolasi.  Semua ini dilakukan demi keamanan dan kesehatan bersama. Dan mereka sebelum pulang sudah telepon ke kami. Mereka semua kooperatif, jadi daripada mereka pulang terus masuk isolasi maka mereka putuskan tidak pulang (mudik). Setelah dilakukan tes bila sudah lebih dari 10 hari hasilnya negatif maka  diperbolehkan pulang tetapi yang 4 hari sisanya tetap melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing yang secara rutin serta setiap saat akan didatangi oleh Gugus Desa, BPD,  termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas,” urai Kades Ngringinrejo, Dra Endang Sri Wigati MPd.

Selanjutnya, untuk BLT (bantuan langsung tunai) yang bersumber dari Dana Desa (DD) diperuntukkan bagi 113 kepala keluarga (KK) yang sesuai dengan kriteria penerima yang non penerima PKH maupun BPNT. Hal tersebut mengacu pada data yang diajukan oleh RT dan RW, satgas , perangkat serta finishnya/kesimpulannya melalui musdes. “Sehingga dari 11 RT ditentukan yang benar-benar sesuai dengan kriteria, sehingga tidak ada pemerataan kepada masing-masing RT. Misalnya 1 RT dapat jatah sekian orang, RT lain dapat jatah sekian orang, jumlahnya variatif sesuai dengan kriterianya. Hal tersebut guna mengantisipasi agar tidak terjadi kecemburuan sosial dan tidak bertendensi politik”.

Melakukan penyemprotan disinfektan. -
Melakukan penyemprotan disinfektan.

“Segala instruksi sudah kami laksanakan. Harapan kami, semoga virus Covid-19 ini segera berlalu supaya tata kehidupan bisa normal kembali. Melawan virus yang tak jelas bentuknya dan belum ketemu obatnya yang pasti ini kita tetap ikhtiar dan berdoa. Ketulusan kami tempuh, karena pertanggungjawaban kami sebagai pemimpin (kades), maka kami berupaya keras secara lahir dan batin,” kata Kades Endang Sri Wigati kepada Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo). (F.463)