KELOMPOK Nelayan Wana Sari yang berlokasi Jalan Bypass Ngurah Rai Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, dibentuk pada tahun 2008 dan sampai sekarang beranggotakan 95 orang, yang terus-menerus melakukan langkah-langkah pembudidayaan kepiting bakau. Bahkan kelompok ini juga sering menjadi obyek penelitian perguruan tinggi, praktek kerja lapangan mahasiswa dari luar Bali serta telah pula mendapat kunjungan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti. Demikian ditegaskan oleh ketua kelompok nelayan, I Made Sumasa, ketika menerima kunjungan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung, I Wayan Suambara SH MM, serangkaian penilaian Silpakara Nugraha Tingkat Kabupaten Badung, Senin (9/10).
Banyaknya kepiting bakau yang ditangkap secara bebas merupakan salah satu penyebab berkurangnya populasi kepiting bakau, sehingga ada keinginan kelompok untuk membudidayakan kepiting bakau dengan menggunakan keramba jaring dengan pola pembesaran dan pembibitan menggunakan teknik pembudidayaan 1 jantan dengan 4 betina yang sudah menunjukkan tingkat keberhasilan 80% dari larva yang terseleksi.
Menurut I Made Sumasa, pembudidayaan kepiting bakau ini masih sangat potensial baik dari segi populasi maupun pasar. Bahkan dijelaskan pula bahwa pada awalnya kelompok nelayan ini mensuplai kepiting bakau ke berbagai restoran dan hotel, namun sejak dikembangkannya restoran kampoeng kepiting di lokasi ini produksi sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan usaha kelompok rata-rata minimal 50 kg/hari. “Kami sangat mengharapkan dukungan pemerintah Daerah kabupaten Badung untuk meningkatkan pembudidayaan ini sehingga dapat menambah penghasilan para nelayan,” harap Sumasa.
Pada kesempatan tersebut Kepala Badan Litbang Badung, I Wayan Suambara, mengapresiasi usaha dan kerja keras kelompok nelayan tersebut, bahkan akan memfasilitasi kerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengoptimalkan budidaya kepiting bakau sekaligus meneliti diversifikasi produksi olahan biji mangrove dalam bentuk kopi mangrove dan teh mangrove.
“Saya akan laporkan aktifitas kelompok nelayan ini kepada Bupati Badung. Terlebih lagi kegiatan ini secara substansi merupakan implementasi dari Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB)”.
Bahkan Kepala Balitnag Badung berobsesi agar kampoeng kepiting ini bisa menjadi salah satu ikon ekowisata di Kabupaten Badung. “Terlebih lagi lokasinya berada dekat dari Bandara Ngurah Rai dan kawasan pariwisata,” ujarnya. (Rilis)