PERTEMUAN politikus oposisi dan pemberontak Suriah di Riyadh, Arab Saudi, menghasilkan pernyataan sejumlah prinsip panduan perundingan damai dengan pemerintah.
Pernyataan ini mendesak diciptakannya “rezim pluralistik yang mewakili semua kelompok masyarakat Suriah,” lapor kantor berita Reuters.
Mereka juga menekankan bahwa Presiden Bashar al-Assad dan pembantunya tidak bisa diikutsertakan dalam masa peralihan.
Sebelumnya, kelompok pemberontak yang berpengaruh, Ahrar al-Sham, mengundurkan diri dari konferensi.
Mereka mengeluh karena tokoh-tokoh yang dipandang terlalu dekat dengan pemerintah diberikan peran yang terlalu besar.
Kekuatan dunia menginginkan adanya perundingan antara kelompok oposisi bersatu dan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad untuk mencapai jalan keluar politik bagi konflik yang telah berlangsung selama empat setengah tahun.
Lebih 250.000 orang tewas sejak pemberontakan melawan Assad dimulai pada bulan Maret 2011. Sebelas juta orang lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Konferensi selama dua hari di ibu kota Arab Saudi ini mengumpulkan wakil dari persekutuan politik yang sebagian besar didukung Barat, National Coalition dan National Co-ordination Committee, yang diterima pemerintah Damaskus meskipun para anggotanya mengalami penyiksaan dan penahanan. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com