FAKTA – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mendapat ‘Alutsista’ baru berupa satu unit bom. Perlengkapan perang itu didapat OPM dari sisa bekas digunakan prajurit TNI yang tidak meledak, unexploded ordnance (UXO).
Klaim OPM menyatakan, sisa bahan peledak perang yang ditinggalkan TNI, explosive remnants of war (ERW), itu sebelumnya digunakan TNI untuk menyerang Markas TPNPB-OPM di Gilonik, Distrik Pogoma, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, Kamis (15/5/2025) lalu.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan, dalam pada itu pasukan TNI menggempur Markas TPNPB-OPM dengan intensitas deras bom. Namun, diantara bahan peledak perang yang dilepas dari udara itu, sebut Sambom, terdapat satu unit yang tidak meledak (UXO).
Barang tersebut oleh OPM diinventarisir sebagai alat perang melawan TNI, dalam tujuannya memisahkan diri terhadap kedaulatan NKRI. Milisi OPM, kata Sambom, siap menyerang pos-pos TNI yang didirikan di area yang diklaimnya sebagai zona operasi OPM.
“Saat serang Markas TPNPB di Gilonik, ada satu unit granat milik militer Indonesia yang tidak meledak. Itu akan kami gunakan untuk serang balik pos-pos militer Indonesia, di wilayah operasi TPNPB,” ujar Sambom dalam Siaran Pers yang diterima koresponden, Minggu (6/7/2025).
Dia katakan, OPM tidak gentar terhadap eskalasi jumlah prajurit TNI yang dikirim ke Papua untuk menghadapi gerilyawan OPM. Penambahan prajurit TNI termasuk perlengkapan bom, granat, roket dan senjata berat lainnya, menurutnya, dipandang justru memompa semangat perjuangan para pembangkang negara.
Dituturkannya, para pemberontak tetap melakukan perlawanan terhadap prajurit TNI, termasuk aparat keamanan lainnya yang ditugaskan di Papua. Resistensi gerilyawan OPM terus dilakukan, sampai pemerintah Jakarta menggelar perundingan atau mengakui kemerdekaan OPM. (fin)






