Majalahfakta.id – Lahan pertanian milik petani dikabupaten Madiun terancam gagal panen, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain cuaca curah hujan tinggi, yang biasanya bulan Juni sudah memasuki musim kemarau , tetapi kenyataannya pada tahun 2022 musim hujan lebih panjang. 14’/0622
Disampaikan oleh bidang pangan Sholikin dinas pertanian dan perikanan kabupaten Madiun bahwa banyaknya tanaman padi berwarna kecoklatan sebagian besar karena lahan bersifat asam, kekuningan, terserang wereng bagian dari kompleksitas sirkulasi alam.
“ faktor –faktor yang menyebabkan panen terancam gagal panen, antara lain faktor keasaman lahan, karena jerami belum membusuk setelah panen, dan saat ini kebanyakan pakai mesin pemanen Combi, sehingga banyak jerami yang tersisa. Beda lagi kalau memakai dos rayap, ereken jerami habis dan bersih dari lahan, atau biasanya dibawa pulang semua pakan ternak atau dipinggirkan di pematang sawah. Kalau pakai Combi ada sisa jerami yang banyak , belum membusuk dan belum menjadi organik sehingga tanaman sulit berkembang”, Paparnya.15/06’22
“Selain faktor jerami belum membusuk , juga faktor alam musim hujan yang panjang, sehingga rentang kembangbiak hama, jamur, dan hama lain berkembang lebih cepat, kalau sudah begitu diobati penyemprotan sebanyak mungkin dari berbagai merek toko , juga bisa kebal pada hama tersebut”, urai, Sholichin. 16/06’22
Sholikin juga memberi tips menarik cara pengobatan hama itu salah- satunya di lakukan pada saat embun pagi hilang dulu, atau penyemprotan sore hari saat cuaca cerah, supaya semprotan itu sesuai dosis yang dianjurkan , dan ada tahapan- tahapan pengobatan/ penyemprotan yang standart dibutuhkan tanaman. Sholikin juga menganjurkan apabila sudah terlanjur wereng yang meluas , sebaiknya nanti setelah di panen , agar kalau menanam lagi memakai pupuk / obat dari kulit buah-buahan , atau obat organik lainnya supaya jerami lekas membusuk.
“ dan kalau sudah kena wereng ada baiknya , setelah panen atau lahan mau di garap lagi agar dikurangi unsur Urea dan ditambah yang cukup Z A nya, selanjutnya agar tidak kena wereng hendaknya melakukan deteksi dini”, tambah, Solikhin menerengkan lebih rinci.
Nasib petani kembali diuji oleh minimnya pupuk, kondisi alam dan cuaca yang tak menentu,petani peggarap maupun buruh tani adalah tetap pahlawan pangan, petani tak boleh disalahkan , seharusnya dari daerah hingga pusat tetap fokus pada kaum patani.
Sementara itu beberapa petani menyampaikan tentang keadaan tanaman saat ini, seperti wilayah titik utara tol kawasan Bajulan, dan Saradan, Pilangkenceng juga kasus yang sama, lahan pertanian Cabean, Sawahan Madiun juga kasus gagal tumbuh padi, desa Bagi, kecamatan Madiun, dan masih banyak lagi dengan gagal tumbuh padi serta terancam gagal panen.
Dinas pertanian memang bergerak namun hanya sebatas diadakannya penyemprotan bersama, dengan obat gratis,namun tanaman terlanjur hancur, dan pemerintah daerah atau pusat belum bisa mampu membantu maksimal seperti biaya kerugian untuk tanam kembali, ada asuransipun sangat minim sekali.
“ Kalau ada wilayah yang panen awal , itu relatif aman, namun yang terjadi meluas saat ini terancam gagal panen, karena tanaman sulit tumbuh, sekali terserang hama terutama wereng begitu cepat meluas”, terang, Suwadi, salah-satu petani di Caruban, Madiun.
“ Yang jelas, soal keasaman itu sejak dulu ada , ini nasib petani lagi diuji lagi, pupuk minim, cuaca kurang bersahabat, sungguh memprihatinkan”, terang,Darto, petani dari kecamatan Saradan. (rif)






