Muswil PKB Jatim 2025 Bawa Tema Hijau Ditengah Defisit Kepercayaan Publik

FAKTA – Di bawah sorotan lampu gedung Musyawarah Wilayah (Muswil) PKB Jawa Timur, Jumat sore (19/12/2025), atmosfer politik tampak tak biasa. Mengusung tema lingkungan hidup yang “hijau”, partai ini justru sibuk membedah “borok” internalnya: menurunnya kepercayaan masyarakat.

Abdul Halim Iskandar, sang petahana Ketua DPW PKB Jatim, mencoba bertema ekologi dengan identitas santri, namun sang Ketua Umum, Muhaimin Iskandar, justru memilih bicara blak-blakan tentang krisis integritas.Di podium, sosok yang akrab disapa Cak Imin itu tak hanya menebar jargon. Ia melecut kadernya untuk mengembalikan karakter “Jawa Timuran” yang mulai luntur. Bagi Muhaimin, partai kejayaan tidak lagi bisa hanya bersandar pada romansa sejarah kaum sarungan jika perilaku politiknya jauh dari kata terbuka.

“Kejayaan pertama bahwa identitas ke Jawa Timuran, ke NU-an, kesantrian, dan seluruh karakter tujuan yang ada di Jawa Timur harus kita jadikan keunggulan dalam berpolitik dan berperan dalam berkehidupan. Apa itu? fairness, gentlemen, tanggungjawab, terbuka. Kalau ada orang Jawa Timur yang tidak terbuka, sebenarnya orang itu bukan Jawa Timur ,” ujar Muhaimin dengan nada getir.

Pengakuan Muhaimin soal anjloknya kepercayaan publik menjadi antiklimaks yang jujur. Ia mengibaratkan tanggung jawab politik selayaknya filosofi orang Madura yang berani menyelesaikan masalah dengan tangan sendiri atas kesalahannya. Di tengah riuh tepuk tangan, Muhaimin menyisipkan ironi tentang posisi sendiri di pemerintahan yang sering menjadi sasaran cemooh, sebuah pengakuan bahwa ia tengah berdiri di atas fondasi kepercayaan yang rapuh.

“Karena karakter itu hilang, yang disebut bisa dipercaya,” lanjutnya, merujuk pada krisis moral yang menghinggapi tubuh partai.

Namun, diluar urusan moralitas, Muswil ini juga mengungkap kegelisahan pragmatis yang disampaikan Ketua Umum. Muhaimin membocorkan bahwa ia telah melobi Presiden Prabowo Subianto untuk merombak aturan main politik nasional. Alasannya klise namun mendasar: biaya pemilu, baik Pileg maupun Pilgub, sudah melampaui nalar ekonomi politik. Langkah ini dibaca sebagai upaya PKB untuk tetap relevan di tengah kepungan demokrasi transaksional yang kian mahal.

Meski Cak Imin mendorong perbaikan sistem dan keterbukaan terhadap kritik, bursa kepemimpinan di DPW PKB Jatim justru tampak bergerak ke arah status quo.
Nama Abdul Halim Iskandar kembali menguat di antara daftar kandidat lain seperti Anik Maslachah, Fauzan Fuadi, Badrut Tamam, hingga Thoriqul Haq. (fa)