Misteri SPMB SMAN 1 Palembang, Jejak Titipan, Blusukan APH, hingga Bikin Geram Aktivis

FAKTA – Palembang kembali memanas. Pemberitaan majalahfakta.id tertanggal 23 Mei 2025 menguak praktik “titipan” dan kunjungan mencurigakan Aparat Penegak Hukum (APH) serta anggota DPRD ke SMAN 1 Palembang.

Dalam atmosfer yang penuh tanda tanya, muncul pertanyaan tajam : Ada apa sebenarnya dengan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di sekolah favorit tersebut?

Koalisi Aktivis Pergerakan (NJ0) tak tinggal diam. Mereka langsung melakukan audiensi dengan Komisi V DPRD Sumatera Selatan di hari yang sama, menanggapi dugaan carut-marut SPMB yang terindikasi penuh celah manipulasi.

Suparman Roman, Koordinator NJ0, dengan nada geram memaparkan temuannya. “Aplikasi sistem seleksi SPMB masih jauh dari kata bersih. Banyak data diubah-ubah, baik oleh operator maupun oknum lain. Saya temukan sendiri di lapangan: jalur domisili dinilai berdasarkan nilai, sementara jalur afirmasi justru pakai parameter jarak rumah. Ini tidak sesuai aturan!” tegas Suparman seusai audiensi.

Komisi V DPRD, di sisi lain, memberikan apresiasi terhadap laporan yang dibawa aktivis, dan berjanji akan menindaklanjuti persoalan ini secara serius.

Namun cerita belum selesai. Media ini menerima selebaran aksi unjuk rasa dari Forum Advokasi Aktivis Mahasiswa Sumatera Selatan (FAAMSS).

Mereka akan menggelar demo besar-besaran pada Rabu, 28 Mei 2025 pukul 09.00 WIB di depan Kantor Gubernur Sumsel dan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi.

Dalam surat yang juga ditujukan kepada Kapolrestabes/Kasi Intelkam Palembang, FAAMSS menuntut evaluasi total terhadap SPMB 2025—yang sebelumnya dikenal sebagai PPDB—dengan dugaan kuat terjadi kecurangan sistemik, nepotisme, bahkan korupsi dalam proses penerimaan siswa baru di sejumlah sekolah di Sumsel.

Mereka juga mendesak pencopotan Kepala Sekolah SMAN 1 Palembang beserta wakilnya.

Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan, melalui Kasi SMA, Anang, memberikan pernyataan singkat saat dihubungi pukul 17.33 WIB. “Nanti akan saya sampaikan kepada Pimpinan,” ujarnya melalui pesan WhatsApp dari nomor 0812-8075-53XX.

Kisruh ini masih berkembang. Apakah semua hanya kebetulan? Ataukah ini puncak gunung es dari jaringan korupsi pendidikan yang lebih dalam? Satu hal pasti: mata publik kini tertuju ke SMAN 1 Palembang—tempat di mana integritas sistem pendidikan sedang diuji keras. (Laporan : ito||majalahfakta.id)