Semua  

Mesir Adakan Pemilu Untuk Pilih Anggota Parlemen

Pengamat mengatakan sebagian besar kandidat adalah pendukung Presiden Abdul Fattah al-Sisi
Pengamat mengatakan sebagian besar kandidat adalah pendukung Presiden Abdul Fattah al-Sisi

PEMUNGUTAN suara untuk memilih parlemen baru akan berlangsung di Mesir dalam rangkaian pertama pemilu yang lama tertunda.

Pemilu ini akan jadi yang pertama sejak parlemen dibubarkan oleh putusan pengadilan pada 2012.

Pejabat mengatakan pemilu adalah langkah terakhir transisi menuju demokrasi.

Meski begitu, pengamat mengatakan sebagian besar kandidat adalah pendukung Presiden Abdul Fattah al-Sisi dan parlemen baru hanya akan menguatkan pemerintahannya.

Bilik pemungutan suara akan dibuka pada jam 08:00 waktu setempat (12:00 WIB) dan tutup pada 19:00.

Pemilu akan terdiri dari dua putaran pemungutan suara dan hasilnya baru akan diketahui pada awal Desember.

Ada 596 anggota dewan perwakilan rakyat yang akan dipilih.

Keamanan ketat di seluruh negara dengan 185 ribu pasukan yang diturunkan untuk mendukung polisi, menurut kantor berita Mesir, Mena.

Pada Sabtu (17/10), Presiden Sisi tampil di televisi dan meminta warga Mesir untuk memilih.

Presiden Sisi sudah meminta warga Mesir untuk mengikuti pemilihan umum
Presiden Sisi sudah meminta warga Mesir untuk mengikuti pemilihan umum

“Antrilah di depan tempat pemungutan suara dan berilah suara Anda untuk esok yang lebih cerah demi Mesir yang baru,” katanya.

Presiden Sisi adalah mantan jenderal yang memimpin kudeta militer 2013 untuk menggulingkan Presiden Mohammed Morsi setelah berbulan-bulan keresahan.

Partai asal Morsi, Ikhwanul Muslimin, memenangkan sekitar separo kursi di parlemen lalu namun kini dilarang, dan pemimpinnya ada di penjara – sebagian menghadapi hukuman mati.

Hal ini berbanding terbalik dengan banyak tokoh dari rezim presiden otokrat Hosni Mubarak yang masuk daftar calon legislator, kata Orla Guerin dari BBC di Kairo.

Meski parlemen baru memiliki kekuasaan yang luas, namun mereka sepertinya tak akan menantang presiden, ujarnya.

Pengamat memperkirakan jumlah pemilih akan rendah, karena banyak warga Mesir yang tak percaya dengan proses demokrasi.

Apatisme tinggi di kalangan anak muda yang, sebagian besar, marah pada pemerintah dan kebijakannya. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com