PEMERINTAH Korea Selatan mengaku ada 23 pasien tambahan yang terjangkit virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Dengan demikian, total kasus MERS di negara itu berjumlah 87 kasus.
Peningkatan jumlah kasus itu menjadikan Korsel sebagai negara penampung pasien MERS terbanyak di luar Timur Tengah.
Sejauh ini, korban meninggal dunia akibat MERS telah mencapai lima orang. Korban kelima ialah seorang pria berusia 75 tahun. Dia meninggal pada Sabtu (06/06) setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Seoul bersama penderita MERS lainnya.
Sebanyak 17 kasus baru dilaporkan berasal dari rumah sakit tempat korban MERS pertama meninggal. Dia terjangkit virus itu selama perjalanan bisnis ke Arab Saudi, tempat penyakit MERS pertama ditemukan tiga tahun lalu.
Semua kasus infeksi yang dipastikan telah terjadi di fasilitas medis, kata para pejabat.
Guna mencegah penularan, pemerintah Korsel mengkarantina sedikitnya 1.600 orang. Namun, upaya itu dikritik berbagai kalangan.
Walikota Seoul, Park Won-soon, misalnya, menuduh pemerintah pusat tidak menyediakan informasi yang cukup kepada publik mengenai virus ini.
Menteri Kesehatan Korsel, Moon Hyung-pyo, menolak tuduhan itu dan mengatakan komentar seperti itu semakin meningkatkan risiko kekhawatiran publik.
MERS disebabkan oleh sejenis koronavirus dan dapat menyebabkan demam, gangguan pernapasan, pneumonia, dan gagal ginjal.
MERS memiliki tingkat kematian sebesar 27%, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com