Meriahnya “Nite Carnival” Kota Kediri 2017

Tampak WaliKota Kediri, Abdullah Abu Bakar SE (Mas Abu), mengenakan busana tradisional Jawa (beskap) menyalami penonton carnival.
Tampak WaliKota Kediri, Abdullah Abu Bakar SE (Mas Abu), mengenakan busana tradisional Jawa (beskap) menyalami penonton carnival.
Tampak WaliKota Kediri, Abdullah Abu Bakar SE (Mas Abu), mengenakan busana tradisional Jawa (beskap) menyalami penonton carnival.
Tampak WaliKota Kediri, Abdullah Abu Bakar SE (Mas Abu), mengenakan busana tradisional Jawa (beskap) menyalami penonton carnival.

WARGA Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu malam (29/7) hingga Minggu dini hari (30/7) memenuhi jalan protokol di sepanjang Kota Kediri, mulai Stadion Brawijaya hingga Balai Kota Kediri yang berjarak kurang lebih 3 kilometer. Mereka datang dalam rangka memeriahkan rangkaian Hari Jadi Kota Kediri ke-1137 yang menggelar “Nite Carnival” Kota Kediri 2017.

Biasanya karnaval dilakukan pada pagi atau sore hari, tontonan berbeda ini menjadi magnet bagi masyarakat Kediri dan sekitarnya untuk datang dan menyaksikan meriahnya “Nite Carnival”. “Nite Carnival” diikuti oleh peserta dari semua satker Kota Kediri dan Lembaga Pendidikan. Forpinda juga turut serta. Berbagai dandanan yang unik ditampilkan oleh model yang cantik dan ganteng. Mereka dandan dengan berbagai ragam busana kontemporer hingga tokoh pewayangan. Untuk dandan dan bisa tampil hingga selesai acara, para model ini harus sedikit “tersiksa” kurang lebih 8 jam.

Jajaran Forpinda Kota Kediri juga mengenakan busana tradisional Jawa (beskap) turut serta memeriahkan “Nite Carnival”, termasuk Kapolres Kediri Kota.
Jajaran Forpinda Kota Kediri juga mengenakan busana tradisional Jawa (beskap) turut serta memeriahkan “Nite Carnival”, termasuk Kapolres Kediri Kota.

Di samping itu yang tidak kalah pentingnya, tujuan Pemerintah Kota Kediri adalah melestarikan budaya, menampung kreativitas pemuda dan menggerakkan ekonomi masyarakat Kota Kediri.

Begitu banyaknya penonton yang hadir dalam kegiatan yang diadakan DISBUDPARPORA Kota Kediri ini, membuat Kota Kediri lumpuh hampir kurang lebih 5 jam. Semua kendaraan roda dua dan roda empat  harus berhenti di jalan tanpa bisa bergerak. Begitu berjubelnya penonton banyak anak-anak yang harus dipanggul orangtuanya agar bisa melihat. Tidak jarang pula yang terpaksa naik ke atas pohon. (ADV-DISBUDPARPORA)