Mengenal Koran Berbahasa Melayu Pertama di Indonesia

Majalahfakta.id – Sebagai suatu media untuk berkomunikasi dan menyampaikan berita, surat kabar telah lahir bersama perjalanan hidup manusia, sekaligus peradaban yang menyertainya. Di Indonesia sendiri, surat kabar telah hadir sejak Indonesia belum merdeka. Meskipun telah mengenal dunia tulisan sejak zaman kerajaan, Indonesia baru mengenal surat kabar atas adanya pengaruh dari kedatangan Belanda.

Eropa telah menerbitkan surat kabar pertama mereka sejak abad ke-17. Dilansir dari Mamuju Pos, sejumlah sumber menyebut pers di Indonesia diperkenalkan oleh bangsa Belanda, dalam waktu yang tidak jauh dari beredarnya surat kabar di negara asal mereka.

Menurut Dr. De Haan dalam buku Oud Batavia, Kort Bericht Eropa atau Berita Singkat Eropa ialah salah satu surat kabar pertama di eropa. Terbit di tahun 1676, koran yang dimiliki oleh Abraham Van de Eede ini merilis berita dari Polandia, Perancis, Jerman, Belanda, Spanyol, Inggris dan Denmark.

Seperti dikutip dalam tulisan Nur Annisa Kusumawardani, surat kabar yang cukup populer karena merupakan yang pertama diterbitkan di Indonesia adalah Bataviase Nouvelles. Sayangnya, koran yang terbit pada bulan Oktober tahun 1744 ini masih ditulis dalam bahasa Belanda dengan kalangan pembaca para bangsawan Belanda.

Bataviase Nouvelles lalu berkembang cukup pesat dan berubah menjadi koran yang berisi kritik terhadap perbudakan di Batavia dan perilaku penguasa VOC ketika itu. Media ini sempat dibekukan dan berhenti produksi, dan baru dilanjutkan 30 tahun kemudian oleh Verdu Nieuws dengan bentuk mingguan yang berisi iklan.

Bagian penting dari surat kabar adalah bagaimana pesan yang ingin disampaikan dapat mencapai khalayak luas. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut ialah dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh orang banyak. Al Juab menjadi surat kabar yang menjawab masalah tersebut. Sebelum kelahirannya, surat kabar masih belum dapat diakses oleh masyarakat umum.

Menggunakan bahasa Melayu dan huruf Arab

Muncul di tahun 1795, Al Juab merupakan koran berbahasa Melayu pertama yang dipersembahkan bagi khalayak umum. Seperti namanya yang bercorak islami, koran ini kebanyakan menulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam.

Dilansir dari Ensiklopedia Jakarta, surat kabar Al Juab diterbitkan oleh seorang mubaliq Islam asal Arab. Koran ini juga dinilai cukup unik karena kendati menggunakan bahasa Melayu, tulisan di dalamnya disajikan menggunakan aksara Arab.

Seperti surat kabar pendahulunya, masa hidup Al Juab pun tidak bertahan lama. Dikabarkan, media ini tutup di tahun 1801. Selanjutnya, di tahun 1824 koran ini digantikan oleh Bianglala. Surat kabar ini diterbitkan oleh Oglive & Co dan dipimpin oleh Stefanus Sandiman dan Marcus Geto. Selanjutnya, surat kabar Bianglala ini kemudian berganti nama menjadi Bintang Johar.

Meskipun disebut-sebut sebagai surat kabar pertama dengan bahasa Melayu, arsip Buletin Aktualita LPM Aspiratif Universitas Islam Zainul Hasan menyebutkan bahwa terdapat berbagai media yang juga lahir dan mati di era yang sama.

Di tahun-tahun berikutnya, koran-koran lain baik harian ataupun mingguan bermunculan. Melalui artikel Media dalam Bingkai Sejarah, disebutkan bahwa surat kabar dengan bahasa Melayu banyak bermunculan menyusul Al Juab pada tahun 1858. Di antaranya adalah koran Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, Soerat Khabar Betawi, Hindia Nederland, Slompret Melajoe.

Koran menjadi media utama untuk menyebarkan informasi dan berita. Setelah kedatangan mesin cetak di Batavia, surat kabar kian berkembang dan mempermudah surat kabar berbahasa Melayu untuk lahir dan tumbuh, hingga menjadi salah satu senjata perjuangan kemerdekaan Indonesia. (*)