SEMULA adalah Kalurahan Karangwuni, Kalurahan Mrican, Kalurahan Demangan, Kalurahan Ambarukmo dan Kalurahan Kledokan. Berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kalurahan maka sebanyak lima kalurahan tersebut kemudian digabung melebur menjadi satu menjadi Desa Caturtunggal yang kemudian resmi ditetapkan oleh Sampeyan Dalem Sinuhun Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Maklumat No. 5 Tahun 1948, yang memuat tentang Perubahan Daerah-Daerah Kalurahan.
Peristiwa sejarah tersebut kemudian dijadikan dasar berdirinya Desa Caturtunggal dan diperingati setiap tahunnya. Pada tahun 2018 ini keberadaan Desa Caturtunggal genap berumur 70 (tujuh puluh) tahun. Menurut keterangan Kepala Desa Caturtunggal, Agus Santoso SPsi, pada usia tersebut Pemerintah Desa Caturtunggal terus berbenah, visi dan misi dijadikan motivasi untuk bekerja keras dan berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Hari Jadi tahun ini dengan tema Keragaman Budaya Menyatukan Rasa “Serumpun Seni Berjuta Aksi”. Pemerintah Desa Caturtunggal berusaha mempererat rasa persaudaraan yang ada dalam diri Desa Caturtunggal. Hal ini, menurut keterangan Agus Santoso, secara kasat mata Desa Caturtunggal merupakan Indonesia mini yang nyata dalam konteks keberagaman. Warga dari berbagai ras dan suku yang ada di Indonesia dapat dijumpai dengan mudah di wilayah Desa Caturtunggal. Hal inilah yang kemudian mendasari tema Hari Jadi Desa Caturtunggal Ke-70 tahun ini. Pemerintah Desa Caturtunggal ingin peringatan hari jadi desa tahun ini bisa dinikmati, dirasakan dan dirayakan oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya warga Desa Caturtunggal yang sangat beraneka ragam.
Di sela-sela kegiatan Kirab Budaya, Agus Santoso kepada Fajar Rianto dari FAKTA antara lain mengatakan bahwa ribuan peserta yang mengikuti kirab tersebut merupakan potensi masyarakat Desa Caturtunggal. Antusias kepesertaan warga meluber melebihi target semula yakni kisaran 3.000 hingga 4.000 orang terdiri dari berbagai unsur dan mewakili keanekaragaman masyarakat dan lembagga terutama yang ada di wilayah Caturtunggal.
Dalam pantauan FAKTA, kegiatan tersebut menyedot perhatian masyarakat banyak. Hampir sepanjang jalan terlihat kerumunan masyarakat menunggu dan menyaksikan jalannya kegiatan. Tak ayal selama dua jam lebih arus lalu lintas sepanjang jalan Solo dan Gejayan macet nyaris lumpuh total, untung aparat kepolisian jajaran Satlantas Polres Sleman dengan sigap dan cekatan berupaya segera mengurai, salah satu caranya memberlakukan sistem buka-tutup. Untuk itu atas nama Pemerintah Desa Caturtunggal khususnya panitia memohon maaf bagi segenap pengguna jalan yang merasa sedikit-banyak terganggu dengan jalannya acara kegiatan kirab yang ditutup dengan rebutan gunungan tersebut.
Agus Santoso pada kesempatan itu juga mengungkapkan bahwa dana yang digunakan untuk rangkaian kegiatan tersebut memang lumayan besar namun semua merupakan hasil partisipasi masyarakat yang ada dan kegiatan ini sama sekali tidak menggunakan anggaran Dana Desa. Pihaknya juga mengaku merasa puas atas sambutan atau peran serta masyarakat terkait jalannya acara.
Secara terpisah, Ketua Panitia Acara, Aminudin Aziz, menambahkan, dalam rangka memperingati hari jadinya, Pemerintah Desa Caturtunggal tahun ini melaksanakan berbagai kegiatan selama satu bulan penuh. Rangkaian kegiatan tersebut diawali sejak tanggal 1 April 2018 acara Jalan Sehat yang dilaksanakan di lapangan Klebengan. Kethoprak tanggal 7 April 2018 di Padukuhan Kledokan, Parade Hadroh pada tanggal 8 April 2018 di Padukuhan Karangmalang, Kirab Budaya tanggal 15 April 2018 start di Pendopo Ambarukmo dan finish di Lapangan Realeno Universitas Sanata Dharma, Tirakatan tanggal 18 April 2018 di Balai Desa Caturtunggal, Upacara tanggal 19 April 2018 di Lapangan Klebengan, Festival Dolanan Anak 21 April 2018 di Balai Desa Caturtunggal, Sepeda Santai, Senam Masal dan Jathilan tanggal 22 April 2018 di Lapangan Janti, Bazar Potensi Desa 27-28 April 2018 di Balai Desa Caturtunggal, Pentas Wayang Orang oleh Kelompok Bayu Badjra tanggal 28 April 2018 di Balai Desa Caturtunggal dan akan diakhiri dengan Pertunjukan Wayang Kulit oleh Ki Seno Nugroho tanggal 1 Mei 2018 di Padukuhan Papringan.
Peringatan hari jadi yang menembus angka tujuh puluh ini diharapkan dapat menjadi titik tolak untuk menjadi desa yang semakin mandiri dan sejahtera sesuai dengan visi dan misi Kepala Desa Caturunggal, Agus Santoso SPsi. (F.883)