Masalah Blok Masela Pemda MBD Tak Jelas

GAUNG dan gema Blok Masela seakan hanya akan menjadi milik masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan daerah lainnya di Indonesia, tetapi mungkin bukan bagi masyarakat Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Hal ini sangat jelas terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan oleh semua daerah di Indonesia, tidak terkecuali MTB yang begitu serius mempersiapkan diri demi menyambut anugerah terbesar dari Tuhan ini. Sedangkan Pemda Kabupaten MBD seakan hanya akan menjadi penonton dan simpatisan saja. Demikian penegasan tokoh muda MBD, Fredy Ulemlem SH, kepada Majalah FAKTA via telepon selulernya pada Selasa (25/6).

“Sangat disayangkan kalau Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang dipimpin oleh Drs Barnabas Orno terkesan tidak mampu melakukan lobi-lobi politik untuk memperjuangkan Blok Masela bagi kesejahteraan masyarakat MBD, khususnya masyarakat yang ada di Pulau Masela,” ungkap Fredy.

Pasalnya, kata Fredy, berdasarkan hasil pantauannya terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) Maluku Tenggara Barat (MTB) demi menyambut Blok Masela, Pemda MTB melakukan persiapan begitu luar bisa. Salah satunya adalah Pemda MTB membiayai putra-putri terbaiknya untuk bersekolah pada bidang pertambangan sejak beberapa tahun yang lalu, bahkan kini mereka sudah hampir menyelesaikan pendidikannya.

Hal ini, menurutnya, dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) MTB dalam menghadapi Blok Masela. Begitu juga dengan Kepulauan Aru, dalam tahun ini mereka juga akan mengirimkan putra-putri terbaik daerahnya untuk sekolah pada bidang pertambangan dalam rangka menghadapi Blok Masela pada saat penerimaan tenaga kerjanya nanti.

“Akan tetapi, apa yang digaungkan oleh Pemda MBD, lewat Bupati Barnabas Orno, hingga kini hanya menjadi isapan jempol semata dan tanpa sedikitpun bukti konkrit dari apa yang disampaikan dan sering diumbar oleh sang bupati,” terang Ulemlem.

Di sisi lain, lanjut Ulemlem, kekompakan Pemda MTB bersama-sama dengan pihak DPRD-nya sangat luar biasa. Pasalnya, mereka (Pemda dan DPRD MTB) telah mengalokasikan anggaran kepada masyarakatnya yang memiliki usaha dagang dan penginapan di sekitar lokasi infrastruktur Blok Masela yang berada di Pulau Selaru, demi meningkatkan income dan kesejahteraan masyarakatnya.

Belum lagi pada tataran organisasi pemuda dan mahasiswa serta organisasi hukum adatnya juga begitu kompak menjemput Blok Masela. Semua infrastruktur sepertai jalan dan jembatan serta penerbangan, perhubungan laut dan darat telah tersedia di MTB.

Lalu pertanyaannya, dimanakah Pemda MBD selama ini ? Apakah mereka sedang tidur atau mereka tidak berdaya memperjuangkan kepentingan masyarakat MBD dalam hal Blok Masela ? “Dugaan korupsi di sana-sini, buruknya kinerja birokrasi, intimidasi dan diskriminasi malah semakin marak terjadi di MBD saat ini. Bahkan pemenuhan hak pelayanan hanya berlaku bagi orang-orang tertentu sesuai hubungan politik, hubungan keluarga, hubungan pertemanan dan sebagainya. Lalu kapan rakyat menikmati kesejahteraan ? Belum lagi sang bupati yang hanya sibuk mengurusi ambisinya menjadi orang nomor satu di Maluku (Gubernur) beberapa waktu lalu,” tegas Fredy.

Lebih jauh dipaparkan, berbagai tindak kejahatan yang merugikan masyarakat MBD seperti pencurian material tambang romang terkesan dilupakan, bahkan diangap tidak pernah terjadi apa-apa. Kasus kapal sabuk nusantara juga terkesan diabaikan begitu saja. Begitu pula kasus-kasus besar lainnya. “Apakah ini kutukan bagi rakyat MBD atau karena pemerintahannya yang sudah tidak bermoral ? Hanya Tuhan Yang Maha Tahu,” ungkap Ulemlem.

“Ditambah lagi ketika MBD dalam situasi seperti ini para generasi muda MBD bukannya bergerak melakukan perlawanan dan memperjuangkan kebenaran, akan tetapi malah banyak sekali generasi muda MBD yang kemudian menjual hak kesulungan dan harga dirinya kepada sang penguasa,” beber Ulemlem. (F.1010)