Majalahfakta.id – Krisis minyak goreng di kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), yang kini membuat keresahan warga terutama pada ibu rumah tangga (IRT). Dan hingga Kapolda Sulbar lakukan pemantauan dan pengawasan di sejumlah toko atau penyalur minyak goreng dengan tujuan untuk menghindari penimbunan dan permainan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah senilai 14 Ribu per liter, dan bersama – sama menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran selama pandemi.
Kapolda Sulbar, Irjen Pol. Eko Budi Sampurno saat di konfirmasi mengatakan, selama krisis minyak goreng pihaknya telah melakukan pemantauan dan pengawasan di sejumlah distributor dan di toko – toko penyalur yang ada di kota Mamuju. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya oknum penyalur nakal yang sengaja menimbun minyak goreng.
“Jika ditemukan penimbun minyak goreng di masa pandemi ini, sudah pasti akan kami tindak. Dan saat ini sudah kami pantau di lapangan dan berharap tidak ada oknum pedagang nakal yang memanfaatkan kesempatan pada kelangkaan minyak goreng ini, “ beber Kapolda Sulbar.
Di tempat terpisah kata pemilik toko Unio Subur Mamuju Jefri mengatakan, saat ini di tokonya masih melayani pembelian minyak goreng dengan mengikuti harga pemerintah senilai 14 Ribu rupiah per liternya. Dan ia juga katakan Hanya karena keterbatasan pasokan minyak goreng sehingga pihaknya melayani hanya 1 liter per orangnya,” ucapnya.
Sehubungan dengan adanya status di medsos terkait selebaran yang menempel di dinding toko Uniu subur yang pemiliknya “JR” telah menjadi viral di medsos, menyebutkan untuk bisa mendapatkan minyak goreng per 1 liter, pembeli harus belanja barang senilai Rp 100 Ribu rupiah. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pembeli minyak goreng dengan jumlah partai banyak.
Terkait viralnya kertas yang bertuliskan aturan pembelian minyak goreng yang ditempel di dinding toko. Pihaknya langsung mencabut kertas tersebut
Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju setelah mendapakan informasi tentang kelangkaan minyak goreng di Kota Mamuju langsung ke lapangan dan mengunjungi toko – toko penyalur terutama di gudang barang milik toko subur. “Pemilik toko mengakui masih ada barang 170 dus merk Sunco dan Fitri yang tersimpan di gudang, tapi pada hari Senin ini akan di pasarkan kembali ke masyarakat. Dan ini bukan bukan timbunan tapi sisa barang yang baru masuk dibongkar di gudang,.” katanya.
Lebih lanjut hari ini, kami mulai kembali memajang minyak goreng dengan harga subsidi 14 Ribu mulai pukul 10 sampai 12.00 wita atau siang, sore dan malam hari dengan alasan menghindari kerumunan. Dan mencegah adanya warga yang memborong dengan tujuan pemerataan bagi masyarakat yang ingin belanja di Toko, “ ungkap Jefri pemilik toko subur di Mamuju. (amk)






