Semua  

KPH BOJONEGORO ATENSI BERBAGAI ASPEK

Assper Tretes, Dandi, saat memantau pertumbuhan plances klirisidi.
Assper Tretes, Dandi, saat memantau pertumbuhan plances klirisidi.
Assper Tretes, Dandi, saat memantau pertumbuhan plances klirisidi.
Assper Tretes, Dandi, saat memantau pertumbuhan plances klirisidi.

TERNYATA Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro bukan hanya fokus pada tanaman jati, mahoni, tetapi juga mengembangkan tanaman klirisidi (termasuk katagori biomassa). Di antaranya BKPH Tretes, dengan membuat persemaian jenis klirisidi sebanyak 1.500.000 plances, yang dulu jenis klirisidi hanya sebagai tanaman sela.

Menurut Administratur/KKPH Bojonegoro, Dewanto SHut MM, didampingi 3 Wakil Adm, KSS Humas Markum serta Assper Tretes, Dandy, bahwa persiapan plances klirisidi itu untuk lahan kosong hutan produktif, bukan hutan lindung. Walau di BKPH lain ada jenis klirisidi untuk di hutan lindung, tetapi persemaian klirisidi BKPH Tretes adalah untuk lahan hutan produksi. “Riil datanya ke Assper,” petunjuk Adm/KKPH Bojonegoro.

Assper Tretes, Dandy, menambahkan, plances klirisidi yang disemai di kawasan RPH Bakulan petak 10 c adalah untuk lahan seluas 450 hektar. Yakni di RPH Sugihan, Maor, Tretes. Untuk penanaman RPH Bakulan di musim tanam tahun ini khusus tanaman kayu putih, tetapi masih nunggu SPK. “Dipilihnya lokasi RPH Bakulan untuk persemaian ini karena untuk kebutuhan airnya tercukupi. Dan untuk tebangan tahun ini target produksi jati sebanyak 1.000 meter kubik. Tebangan B sekarang sedang berjalan. Semua KRPH terlibat dalam pembuatan lahan persemaian, di antaranya KRPH Tretes (Sarmin), KRPH Sugihan (Dulkamit), KRPH Maor (Eko). Sedangkan pengerahan tenaga 12 personil. Sekali lagi, klarisidi diperuntukkan buat hutan produksi yang saat ini kosong. Kami optimis berhasil dan harus mensukseskan program perhutani”.

KRPH Bakulan, Suwito, belum berani berkomentar perihal lahan yang akan ditanami kayu putih. “Maaf, karena belum ada SPK-nya sehingga belum tahu persisnya,” dalihnya.

Assper Clangap, H Lugianto, beserta Anggota Supriyanto, Jayus, Damianto, saat mematikan api yang membakar hutan.
Assper Clangap, H Lugianto, beserta Anggota Supriyanto, Jayus, Damianto, saat mematikan api yang membakar hutan.

Selanjutnya soal keamanan hutan termasuk kebakaran, penelusuran Eko Purnomo dari Majalah FAKTA, dari wilayah BKPH Tretes melewati beberapa kawasan BKPH, di antaranya BKPH Temayang, Clebung, Bubulan, Nglambangan, Clangap puluhan kilometer ditempuh sampailah di kawasan hutan BKPH Clangap. Waktu itu ada Assper bersama anggota sedang sibuk mematikan api yang diduga berasal dari pembuangan puntung rokok yang terkena angin hingga terbakar. “Begitu ada informasi kami langsung sigap. Kita ini jaga alas (hutan) 24 jam, inti serta terbagi ring 1 di bawah koordinator gabungan KRPH, ring 2 patroli gabungan sebagai cadangan. Termasuk pengamanan hutan di BKPH Clangap adalah Petak 53 RPH Sawitrejo bisa dikatakan tanaman bakalan reng/usuk. Maka sebelum terjadi kita mengantisipasi. Dan mudahnya diterima informasi karena masing-masing personil punya alkom (alat komunikasi) berupa handy talky (HT). Masa pengisi waktu longgar kami latihan sandi, misal 8.13 selamat bertugas, 10.2 posisi, 85 stand by, 86 dimengerti,” papar Assper Clangap, H Lugianto.

Selanjutnya Staf BKPH Clangap, Supriyanto, dan kawan-kawan menyatakan selalu siaga demi konsekwensi sebagai rimbawan. (F.463)