Korban Perkosaan Dua Pemuda, Seorang Siswi di Surabaya Butuh Penanganan dan Ketegasan Hukum

Ilustrasi.net

FAKTA – Malang nasib Sri (bukan nama sebenarnya) siswi salah satu SMPN di Surabaya. Ia menjadi korban pemerkosaan dua pemuda berandal setelah dicekoki minumah beralkohol. Kini, Sri hamil lima bulan.

Aksi pemerkosaan terjadi pada Desember 2022. Tapi baru diceritakan Sri ke orang tuanya saat lebaran kemarin. Ibu Sri curiga karena gerak gerik putri sulungnya itu seperti orang hamil. Setelah ditanya pelan pelan, Sri akhirnya mengakui.

Lalu kasus pemerkosaan ini disampaikan kepada anggota DPRD Surabaya Imam Syafi’i. Anggota Komisi A (hukum dan pemerintahan) ini pun langsung melakukan advokasi dan pendampingan pada hari pertamanya masuk kerja paska libur Idul Fitri.

Kasus ini sudah dilaporkan ke Polrestabes Surabaya selasa malam. Hari ini korban divisum di RS Bhayangkara Polda Jatim.

Setelah itu korban langsung opname di RS Suwandie, karena kondisi kesehatannya menurun.

“Saya sudah komunikasi dengan dr Billy (direktur RS Soewandi). Saya ceritakan garis besar kejadiannya. Dokter Billy langsung peduli,” ujar imam.

Anggota dewan dari partai Nasdem ini juga sudah kordinasi dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemkot Surabaya Ida Widayati untuk ikut menangani masalah ini. Sebab, saat ini korban trauma berat.

” Alhamdulillah Bu Ida langsung respon cepat. Timnya sudah bertemu dan berdialong dengan korban,” papar wakil rakyat yang berlatar belakang wartawan dan pengacara itu.

Menurut Imam, korban Sri bukan salah satu pergaulan. Siswi kelas 2 SMP ini tipe cewek pendiam. Dia lebih banyak di dalam rumahnya di Kecamatan Bubutan.

“Saat kehadiran Sri diajak tetangganya beli makanan. Ternyata pulangnya mampir di rumah seorang pemuda di kampung tidak jauh dari rumah Sri. Di dalam rumah sudah ada tiga pemuda sedang pesta miras. Sri dipaksa ikut minum. Karena tidak pernah minum, kepala Sri langsung pusing. Saat itulah, dua dari tiga pemuda tersebut menistakan Sri”.

Sri adalah sulung dari tiga bersaudara dari keluarga miskin. Bapak kerja serabutan. Sedangkan ibunya mengais rezeki dengan mengemis. Terkait kasus ini, pertama, Imam meminta Pemkot Surabaya mengobati kesehatan fisik dan psikis Sri. Kedua, polisi harus secepatnya menangkap pelakunya.

Dan ketiga, tidak bisa ditawar lagi, polisi dan Satpol PP harus serius memberantas peredaran minuman beralkohol ilegal. Terutama di dekat perkampungan. “Sudah terbukti banyak mudaratnya. Sama sekali tidak ada kebaikannya,” terang aktivis Nahdlatul Ulama ini. (pri)