
APRESIASI Camat Kasiman, Drs Purwanto MSi, diberikan kepada Desa Kasiman perihal kerukunan warganya dengan harga untuk bergotong-royongnya yang sangat tinggi. Ia pun sangat berharap agar desa-desa lain mencontoh kerukunan warga Desa Kasiman tersebut.
Kepala Desa (Kades) Kasiman, H R Gus Ali SE, kepada Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo) menjelaskan bahwa adanya kolam pemancingan yang dikelola oleh Karang Taruna Wonomulyo Desa Kasiman memberikan kontribusi kepada desa terutama untuk menggali potensi yang ada, serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Secara resmi dibuka pada tanggal 3 Oktober 2019 tetapi sudah mulai operasional bulan Juli 2019. Awalnya coba-coba pada embung terpalan, setelah diotak-atik dan mendapat tambahan wawasan sekaligus bibit maka antusias para penghobi mancing sangat tinggi. Maka ibarat maju tak gentar kami gerakkan pembangunan kolam pancing secara gotong royong, yang punya ketela pohon membantu ketela pohon, yang punya bambu membantu bambu, yang punya tlethong/kotoran sapi nyumbang tlethong. Punya menthok nyembelih menthok untuk lauk yang kerja, panggang ayam, dan lain-lain. Memang satu komando dari Bapak Kades, semua saiyek saeko proyo,” tambah Ketua Pengelola Kolam Pancing, Hermawan Mustika Adhi.
Sedangkan penanggung jawabnya, Kasun Sutrisno, menambahkan, adanya kolam pancing ini memberikan dampak positif. Karena selain memberikan kesibukan pada karang taruna untuk lebih kreatif dan terarah, juga membimbing kewirausahaan di desa sendiri. “Tidak harus berwacana merantau jauh-jauh, akan tetapi membangun desa dengan kreatif, inovatif dan bisa mendatangkan uang”.
BPD Kasiman, Tulus, juga mengamini semua yang digagas Pak Kades beserta perangkatnya dan juga elemen masyarakat yang ada di desa. “Pada dasarnya demi kemajuan serta meningkatkan kesejahteraan warga. Dengan adanya kolam pancing ini, membuka akses Jawa Timur – Jawa Tengah. Dedikasi serta inovasi Pak Kades membuka wawasan kita untuk selalu berfikir maju”.
Ketua RT. 03/RW.06, Darmuji, menimpali, warga selalu bersinergi, guyup rukun, dengan semboyan ‘Eyang Bodronoyo’ yaitu rukun agawe sentosa, congkrah agawe bubrah (bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh). “Bukan bercerai kawin lagi, tetapi bercerai yo ambyar”.
“Terbangunnya kebersamaan warga ini secara rutin diadakan silaturahmi terjadwal, tiap Rabu kumpulan gapoktan. 3 gapoktan bertemu, yakni kelompok Tulus, Pardi, Agus Munandar. Tiap malam/menjelang tanggal 4, kumpulan Linmas, malam tanggal 2 kumpulan warga RT. 01. Malam tanggal 3 kumpulan RT. 03, malam tanggal 6 kumpulan warga RT.02. Demikan juga di dusun lain. Dengan cara begini, selalu ‘nguri-uri’ menjadikan warga Desa Kasiman guyup rukun, sebab semua permasalahan hari itu disampaikan dan hari itu juga ditemukan solusinya. Sehingga sesama tetangga tiada rasan-rasan negatif. Saatnya mencari pangupo raga, sesuai profesi masing-masing, telaten panen. Yang nandur kacang perhatiannya pada kacang, tak perlu melirik tanduran pisang jika tidak menanam pisang. Dengan demikian, tercipta damai selama ini. Pak kades kami, orangnya memang hebat, santun, tegas, berwibawa”.
Selanjutnya kades berbasic Marinir (TNI AL) ini kepada Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo) menjelaskan secara riil bahwa Kolam Pancing Wonomulyo Dusun Karanganyar memang membuka akses untuk destinasi wisata, terobosan Jawa Tengah – Jawa Timur, lokasinya di pinggir hutan (KPH Cepu) – desanya ikut Desa Kasiman, Kecamatan Kasiman. Lahannya tanah kas desa (TKD). Modal awal urunan (saham), untuk kayu jati pemondokan berkembang warung sehat, ber-WIFI adalah jati kampung/tanaman milik Pemdes Kasiman. Adanya listrik PJU 8 titik, sudah menerangi jalan, tak gelap lagi, walau lewat pinggir kuburan. Sesuai yang diprogramkan Bupati Bojonegoro yaitu kreatif dan inovatif. “Begitulah. Nanti kita kembangkan fasilitas pendukung lainnya yaitu wahana bermain anak-anak agar bisa untuk tamasya bersama. Bapaknya mancing, putra-putrinya bandulan/ayunan. Ibunya bisa icip-icip kulinernya, khas Sambel Lombok Ijo Kasiman. Berawal dari embung pertanian serta untuk resapan sumur air bersih. Namun sehubungan ada pemikiran baru, maka sekaligus dibuat kolam pemancingan ikan, air limbahnya untuk pertanian. Sebab sesuai anjuran dinas pertanian, limbah ikan bisa menambah hara, sehingga tanahnya akan menjadi subur,” jelas Kades Kasiman, H R Ghozali SE.
Kolam pemancingan yang berada di Jalan Yudistira Raya 2 (selatan SMKN Kasiman 1 masuk 500 meter) buka pukul 08.00-17.00 WIB dan pukul 19.30 – pukul 00.00 WIB. Tiket kolam timur (khusus ikan nila) Rp 15.000,-/stick dan kolam barat (ikannya campur nila, tawes, tombro, patin) Rp 5.000,-/stick. Untuk los ada 6 unit, termasuk akan dikembangkan pula bengkel motor, cucian motor, potong rambut yang dilindungi pohon keres, srikaya, pohon pisang, juga bambu jepang. “Yang penting, untuk pemancing harus jaga nilai-nilai norma susila alias dilarang gendhakan (selingkuhan)”. (F.463)







