Semua  

Kawasan Di Sumatera Selatan Masih Diselimuti Asap

Petugas memerlukan waktu berjam-jam untuk memadamkan api di areal 10 meter persegi di lahan gambut
Petugas memerlukan waktu berjam-jam untuk memadamkan api di areal 10 meter persegi di lahan gambut

MESKI kabut asap dinyatakan telah berkurang, kepulan asap di Sumatera Selatan masih terlihat.

Di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, asap tampak mengepul sejauh mata memandang.

Akan tetapi, tiada kobaran api yang muncul. Kepulan asap itu justru berasal dari sela-sela tanah lunak berpori seluas ratusan hektar yang disebut lahan gambut.

Untuk memadamkan asap itu, belasan petugas Manggala Agni dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup diturunkan.

Mereka bahu-membahu menyemprotkan air dari kanal-kanal di sekitar lahan dengan menggunakan mesin pompa.

Upaya mereka menemui kendala besar. Walau air yang disemprotkan telah merendam tanah sehingga tanah seperti bubur, asap masih mengepul.

Muhammad, salah seorang petugas, mengaku dia dan rekan-rekannya memerlukan empat jam untuk memadamkan api di lahan seluas 10 meter persegi.

Kebakaran di halan gambut terjadi 2 hingga 3 m di bawah tanah
Kebakaran di halan gambut terjadi 2 hingga 3 m di bawah tanah

“Ini terjadi karena kebakaran di lahan gambut terjadi dua hingga tiga meter di bawah tanah. Apalagi, lahan gambut mengandung gas metan sehingga sulit dipadamkan,” kata Tri Prayogi, kepala daerah operasi 3 Manggala Agni, Sumatera Selatan.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jumlah hotspot di Sumatera berkurang dibandingkan dengan seminggu terakhir.

Khusus di Sumatera, jumlah hotspot pada Senin (21/09) mencapai 399 titik atau turun 72 titik ketimbang pekan lalu.

Sebaran asap di Sumatera makin sempit, hanya di sebagian Sumsel, Jambi dan Riau. Asap sudah tidak menyebar hingga Selat Malaka, Malaysia, dan Singapura. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com