Semua  

KARENA MEMIMPIN TANPA TEBANG PILIH MENJADIKAN KRONDONAN DESA “IDAMAN”

Kades Krondonan, Parji (barisan depan baju putih), foto bersama BPD Muzani SP dan perangkat serta BPD lainnya.
Kades Krondonan, Parji (barisan depan baju putih), foto bersama BPD Muzani SP dan perangkat serta BPD lainnya.
Kades Krondonan, Parji (barisan depan baju putih), foto bersama BPD Muzani SP dan perangkat serta BPD lainnya.
Kades Krondonan, Parji (barisan depan baju putih), foto bersama BPD Muzani SP dan perangkat serta BPD lainnya.

SECARA geografis memang Desa Krondonan dikelilingi hutan, jalannya naik-turun lembah hijau, tebing curam, pegunungan dan ke Gunung Pandan cukup jalan kaki 7 km jika lewat jalan aspal/coor rabat beton, paving. Kepala Desa Krondonan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur,  Parji (52), berhasil memimpin desa itu selama dua periode yang sudah berjalan dan sudah terselesaikan secara administratif. Dan, sekarang ia menjabat lagi untuk periode yang ke-3, yang baru dilantik pada tanggal 6 April 2020.

Kepemimpinan Parji dalam tata kelola pemerintahan Desa Krondonan di antaranya tidak pernah tebang pilih dalam melayani baik terhadap orang yang dulu memilihnya maupun yang tidak memilihnya. Sedangkan pembagian tugas kepada masing-masing perangkatnya adalah sesuai dengan tupoksi masing-masing. Perihal membangun desanya ia mengedepankan musyawarah. Pembangunan selalu disesuaikan dengan rencana anggaran pembangunan atau RAB.

Kebijakan-kebijakan lain yang ditempuh oleh Kades Parji, yakni pemerataan lokasi pembangunan untuk masing-masing dusun. Walaupun besarnya dana tidak sama, karena memperhitungkan besar-kecilnya program bangunan phisik. Karena bila sesuai dengan lokasi atau kondisi otomatis ada dusun yang selalu di belakang. Demikian juga saat menerbitkan peraturan desa atau Perdes selalu berdasarkan musyawarah dengan BPD dan meninggalkan ambisi atau ‘semau gue’.

Kades Krondonan, Parji, dan Kades Gondang, Agus Riyanto, mengapit Camat Gondang, Triguno SSTP MM, seusai pelantikan melalui teleconference hari Senin (6/4/2020).
Kades Krondonan, Parji, dan Kades Gondang, Agus Riyanto, mengapit Camat Gondang, Triguno SSTP MM, seusai pelantikan melalui teleconference hari Senin (6/4/2020).

Kemudian untuk peningkatan kesejahteraan warganya memang diberikan kebebasan pilihan. Yang penting warga bisa sejahtera. Adapun yang ditanamkan oleh Kades Parji yang berputra seorang sekdes adalah membangun persatuan dan kesatuan. “Sing penting podho rukun, damai, sejahtera. Kendala yang ada di Desa Krondonan yang paling dominan adalah jalan poros desa. Karena terlalu panjang, sedangkan PNPM dulu tidak ngatasi dengan jarak antar dusun kisaran 4 sampai 8 km. Seperti Krondonan menuju Dusun Tengaring, Krondonan menuju Jomblang Jati,  atau Krondonan menuju perbatasan Desa Pragelan. Kami menerima kritik dan masukan dari mana saja, yang penting demi kemajuan desa, dan jangan bersifat ‘adu-adu’, umpomo lagu ‘Adu Domba’. Semua keluhan ‘monggo dirembuk bareng-bareng’. Nggak bisa Mas (Wartawan Majalah FAKTA, Eko Purnomo, maksudnya), kita grusa-grusu. Ikuti sesuai urutannya alias jalurnya,” pungkas Kades Krondonan dengan ramahnya.

Selanjutnya beberapa perangkatnya antara lain Sekdes Sri Hartini SPd, Kasi Pemerintahan Eniawati SPd, serta Kaur Umum Slamet menyebutkan bahwa bangunan phisik 2019 diantaranya untuk pembangunan gedung PKK, pembangunan jalan rabat beton Dusun Tengaring, pembangunan jalan rabat beton menuju Sendang Dusun Jomblang Jati, rabat beton Rt 20 Dusun Bandotan, rabat beton menuju makam dan Dusun Tadahan, rabat beton Rt 16 Dusun Krondonan, rabat beton Rt 15 Dusun Krondonan, perbaikan jalan poros Dusun Jomblang Jati, perbaikan jalan poros Dusun Tengaring, perbaikan jalan poros Dusun Tadahan, jalan rabat beton Rt 12, pelayanan kesehatan masyarakat melalui posyandu serta menunjang kegiatan pendidikan anak.

Adapun Dana Desa (DD) untuk pembangunan fisik 5 gapura, rehab saluran pembuangan air drainase Dusun Tengaring, pembangunan lampu penerangan jalan sekitar Balai Desa 10 titik, posyandu BMT bulan Oktober – Desember 2019. Selain itu juga ada beberapa pendanaan lagi,  yakni untuk  pembangunan aspal jalan poros desa depan SDN filial, rabat beton Rt 8, rabat beton Rt 11 dan rabat beton Rt 20 Dusun Bandotan, rehab jembatan poros Dusun Krondonan, pembangunan TPT depan SDN Krondonan III, pembangunan gapura desa.

Sedangkan untuk penyelenggaraan pemerintahan dari ADD penggunaannya meliputi penghasilan tetap dan tunjangan serta operasional dengan rincian pendapatan ABG tahap pertama Rp 379.312.450, tahap kedua Rp 189.656.225, tahap ketiga Rp 1.007.664.325. Totalnya Rp 1.576.633.000.

Sumber DD pagu tahap pertama Rp 248.560.420, pagu tahap kedua Rp 497.180.843, pagu tahap ketiga Rp 497.120.480. Totalnya Rp 1.242.802.100.

(baju putih) Camat Gondang, Triguno SSTP MM, saat diwawancarai Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo). (Foto : Dokumen Aris, Satpol PP Gondang)
(baju putih) Camat Gondang, Triguno SSTP MM, saat diwawancarai Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo). (Foto : Dokumen Aris, Satpol PP Gondang)

“Oh nggih, niki nama perangkat lainnya, Parno SPd, Handoko, Sumarlin, Jayanto, Imam Syafi’i, Widi Koesno, Sutrisno, Wagirah, Gendut Wibowo. Sedangkan nama BPD-nya Said SPd, Muzani SPd, Budi Santoso, Agus Dwi Wahyono, Adi Kurniawan. Linmasnya Saji dan lain-lain. Nama RT, RW, di antaranya Wajib dan lain-lain. Masyarakat Desa Krondonan yang terdiri dari 21 RT atau 7 RW fokus peningkatan kesejahteraannya melalui bertani bawang merah. Dalam kalkulasi secara ekonomi, bawang merah mampu mendongkrak taraf kesejahteraan, minimal apabila dikatakan kembali modal itu sebetulnya juga masih untung dibanding dengan komoditi lain. Sehingga menanam jagung dan padi sebagai tanaman kedua setelah pilihan tanaman pertama atau utama yakni bawang merah. Sedangkan untuk peternakan memang juga ada tetapi hanya sebatas sampingan atau tabungan dari hasil panen bawang merah setelah dirasa cukup untuk modal menanam kembali, biasanya dibelikan ternak yakni lembu atau kambing. Pengembangan yang lain di Desa Krondonan adalah menanam porang yang merupakan tanaman jangka panjang. Bawang merah menguntungkan ketika saat menyiram tidak ‘menyirat’. Taksiran modal per kwintal bibit kisaran Rp 4 juta sampai Rp 6 juta. Jika 1 hektar modalnya sekitar Rp 35 juta sampai Rp 38 juta,” jelas kades yang juga mahir berpolitik guyup rukun ini.

Camat Gondang, Triguno SSTp MM, memberikan apresiasi kepada Kades Krondonan, Parji, yang baru saja naik kelas III (periode ke-3). “Hasil monitoring, pemerintahan Desa Krondonan bagus bangunan phisiknya, serta tertib secara administrasinya. SDM untuk yang kompeten mumpuni, Sekdes dan Kasi Pem, termasuk Bayan Slamet dan lain-lain. Namun masih kategori berkembang menuju maju. Semoga jika penerapannya sesuai standar maju tentunya ya skor 3 persiapan skor 4. Ini Krondonan dari skor 2 ke skor 3. Sedangkan yang skor 3 ke skor 4 baru persiapan yakni Desa Gondang”.

Beberapa warga mengomentari bahwa walau berhasil sampai lolos periode ke-3, Kades Parji selalu ada lawan. Karena mungkin Desa Krondonan adalah desa ‘IDAMAN’. “Apike Parji itu kalau dia ada walau tutupan tetep ditemui. Dia itu tak pernah mengecewakan orang yang menanyakan keberadaannya. Mulane tetep banyak yang suka dia”. (F.463)