PENERAPAN program Jam Belajar Masyarakat (JBM) di Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta (DIY), makin intensif digalakkan sejak kembali dicanangkan di awal tahun lalu. Tidak hanya sekedar berkoar-koar di berbagai media massa, memajang foto pencanangan program, memasang baner atau spanduk JBM di tempat strategis, namun program penunjang Wajib Belajar Masyarakat yang kembali digagas Kepala Desa Caturtunggal ini betul-betul diterapkan di Caturtunggal dengan merangkul dan melibatkan berbagai pihak.
Menurut Kades Caturtunggal, Agus Santoso SPsi, kepada Fajar Rianto dari FAKTA (16/11), pelaksanaan program JBM di wilayahnya membutuhkan dukungan berbagai pihak utamanya para pamong dan juga masyarakat Caturtunggal sendiri. Dirinya didampingi pamong dan unsur terkait langsung terjun mendatangi rumah warga yang melaksanakan kegiatan belajar, bahkan sesekali menemani proses belajar, memotivasi siswa, memberi bantuan peralatan sekolah dan juga santunan bagi mereka yang membutuhkan.
Setelah melaksanakan kunjungan Jam Belajar Masyarakat untuk kontrol dan mekanisme selanjutnya kemudian diserahkan kepada para Dukuh, KKLKMD, dan pengurus warga masyarakat setempat. Meski begitu tiap kali ada kesempatan dirinya senantiasa mengkoordinasikan dan mengevaluasi perihal JBM Desa Caturtunggal pada para pamong di wilayahnya, termasuk melakukan kunjungan-kunjungan secara mendadak di rumah warga yang sedang melaksanakan kegiatan belajar pada Jam Wajib Belajar bagi masyarakat tersebut. Jadi program JBM di wilayah Desa Caturtunggal tersebut tidak hanya dibiarkan begitu saja usai dicanangkan.
“Sistem kita selama ini dengan menyambangi rumah warga yang lagi belajar pada Jam Wajib Belajar, langsung turun ke masyarakat sesuai data yang dikirim oleh para dukuh. Pelaksanaannya didampingi oleh dukuh setempat, Tim Penggerak PKK kalurahan Caturtunggal, LPMD, Kasi Pelayanan dan juga BPD Desa Caturtunggal,” ungkapnya.
Sebagai sarana pendukung, untuk akhir tahun ini Desa Caturtunggal juga kembali memberikan bantuan perlengkapan sekolah (alat tulis dan tas) dan juga santunan bagi para siswa warga Desa Caturtunggal yang dirasa membutuhkan. Setiap pedukuhan diberikan jatah bagi 4 anak (siswa) yang kurang mampu untuk menerimanya. Bantuan tersebut langsung diberikan di rumah masing-masing siswa (warga). Proses penyerahannya sendiri dilakukan tiap malam per pedukuhan.
Seperti diketahui di Desa Caturtunggal ada 20 pedukuhan, meliputi Pedukuhan Manggung, Karangwuni, Kocoran, Blimbingsari, Sagan, Samirono, Karangmalang, Karanggayam, Mrican, Santren, Papringan, Ambarukmo, Gowok, Nologaten, Tempel, Janti, Ngentak, Tambakbayan, Kledokan dan Seturan.
“Setiap malam kita sambangi 4 rumah warga penerima bantuan dalam satu pedukuhan, jadi selama 20 hari total bantuan selesai diberikan bagi 80 anak (siswa) yang berhak menerima dari 20 pedukuhan yang ada di Caturtunggal pada akhir tahun ini,” pungkas Agus Santosa. (F.883)