Ekbis  

Isu Geopolitik Dunia Akan Iringi Data Ekonomi Asia Pekan Ini

SIKAP kalangan investor akan cenderung waspada sepanjang pekan ini seiring meningkatnya kembali eskalasi geopolitik dunia meskipun minggu ini pasar Asia masih menyisakan laporan ‘earnings’ dari sejumlah perusahaan ternama.

Isu Geopolitik Dunia Akan Iringi Data Ekonomi Asia Pekan Ini
Investor akan cenderung waspada sepanjang pekan ini seiring meningkatnya kembali eskalasi geopolitik dunia

Bahkan sejumlah katalis positif dari pertemuan bank sentral di Jackson Hole – Amerika Serikat pada akhir pekan lalu, kurang memberikan dukungan sentimen ke pasar Asia. Dalam pertemuan itu, Pimpinan Federal Reserve AS – Janet Yellen kembali menegaskan bahwa kondisi sektor tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) saat ini kian mendekati target di tengah perekonomian AS yang terus menunjukkan pemulihan dalam lima tahun terakhir.

Dan dikatakan pula bahwa laju percepatan pemulihan dari sisi tenaga kerja AS bisa ‘mempercepat’ waktu kenaikan suku bunga.

Sedangkan Mario Draghi menyatakan keyakinannya bahwa stimulus yang telah diumumkan sebelumnya serta pelemahan euro, diperkirakan bisa membantu pemulihan perekonomian zona euro, bahkan ECB siap melakukan langkah-langkah tambahan jika hal itu diperlukan.

Bagaimanapun, investor akan lebih cemas dengan faktor geopolitik dunia yang kembali memanas. Pihak NATO menjelaskan di akhir pekan lalu bahwa di sekitar perbatasan Ukraina nampak adanya penumpukan signifikan dari pasukan darat dan udara Rusia tidak lama setelah Ukraina menyatakan hari kemerdekaannya pada hari Minggu (24/8).

Sedangkan pihak Israel kembali melancarkan serangan udara ke Gaza pada hari Minggu setelah meningkatkan kekuatan militernya ke level yang baru dengan meratakan menara apartemen berlantai 13 setelah memperingatkan warga setempat untuk mengungsi.

Sementara di tengah meningkatnya suhu politik dunia, investor tetap terfokus ke data-data ekonomi yang akan rilis sepanjang pekan ini sebagai petunjuk pasar. Dari negeri Sakura, pemerintah Jepang akan merilis data inflasi, tingkat pengangguran, dan household spending bulan Juli yang sedianya akan tayang hari Kamis (28/8).

Masih di hari yang sama, Jepang juga akan merilis data retail sales dan industrial output bulan Juli. Sederet data tersebut diharapkan bisa memberikan indikasi yang lebih jelas bagi investor terhadap kondisi perekonomian Jepang dalam menghadapi kenaikan pajak konsumsi yang telah berlangsung sejak April silam.

Sedangkan Korea Selatan akan merilis data consumer sentiment index, current account, BOK manufacturing, industrial output y/y dan service sector output mulai hari Rabu hingga Jumat. Dan Hong Kong akan merilis data retail sales serta money supply masing-masing pada hari Kamis dan Jumat.

Pasar Hong Kong pun masih akan diramaikan oleh laporan earnings dari perusahaan-perusahaan besar seperti Fosun, PetroChina, Agricultural Bank of China dan China CITIC Bank. (Monexnews)