Semua  

Ironis, Baru Dicanangkan Sebulan Lalu Pipa SPAM Kartamantul Kembali Ada Yang Jebol

Pipa yang jebol di seputaran Jembatan Gunung Polo.
Pipa yang jebol di seputaran Jembatan Gunung Polo.
Lokasi Jembatan Ngentak saat proses perbaikan pipa yang jebol bagian atas.
Lokasi Jembatan Ngentak saat proses perbaikan pipa yang jebol bagian atas.

SEPERTI yang sudah diberitakan media ini sebelumnya, tepat satu bulan pasca dicanangkan pemanfaatannya (fase 1) oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, pipa SPAM Kartamantul ternyata ada yang jebol (pecah).

Lokasi jebolnya pipa SPAM tersebut di Jembatan Ngentak, Argorejo, Sedayu, Bantul (26/10). Butuh waktu tiga hari para teknisi yang dipimpin Imam, Kasi Pengelolaan Air Minum Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum Perkotaan (PISAM) Yogyakarta, untuk mengatasi jebolnya (meledaknya) pipa galvanis yang tidak mampu menahan kuatnya tekanan air tersebut.

Informasi yang dihimpun FAKTA menyebutkan, para teknisi bekerja siang-malam sejak hari Jumat pagi. Prosesnya lumayan panjang, bahkan Sabtu malam sempat diklaim perbaikan sudah selesai sehingga Minggu pagi air dari IPA Bantar kembali dialirkan. Namun baru menggunakan kekuatan satu pompa (normalnya dua pompa supaya air kuat naik sampai reservoir Guwo), sambungan bagian atas dari pipa yang pecah sebelumnya tadi perpacknya malah ganti ikutan pecah dan bocor pun tidak bisa dihindarkan (29/10).

Akibat proses perbaikan yang butuh waktu beberapa hari tersebut menyebabkan air olahan produksi dari IPA Bantar tidak bisa dialirkan ke bak penampungan (reservoir) interkoneksi Guwo, Triwidadi, Pajangan, Bantul, sebelum didistribusikan ke sejumlah pelanggan baik PDAM Bantul (150 liter/detik) maupun PDAM Sleman (50 liter/detik). Sehingga saat cadangan air di reservoir semakin berkurang maka pelanggan PDAM yang posisinya lebih tinggi  otomatis airnya akan mati lebih dulu. Hal tersebut terlihat dari keluhan warga/pelanggan terutama PDAM Bantul, karena sampai 3 hari air PAM di rumahnya mati total akibat kejadian itu (Mentes, Kaliberut, Plawonan Sedayu). Mereka kemudian mengeluhkan dan mencurahkan kekesalannya melalui medsos pada PDAM.

Begitu juga saat Minggu pagi, jangankan yang posisi SR (Saluran Rumah) ada di ketinggian, mereka yang ada di sekitar kampus Mercubuana yang notabene lokasinya rendah air PDAM-nya juga ikutan mati total.

Kepala Balai PISAM Yogyakarta, Kuspramono, kepada FAKTA menjelaskan, untuk penanganan pipa pecah, perpack pecah, bisa diperbaiki bersama-sama oleh tim teknisi yang ada. Namun untuk kerusakan pada pompa maupun genset memang perlu ada ahli yang khusus untuk menanganinya.

Kuspramono juga tidak menampik ketika ditanya siapa yang bertanggung jawab menangani persoalan tersebut.  Menurutnya, dalam PKS (Perjanjian Kerja Sama), rohnya kesepakan bersama itu kalau terjadi hal-hal yang sifatnya kerusakan teknis menjadi tanggung jawab SPAM Regional.

“Perlu diketahui bahwa pembangunan SPAM Regional ini dibangun oleh pusat melalui BBWS Serayu-Opak dan Satker PSPAM serta APBD Provinsi melaui bidang Cipta Karya Dinas PUP-ESDM,” ungkap Kuspramono, yang kembali menambahkan,”Kalau terjadi seperti hari Jumat kemarin yang menyebabkan pipa meledak, ini kan menyangkut kualitas pekerjaan pembangunan dan berdampak pada operasional tetapi begitu ada kerusakan langsung kita perbaiki dan butuh waktu untuk perbaikannya”.

Pipa yang jebol di seputaran Jembatan Gunung Polo.
Pipa yang jebol di seputaran Jembatan Gunung Polo.

Menyikapi maraknya keluhan masyarakat pelanggan PDAM, FAKTA sempat menghubungi Dirut PDAM Bantul, Yudi Indarto, (29/10). Menurut keterangannya pasca pemanfaatan IPA Bantar, posisi PDAM Bantul membeli air olahan (kulakan, red),  dari SPAM Regional dan mendistribusikan kepada para pelanggan. Yudi mengaku tahu keberadaan pipa yang pecah itu, bahkan pihaknya juga ikut mengecek kondisi dan proses perbaikannya di lapangan.

Ketika ditanya mengapa di beberapa lokasi sudah ada air yang mengalir meski pelan ke SR (Saluran Rumah), Yudi hanya singkat menjawab bahwa itu dari instalasi pengolahan air milik PDAM Bantul sendiri.

Hasil penelusuran FAKTA, perbaikan tersebut baru selesai pada hari Senin (30/10), sekira pukul  03.00 WIB. Namun ketika Senin pagi saat air dari IPA Bantar dialirkan untuk mengisi reservoir Guwo, ternyata ada perpack yang jebol lagi di seputaran jembatan gunung Polo yang terletak di sebelah barat Jembatan Ngentak .

Kuspramono tidak membantah keberadaan perpack yang ikutan jebol di lokasi lain ini. Menurut keterangannya, saat itu para teknisi sedang melakukan persiapan perbaikan sembari menunggu air yang keluar dari pipa berhenti lebih dahulu mengingat tekanannya yang besar.

Saat berita ini ditulis, proses perbaikan sedang berlangsung dan ternyata kedua titik yang jebol tersebut masih satu rangkaian, merupakan garapan PT Adikarya (fase 1) yang didanai APBN dan proses pengerjaannya saat itu menjadi ranah tanggung jawab Satker PSPAM (Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum) Yogyakarta. (Fajar Rianto)