MENTERI luar negeri Irak, Ibrahim Al-Jaafari, menyayangkan ketiadaan Iran dalam konferensi internasional yang digelar untuk menangani ancaman kelompok milisi Daulah Islamiyah atau ISIS.
“Kami yakin bahwa semua negara di dunia khawatir dengan bahaya terorisme,” ujarnya seraya menambahkan keputusan untuk tidak menyertakan Iran disayangkan Al-Jaafari kemudian menyatakan dia tidak mengharapkan pasukan asing terlibat dalam pertempuran di Irak atau Suriah.
Sedikitnya 30 negara berpartisipasi dalam konferensi internasional di Paris, Prancis, pada Senin (15/09), mengenai cara-cara penanganan ISIS. Sejumlah figur, seperti Presiden Irak, Fuad Masum, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, terlihat hadir pada konferensi tersebut. Namun, delegasi Iran dan Suriah tidak tampak.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, mengatakan AS tidak meminta Iran untuk bekerja sama memerangi ISIS. AS, tambah Kerry, juga tidak akan meminta bantuan Suriah.
Meski demikian, pernyataan itu dimentahkan secara tidak langsung oleh Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Pada Senin (15/09), Khamenei mengaku AS meminta Iran bekerja sama melalui Duta Besar AS untuk Irak. “Saya mengatakan tidak karena tangan mereka kotor,” kata Khamenei.
AS, sambungnya, sedang mencari pembenaran di Irak dan Suriah seperti yang dilakukan di Pakistan, yaitu mengebom di mana-mana tanpa otorisasi.
Sokongan
Sementara itu, AS menyatakan telah melancarkan serangan udara di bagian barat daya Baghdad pada Senin (15/09) untuk menyokong pasukan Irak yang sedang diserang milisi ISIS.
Sejumlah pejabat AS mengatakan serangan itu mencerminkan keputusan yang diambil Presiden Barack Obama untuk menyerang posisi milisi ISIS di mana pun mereka berada.
Serangan udara AS ke Irak sebelumnya dilancarkan untuk melindungi kepentingan AS, membantu pengungsi Irak dan mengamankan infrastruktur.
Jet tempur AS bombardir ISIS di Irak
AS melakukan serangan udara di Irak untuk membantu pasukan yang diserang oleh militan Daulah Islamiyah atau ISIS, kata militer AS.
Serangan itu dilancarkan pada hari Minggu (14/09) dan Senin (16/09) dekat Gunung Sinjar dan di barat Baghdad.
Operasi militer ini adalah yang pertama dilakukan sejak Presiden AS, Barack Obama, menyampaikan rencana ekspansi serangan pekan lalu.
Pernyataan militer AS mengatakan bahwa serangan udara di barat Baghdad adalah bagian dari “upaya yang diperluas untuk menyerang target-target DI, yang bertujuan lebih dari sekedar untuk melindungi rakyat kami dan misi kemanusiaan.”
AS mengatakan bahwa serangan itu untuk mendukung pasukan di sana dan menambahkan enam kendaraan DI dihancurkan dekat Sinjar.
Semua pesawat AS dilaporkan telah meninggalkan lokasi serangan dengan aman.
AS telah melakukan lebih dari 162 serangan udara di seluruh Irak sejak Agustus.
Para pejabat militer mengatakan serangan yang paling baru ini merefleksikan keputusan Presiden Obama untuk menyerang posisi DI di mana pun mereka berada.
(BBC)