FAKTA – Kota Batu – Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 resmi dibuka dengan suasana yang meriah dan penuh makna di Taman Rekreasi Selecta, Kota Batu, pada Kamis (6/11) malam. Acara ini menjadi deklarasi nasional dari kearifan lokal Kota Batu menuju pengakuan UNESCO sebagai Kota Gastronomi Dunia.
Mengusung tema besar “Nusantaraya, Senyawa Malang Raya,” festival ini secara totalitas menyatukan 258 jejaring kreatif terverifikasi dari seluruh penjuru Indonesia. Kehadiran ratusan delegasi ini menjadi penanda bahwa kreativitas nasional tidak lagi terpusat di kota besar, melainkan berakar kuat dan hidup dari kearifan lokal di daerah. Momen pembukaan diawali dengan pembacaan puisi ‘Nusantaraya’ oleh Herman Aga dari Komite Ekraf Kota Batu, yang syarat akan pesan luhur tentang persatuan budaya dan gagasan.
Pembukaan ICCF 2025 kian berbobot dengan hadirnya Wali Kota Batu Nurochman, Wakil Wali Kota Heli Suyanto, Forkopimda, serta tokoh daerah lain seperti Wakil Bupati Garut drg. L. Putri Karlina. Dukungan penuh juga mengalir dari pemerintah pusat. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) RI, Ni Luh Enik Ermawati, yang menyampaikan sambutan secara virtual, memberikan apresiasi tinggi terhadap pemilihan Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang) sebagai tuan rumah.
Wamenparekraf Ni Luh Enik Ermawati meyakini bahwa, “Perpaduan antara kreativitas, kearifan lokal, dan partisipasi masyarakat adalah fondasi penting dalam membangun destinasi yang berkualitas dan berdaya saing.”
Kementerian Pariwisata berkomitmen penuh untuk terus mendukung penguatan kota dan desa kreatif. Diharapkan ICCF 2025 dapat melahirkan banyak model pengembangan kota kreatif yang inovatif serta jaringan baru yang memperkuat ekosistem pariwisata berkelanjutan dan inklusif di seluruh Nusantara.
Dalam sambutannya yang bersemangat, Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN), Fiki C. Satari, menegaskan bahwa ICCF tahun ini adalah bukti nyata kolaborasi antar-kota dan komunitas.
“Forum tertinggi ICCN, kongres, akan diselenggarakan di Kota Batu. Ini adalah sejarah ICCN, penyelenggaraan festival yang diselenggarakan secara kolektif oleh orang Nusantaraya,” ujar Fiki Satari, yang juga memberikan penghargaan atas penerimaan luar biasa dari ‘Kota Agro Kreatif’ ini.
Fiki Satari secara terbuka menyampaikan optimisme bahwa Kota Batu akan segera menyusul Kota Malang dan Ponorogo dalam jajaran Kota Kreatif UNESCO. Optimisme ini didasari pada fokus acara ICCF 2025 di Batu, yang akan diisi dengan 45 agenda yang berfokus pada potensi konkret, seperti pengembangan Koperasi Apel ekspor dan mendorong Tempe menjadi warisan digital. Tekad Batu untuk mendorong sektor gastronomi memang kuat, dengan catatan 331 dari 2.897 UMKM telah berhasil naik kelas melalui pengelolaan hasil bumi menjadi produk kuliner.
Wali Kota Batu, Nurochman, dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa secara resmi Selecta sebagai salah satu dari 12 Living Museum di Indonesia.
“Selecta adalah satu-satunya perusahaan (wisata) di Indonesia yang dimiliki oleh masyarakat dan eksis sampai sekarang. Tetap kreatif, tetap adaptif,” tegas Wali Kota Nurochman.
Direktur Utama PT Selecta, Sujud Hariadi, memaparkan kisah inspiratif di balik taman rekreasi yang berdiri sejak 1930 ini, di mana Selecta dimiliki oleh lebih dari 1.110 orang secara kolektif ayng dibagi dengan jumlah 5000 saham. Ia juga dengan bangga menyebut Selecta sebagai taman rekreasi, hotel, dan restoran pertama di Indonesia yang berpredikat zero waste (nol sampah). Selecta, dengan sejarah kepemilikan rakyatnya, dipandang sebagai simbol kreativitas yang kuat dan selaras dengan tema “Nusantaraya” yang menyuarakan persenyawaan gagasan antara Kota Batu (Agro Kreatif/Gastronomi), Kota Malang (Media Arts), dan Kabupaten Malang.
Pembukaan ICCF 2025 di lereng Gunung Panderman ini diharapkan menjadi penanda semangat baru, mengirimkan pesan bahwa kreativitas dan kolaborasi adalah kekuatan nyata yang akan terus menyatukan dan memajukan Nusantara. (Fur)






