Daerah  

HWN 2025, “Wayang Jinejer Aning Jagad”: Gemuruh Generasi Muda Kota Batu Menjaga Warisan Budaya Jati Diri Bangsa

FAKTA – Halaman Utama Pasar Induk Among Tani Kota Batu semalam (29/11/2025) menjadi saksi bisu kemeriahan purna perayaan Hari Wayang Nasional (HWN) Tahun 2025. Mengangkat tema agung “Wayang Jinejer Aning Jagad” (Wayang Tergelar di Jagat Raya), acara yang diinisiasi oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) dan Dinas Pariwisata Kota Batu ini sukses menjadi panggung afirmasi bahwa seni tradisi wayang masih kokoh berakar dan bertunas di tengah gempuran modernisasi.

Kemeriahan peringatan HWN 2025 di Kota Batu sejatinya telah digulirkan sejak awal bulan. Pada 9 November, semangat melestarikan wayang disambut antusias oleh generasi pelajar melalui Lomba Menggambar Wayang Tingkat SD yang bekerja sama dengan Sanggar Seni Kridha Manggala Laras. Puncaknya, pada 29 November, perhatian publik tertuju pada dua mata acara utama: Lomba Nembang Dolanan Tingkat SD se-Kota Batu dan Pagelaran Wayang Kulit Dua Dalang Muda.

Ajang Lomba Nembang Dolanan menjadi bukti nyata upaya serius Kota Batu dalam menanamkan kecintaan terhadap seni tradisi Jawa sejak usia dini. Ketua Pepadi Kota Batu, Ki Eko Saputro, menyampaikan bahwa antusiasme yang luar biasa dari pelajar. Meskipun target peserta awalnya lebih banyak, keterbatasan waktu hanya mampu mengakomodasi sekitar 80 peserta dari belasan sekolah se-Kota Batu.

“Minat generasi muda pelajar terhadap kesenian ini sangat antusias. Kami selalu mengadakan lomba setiap tahun, yakni lomba dalang, kerawitan, nembang dan itu selalu ditanggapi positif oleh sekolah. Event bergengsi seperti ini sangat ditunggu dan menumbuhkan semangat besar bagi adik-adik,” ujar Ki Eko Saputro.

Lomba ini berhasil dimenangkan oleh SDN Sisir 4 (Juara 1), diikuti oleh SDN Punten 1 (Juara 2), dan SDN Giripurno 2 (Juara 3).

Malam puncak HWN 2025 ditutup dengan Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon heroik “Adu Jago Mandura”. Pertunjukan istimewa ini menampilkan dua sosok representatif penerus tradisi, yakni Ki Lutfi Zibahnul Azis dari Kota Batu dan Ki Angga Adi Suprayogi dari Jember. Kedua dalang muda ini memiliki benang merah yang sama, yaitu sama-sama merupakan murid dari dalang legendaris Ki Purbo Asmoro dari Surakarta.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Forkopimda Kota Batu, dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto, yang mewakili Wali Kota Batu.

“Peringatan Hari Wayang Nasional ini bukan hanya agenda tahunan, tetapi merupakan momentum penting untuk mengingatkan kita bahwa wayang adalah salah satu karya budaya bangsa yang telah diakui oleh dunia dan sebagai warisan budaya,” tegas Onny Ardianto dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pepadi Kota Batu atas inisiatif dan kreativitas acara yang mampu menumbuhkan kecintaan seni tradisi Jawa bagi generasi muda Indonesia Emas.

“Melalui kegiatan ini, kita ingin memastikan bahwa seni tradisi tidak hanya menjadi kenangan masa lalu, tetapi tetap hidup, berkembang, dan dicintai oleh generasi muda,” pungkasnya seraya mengajak semua pihak untuk terus menjaga dan mewariskan seni tradisi.

Pujian turut datang dari tokoh pedalangan Jawa Timur. Ketua Pepadi Provinsi Jawa Timur, Ki Sinarto, secara terang-terangan mengakui bahwa Kota Batu adalah salah satu kota yang sangat produktif dalam kegiatan wayang di Jawa Timur.

Ki Sinarto secara khusus menyoroti keunikan dalang dari Kota Batu. “Kemarin, Alhamdulillah, Kota Batu mewarnai Festival Dalang Muda Se-Jatim 2025. Gayanya gaya Malangan. Kedepan gaya Malangan harusnya ditampilkan, karena gaya Malangan itu sudah sedikit mulai berkurang senimannya,” ungkapnya.

Beliau juga berpesan kepada Kepala Dinas Pariwisata untuk mengoptimalkan potensi seniman lokal. “Suaranya bagus, dan gayanya beda. Saya titip, semoga potensi Batu dioptimalkan. Dalang dari Kota Batu sendiri sudah sangat patut jadi petarung. Tidak perlu menanggap dalang jauh-jauh, cukup dalang dari Kota Batu sendiri sudah sangat patut.”

Ki Eko Saputro, Ketua Pepadi Kota Batu berharap agar Pemerintah Kota Batu terus bersinergi, dan mensupport kegiatan uri-uri budaya ini. “Manakala kesempatan atau ruang ini dibatasi, itu akan tidak bisa membangkitkan antusias masyarakat lagi, sehingga niat dan bakatnya tidak bisa diwadahi dengan baik,” pesannya.

Dengan keberhasilan HWN 2025, Kota Batu sekali lagi membuktikan komitmennya sebagai destinasi yang tidak hanya unggul di sektor pariwisata alam, namun juga sebagai pusat pelestarian kesenian dan kebudayaan daerah yang dinamis. (Fur)